Ngotot Lepas 'Dari Jawa'
Pengprov PBSI Bali ngotot keluar Zona Jawa pada Pra PON.
PBSI Bali Tuntut Adanya Keseimbangan
DENPASAR, NusaBali
Usulan agar Bali lepas ‘dari Jawa’ itu akan ‘dipaksakan’ kepada PB PBSI. Sebab selama ini pebulutangkis Jawa selalu jadi batu sandungan Bali. Agar seimbang, justeru atlet Jawa harus satu zona. Dengan demikian, mereka yang lolos PON Papua XX/2020 nantinya memiliki jumlah wakil setidaknya sama dengan daerah lainnya.
"Saya berharap pengaturan zona seimbang, agar daerah kuat dan tangguh tak menguasai jumlah pebulutangkis di Pra-PON Bulutangkis. Kami mengusulkan ke PBSI untuk lebih realistis," ucap Sekum PBSI Bali, Made Darmiyasa di Denpasar, Rabu (9/1).
Menurut Darmiyasa, sangat realistis jika provinsi lain yang kekuatannya tidak tangguh terus satu zona dengan daerah di luar Jawa. Jika digabung Jawa dengan provinsi lainnya, maka pastinya daerah di Jawa akan lebih mudah dan lebih menguasai jumlah pemainnya di Pra-PON maupun di PON XX/2020 di Papua.
"Makanya Bali ngotot menolak satu zona dan bersaing dengan pebulutangkis asal Jawa," tegas Darmiyasa.
Sebab, kata Darmiyasa, pihaknya tidak ingin kesempatan daerah lain untuk meloloskan atletnya ke PON justru diganjal terus pemain asal Jawa pada ajang Pra PON. Jadi, kalau Jawa masuk satu zona saat Pra PON dinilai lebih seimbang dan wakil dari Pulau Jawa di PON juga memang benar-benar wakil yang diandalkan.
Menurut Darmiyasa, harapannya tentu tanpa mengurangi jumlah pebulutangkisnya daerah lain, termasuk Bali, yang memiliki peluang lolos ke PON melalui berlaga di Pra-PON dengan jumlah yang hampir sama.
Jika daerah di Jawa menyebar lanjutnya, maka provinsi tersebut bakal dengan mudah lolos ke PON dengan jumlah banyak. Sebab mereka akan lolos di Pra-PON dengan zona berbeda karena lawan tak seimbang.
"Kami berharap apa yang menjadi usulan Bali khususnya, untuk bisa pindah zona dengan tidak satu zona bersama daerah di Pulau Jawa bisa terwujud," harap Darmiyasa.
Hanya saja PBSI Bali akan menyerahkan sepenuhnya kepada PB. PBSI. Apakah memutuskan sesuai harapan Bali atau tidak. Yang jelas PBSI Bali akan tetap all out sebelum ada keputusan resmi PB. PBSI. "Mudah-mudahan usulan Bali dipertimbangkan," harap Darmiyasa.
Selama ini, tim bulu tangkis Bali jika melakoni Pra PON berada di Zona IV (Banten, DIY, Bali, NTB, NTT, dan Kalbar). Namun Bali mengusulkan agar di Wilayah Timur bersama NTB, NTT, Papua, dan Maluku. Usulan itu sudah diajukan secara tertulis oleh Pengprov PBSI Bali, dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas), di sela-sela pelaksanaan kejurnas di GOR Sunter, Jakarta Utara, 18-26 Desember 2018.
Usulan PBSI Bali lainnya, Banten dan DIY Pra POn masuk daerah Jawa bersama DKI, Jateng, Jabar dan Jatim. Sedangkan Kalimantan dan Sulawesi menggelar Pra PON, termasuk Sumatera bisa dibagi dalam dua wilayah, mengingat jumlah provinsinya cukup banyak. *dek
DENPASAR, NusaBali
Usulan agar Bali lepas ‘dari Jawa’ itu akan ‘dipaksakan’ kepada PB PBSI. Sebab selama ini pebulutangkis Jawa selalu jadi batu sandungan Bali. Agar seimbang, justeru atlet Jawa harus satu zona. Dengan demikian, mereka yang lolos PON Papua XX/2020 nantinya memiliki jumlah wakil setidaknya sama dengan daerah lainnya.
"Saya berharap pengaturan zona seimbang, agar daerah kuat dan tangguh tak menguasai jumlah pebulutangkis di Pra-PON Bulutangkis. Kami mengusulkan ke PBSI untuk lebih realistis," ucap Sekum PBSI Bali, Made Darmiyasa di Denpasar, Rabu (9/1).
Menurut Darmiyasa, sangat realistis jika provinsi lain yang kekuatannya tidak tangguh terus satu zona dengan daerah di luar Jawa. Jika digabung Jawa dengan provinsi lainnya, maka pastinya daerah di Jawa akan lebih mudah dan lebih menguasai jumlah pemainnya di Pra-PON maupun di PON XX/2020 di Papua.
"Makanya Bali ngotot menolak satu zona dan bersaing dengan pebulutangkis asal Jawa," tegas Darmiyasa.
Sebab, kata Darmiyasa, pihaknya tidak ingin kesempatan daerah lain untuk meloloskan atletnya ke PON justru diganjal terus pemain asal Jawa pada ajang Pra PON. Jadi, kalau Jawa masuk satu zona saat Pra PON dinilai lebih seimbang dan wakil dari Pulau Jawa di PON juga memang benar-benar wakil yang diandalkan.
Menurut Darmiyasa, harapannya tentu tanpa mengurangi jumlah pebulutangkisnya daerah lain, termasuk Bali, yang memiliki peluang lolos ke PON melalui berlaga di Pra-PON dengan jumlah yang hampir sama.
Jika daerah di Jawa menyebar lanjutnya, maka provinsi tersebut bakal dengan mudah lolos ke PON dengan jumlah banyak. Sebab mereka akan lolos di Pra-PON dengan zona berbeda karena lawan tak seimbang.
"Kami berharap apa yang menjadi usulan Bali khususnya, untuk bisa pindah zona dengan tidak satu zona bersama daerah di Pulau Jawa bisa terwujud," harap Darmiyasa.
Hanya saja PBSI Bali akan menyerahkan sepenuhnya kepada PB. PBSI. Apakah memutuskan sesuai harapan Bali atau tidak. Yang jelas PBSI Bali akan tetap all out sebelum ada keputusan resmi PB. PBSI. "Mudah-mudahan usulan Bali dipertimbangkan," harap Darmiyasa.
Selama ini, tim bulu tangkis Bali jika melakoni Pra PON berada di Zona IV (Banten, DIY, Bali, NTB, NTT, dan Kalbar). Namun Bali mengusulkan agar di Wilayah Timur bersama NTB, NTT, Papua, dan Maluku. Usulan itu sudah diajukan secara tertulis oleh Pengprov PBSI Bali, dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas), di sela-sela pelaksanaan kejurnas di GOR Sunter, Jakarta Utara, 18-26 Desember 2018.
Usulan PBSI Bali lainnya, Banten dan DIY Pra POn masuk daerah Jawa bersama DKI, Jateng, Jabar dan Jatim. Sedangkan Kalimantan dan Sulawesi menggelar Pra PON, termasuk Sumatera bisa dibagi dalam dua wilayah, mengingat jumlah provinsinya cukup banyak. *dek
1
Komentar