nusabali

Bandara Buleleng Tetap di Kubutambahan

  • www.nusabali.com-bandara-buleleng-tetap-di-kubutambahan

Rencana pembangunan shortcut Denpasar - Singaraja pasti akan terealisasi.

Simakrama Gubernur Bali Mangku Pastika di Buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Kedatangan Gubernur Bali Made Mangku Pastika ke Buleleng, Sabtu (30/4), untuk masimakrama (bertatap muka dengan masyarakat, Red), disambut baik oleh masyarakat Buleleng. Simakrama digelar di Gedung Kesenian Gde Manik, Singaraja, dipadati masyarakat.

Masyarakat antusias menyampaikan pertanyaan, saran, masukan, bahkan kritik, sesuai permasalahan. Ada 33 warga yang ingin bicara kepada Gubernur. Namun hanya 10 orang mendapat kesempatan karena waktu simakrama dimulai pukul 09.00 - 12.00 Wita, habis.

Warga banyak menanyakan tentang ketimpangan pembangunan Bali utara dan Bali selatan. Mereka mengaku belum memahami alur pembangunan di Bali, sehingga merasa bingung dan beranggapan pembangunan tidak merata di Bali.

Sorotan terbanyak, pembangunan bandara yang mulai dicetuskan beberapa tahun lalu. Warga juga menanyakan wacana jalur pendek atau shortcut, Denpasar –Singaraja, karena dapat menjadi alternatif perkembangan Buleleng agar lebih maju.

Menjawab hal tersebut, Gubernur Bali Mangku Pastika mengatakan, pembangunan bandara dan shortcut yang telah direncanakan beberapa tahun lalu, tidak segampang membalikkan telapak tangan. Menurutnya, semua memerlukan waktu dan proses. Namun pihaknya memastikan, rencana pembangunan shortcut Denpasar - Singaraja sudah pasti akan terealisasi. “Kepala Bapeda kemarin baru pulang dari rapat di Kementerian PU, soal shortcut sudah di-ya-kan, dan sekarang dalam tahap penyusunan DED (Detail Enginering Design, Red),” ujar Gubernur Pastika, Sabtu (30/4).

Menurutnya, pembangunan shortcut didanai Pusat akan dilakukan bertahap. Untuk pelaksanaan awal akan dikerjakan empat titik dari total 10 titik sepanjang 64 km. Setelah DED disetujui, maka masih perlu waktu, untuk study pembebasan lahan, proses pembebasan lahan yang akan diakhiri dengan pembangunan.

Terkait rencana pembangunan bandara di Buleleng yang selama ini masih mengambang, pihaknya menjelaskan beberapa investor yang sempat merapat untuk bekerjasama mewujudkannya menghilang dan tidak kembali lagi. Namun saat ini pihaknya optimis, karena sudah ada satu investor yang merapat lagi dari Kanada, dalam pembangunan Bandara di Buleleng. “Lokasinya tetap di Kubutambahan, namun semuanya perlu proses, tidak bisa terwujud besok atau lusa,” kata Mangku Pastika.  

Dia menegaskan, grand design bandara di Buleleng tersebut akan dipelajari oleh ahli lingkungan dan kelautan. Karena rencananya bandara Buleleng akan dibangun menempel dengan daratan.

Pihaknya juga memperhitungkan lahan sawah produktif kelas satu sayang jika dihilangkan gara-gara pembangunan bandara. Dia juga menyakinkan, pembangunan bandara nantinya tidak akan mengganggu kelestarian alam dan keberadaan sejumlah pura di sekitarnya.

Sesuai rencana pembangunan bandara sebagian akan dilakukan di tengah laut. Selain itu, di laut akan dibuat power plan yang memanfaatkan arus air laut. “Listrik akan diambil dari sana, sehingga tidak mengganggu pasokan listrik di darat. Begitu juga air bersih akan diambil dari laut,” ungkap dia.

Namun, jelas Mangku Pastika, perencanaan pembangunan bandara tesebut kembali kepada Pusat. Pemprov Bali dan Pemkab Buleleng masih harus berjuang untuk mendapatkan izin Kementerian Perhubungan, terutama amdal dan izin operasi. Terakhir, rekomendasi untuk mendapatkan izin pemanfaatan. “Ceritanya masih panjang, intinya biarkan dulu investor masuk. Masyarakat Buleleng jangan usik mereka dulu agar bisa lancar,” tegas dia.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang mendampingi Gubernur Bali dalam acara simakrama tersebut, menyampikan bahwa selama ini Buleleng tengah menggiatkan pembangunan di berbgaai sektor untuk mengejar ketetinggalan pembangunan dari daerah lain di provinsi Bali. “Dari upaya tersebut, nampaknya sudah menunjukkan hasil positif, diantraanya mampu menurunkan angka kemiskinan di Buleleng yang tertinggi di Bali, sebanyak 32 persen,” kata Bupati Agus Suradnyana. Kata dia, program pengentasan kemiskinan tersebut tentunya mendapat banyak dukungan dana dari Pemprov Bali. k23

Komentar