nusabali

Jalur Singaraja-Gilimanuk Sempat Tutup Beberapa Jam

  • www.nusabali.com-jalur-singaraja-gilimanuk-sempat-tutup-beberapa-jam

Rumahnya diterjang banjir bandang, satu keluarga di Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Buleleng berhasil selamat dari maut dengan naik ke bangunan lumbung

Setelah Hampir 3 Tahun, Desa Musi Kembali Diterjang Banjir Bandang

SINGARAJA, NusaBali
Bencana banjir bandang kembali menerjang wilayah Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Minggu (23/12) dinihari. Meski tidak separah bencana 3 tahun silam, namun banjir bandang kali ini sempat membuat Jalur Singaraja-Gilimanuk ditutup beberapa jam.

Gara-gara banjir bandang dinihari kemarin, arus lalulintas lumpuh karena ruas jalan sepanjang kurang lebih 300 meter tepat di atas Jembatan Tukad Musi tertutup lumpur setinggi 30 centimeter dan puluhan batang kayu yang hanyut. Selain membuat arus alulintas lumpuh, banjir bandang kali ini juga menyebabkan beberapa rumah warga kemasukan air bercampur lumpur.

Desa Musi sebelumnya pernah diterjang banjir bandang hampir 3 tahun silam, tepatnya Januari 2016. Bencana banjir bandang kala itu memaksa puluhan warga mengungsi ke tempat aman, karena rumah mereka rusak. Beresalng 3 tahun kemudian, Desa Musi kembali diterjang banjir bandang, Minggu dinihari sekitar pukul 00.05 Wita.

Informasi di lapangan, sebelum banjir bandang, hujan deras mengguyur Desa Musi dan sekitarnya selama 4 jam, sejak Sabtu (22/12) petang pukul 18.00 wita hingga malam pukul 22.00 Wita. Setelah hujan deras reda, Tukad Musi meluap hingga terjadi banjir badang dinihari pukul 00.05 Wita.

Banjir bandang ini membuat ruas jalan Singaraja-Gilimanuk tertutup lumpur. Masalahnya, Jembatan Tukad Musi sepanjang 7 meter tursumbat potongan kayu. Sedangkan gorong-gorong jembatan diduga menjadi pemicu, karena dianggap terlalu sempit hanya berukuran sekitar 5 meter, dengan tinggi jembatan hanya 1,5 meter. Ruas jalan tidak bisa lewati kendaraan, karena tertutup lumpur setebal 30 sentimeter sepangjang 300 meter.

Walhasil, jalur Singaraja-Gilimanuk sempat ditutup beberapa jam, karena petugas harus membersihkan lumpur. Arus kendaraan baru kembali normal, Minggu pagi sekitar pukul 07.30 Wita. “Kami bersama warga sudah mulai membersihkan ruas jalan sejak dinihari, dengan mengerahkan satu unit alat berat. Syukurlah, puluk 07.00 Wita arus lalulintas normal kembali,” ungkap Kepala Pelaksana Badan Pena-nggungalan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Ida Bagus Suadnyana, saat ditemui NusaBali di Jembatan Tukad Musi, Minggu kemarin.

Setelah berhasil membersihkan timbunan lumpur di ruas jalan, petugas BPBD kemudian fokus pembersihan potongan kayu yang menyumbat gorong-gorong Jembatan Tukad Musi. Pantauan NusaBali, beberapa petugas BPBD terlihat memotong tumpukan kayu dengan gergaji mesin. “Kami tuntaskan sore ini (kemarin), seluruh kayu yang menutup jembatan bisa diangkat, agar air bisa lancar,” tandas IB Suadnyana.

Sementara itu, beberapa rumah penduduk di Desa Musi yang posisinya dekat dengan Jembatan Tukad Musi, ikut diterjang banjir bandang. Rumah-rumah ini kemasukan air bercampur lumpur. Salah satunya, rumah milik keluarga Made Agus, 50.

Menurut Made Agus, saat banjir menerjang, dia dan keluarganya sedang tidur. Namun, dia langsung terbangun setelah mendengar teriakan ‘banjir..., banjir..., banjir’ dari para tetangga. Saat bangun, tembok penyengker di bagian depan rumahnya sudah roboh sepanjang kurang 40 meter. ”Tiba-tiba air bercampur lumpur setinggi lutut sudah masuk ke dalam rumah. Banyak potongan kayu. Saya langsung suruh anak-anak dan ibu keluar,” kenang Made Agus.

Selanjutnya, Made Agus bersama keluarganya langsung menyelamatkan diri dengan naik ke atas bangunan lumbung. Beruntung, semua anggota keluarganya berhasil dia selamatkan. Sedangkan sejumlah perabotan rumah tanggga seperti TV, kasur, dan sofa terendam air. “Kalau hewan ternak seperti ayam, mungkin hanyut terbawa banjir, karena memang sudah tidak ada pelindung,” keluh Made Agus. *k19

Komentar