nusabali

Warga 15 Banjar di Desa Seraya Tengah Turun ke Jalan Malam Hari

  • www.nusabali.com-warga-15-banjar-di-desa-seraya-tengah-turun-ke-jalan-malam-hari

Warga Seraya Tengah gagal mengamankan dua pria tak dikenal yang gerak-geriknya mencurigakan, karena mereka kabur ke arah timur naik motor berboncengan, Senin malam

Gara-gara Dua Pria Tak Dikenal yang Dicurigai Penculik Anak Masuk ke Rumah Mantan Perbekel

AMLAPURA, NusaBali
Kegaduhan sempat terjadi di Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem, Senin (29/10) malam, ketika warga dari 15 banjar ramai-ramai turun ke jalan. Pemicunya, seorang warga melihat ada dua pria tak dikenal dengan gerak-gerik mencurigaikan. Kedua orang asing yang dicurigai sebagai penculik anak tersebut menyelinap masuk ke rumah mantan Perbekel Seraya (sebelum pemekaran desa), I Ketut Jineng.

Begitu terlihat ada dua orang tak dikenal masuk ke rumah Ketut Jineng, warga spontan turun ke jalan, Senin malam sekitar pukul 22.00 Wita. Warga turun ke jalan dengan dikoordinasikan langsung oleh Bendesa Pakraman Seraya, I Made Salin, dan Koordinator Pecalang Desa Pakraman Seraya, I Nyoman Suda. Ketika warga turun ke jalan sambil berjaga-jaga, dua orang tak dikenal itu sudah keburu kabur.

Kegaduhan berawal ketika Ni Luh Sri Astini melihat ada dua pria tak dikenal menyelinap masuk ke rumah mantan Perbekel Ketut Jineng, yang berlokasi di Banjar Gambang, Desa Seraya Tengah. Saksi Luh Sri Astini adalah istri dari I Gede Lojo. Sedangkan I Gede Lojo sendiri merupakan anak dari Ketut Jineng.

Menurut Luh Sri Astini, dua lelaki tak dikenal yang naik motor berboncengan itu muncul dan menyelinap masuk ke rumahnya, Senin malam sekitar pukul 21.00 Wita. Keduanya masuk seraya menanyakan anak, entah anak siapa? Setelah didekati dan ditanya oleh Luh Sri Astini, kedua lelaki tak dikenal itu tidak menyahut. Kemudian, kedua orang tak dikenal itu langsung kabur ke arah timur dengan naik sepeda motor berboncengan.

Malam itu, di rumah mantan Perbekel Seraya tersebut kebetulan banyak krama matetu-lung (bantu-bantu) untuk persiapan upacara pernikahan salah satu putra dari Ketut Jineng. Karena itu, banyak juga yang menyaksikan kedatangan dua lelaki tak dikenal tersebut. Karena belakangan marak muncul isu tentang penculikan anak, kedatangan dua lelaki tak dikenal itu pun kontan menuai kecurigaan, sehingga saksi Luh Sri Astini bertusaha menanyai mereka.

Kecurigaan warga kian kuat, setelah dua lelaki tak dikenal tersebut justru tidak menyahut ketika ditanya dan justru langsung tancap gas kabur ke arah timur. Kasus ini kemudian dilaporkan warga ke Bendesa Pakraman Seraya, Seraya I Made Salin. Begitu mendapat laporan, Bendesa Made Salin kemudian mengumumkan melalui pengeras suara kepada warga agar mereka tenang dan tetap waspada.

Selanjutnya, Bendesa Made Salin berkoordinasi dengan Perbekel Seraya Tengah, I Nyoman Suardana, dan Pecalang Desa Pakraman Seraya. Tak lama berselang, 15 kelian banjar menghubungi Perbekel Nyoman Suardana untuk minta kejelasan kasus yang terjadi.

Dari situlah kemudian warga dari 15 banjar se-Desa Seraya Tengah ramai-ramai turun ke jalan untuk berjaga-jaga. Belasan banjar tersebut, masing-masing Banjar Belubuh, Banjar Benesari, Banjar Celagi, Banjar Delod Sema, Banjar Gambang, Banjar Ijogading, Banjar Kaler, Banjar Kayu Wit, Banjar Kecagbalung, Banjar Pauman, Banjar Pejongan, Banjar Peninggaran, Banjar Taman, Banjar Tenggang, dan Banjar Yehkali.

Sebagian dari mereka turun ke jalan dengan membawa senjata. Saat itu pula, Perbekel Nyoman Suardana menyampaikan situasi di desanya ke Polres Karangasem dan Polsek Karangasem. Walhasil, sejumlah petugas kepolisian langsung turun ke jalan berbaur dengan warga Desa Seraya Tengah. Warga setempat berjaga-jaga di jalan hingga pukul 23.30 Wita. "Warga memang resah gara-gara kedatangan dua lelaki tak dikenal memasuki rumah mantan Perbekel," jelas Perbekel Nyoman Suardana, Selasa (30/10).

Belakangan, masyarakat termasuk warga Karangasem memang agak sensitif terkait isu penculikan anak. Kasus terakhir terjadi di Banjar Darmawinangun, Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, Karangasem, Minggu (28/10) pagi, ketika aksi percobaan penculikan anak berhasil digagalkan orangtua korban.

Korban percobaan penculikan di Desa Tianyar Timur, Minggu pagi sekitar pukul 10.00 Wita adalah Ni Luh Putu Sayang Ekayanti, 6,5, siswi Kelas I SD Sukadana, Kecamatan Kubu. Sedangkan pelakunya adalah Kursiya, 42, pria asal Dusun Rawan Barat, Desa Lebaran, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang tak jelas tempat tinggal dan pekerjaannya.

Aksi percobaan penculikan terhadap bocah Luh Putu Sayang Ekayanti terjadi di warung orangtua korban di depan rumahnya. Saat itu, bocah perempuan berusia 6,5 tahun ini sedang tidur di bale-bale warungnya. Ayah korban, I Made Laba, 32, berhsil memergoki dan menggagalkan aksi penculikan ini. Saat kejadian, Made Laba kebetulan sedang tidur-tiduran sambil main HP sembari menunggui warungnya. Tiba-tiba, muncul pelaku Kusriya masuk ke warungnya, lalau mengambil bocah Putu Sayang Ekayanti dan kemudian membawanya lari.

Begitu diculik, bocah Putu Sayang Ekayanti langsung menangis. Mendengar anaknya menangis dan sudah digendong oleh pelaku, Made Laba pun terkejut. Secepat kilat, Made Laba langsung mengejar pelaku yang berlari ke arah barat, sambil menerikinya sebagai ‘penculik’. Terikan ini membuat warga berdatangan ke lokasi TKP, kemudian menangkap dan menggebuki pelaku Kursiya hingga wajahnya lebam.

Kejadian ini kemudian dilaporkan ayah korban, Made Laba, ke Polsek Kubu. Begitu mendapat laporan, petugas Polsek Kubu langsung terjun ke lokasi TKP di warung korban di Desa Tianyar Timur pukul 12.00 Wita untuk menjemput pelaku Kursiya. Selanjutnya, pelaku dibawa polisi ke Puskesmas Kubu I untuk mendapatkan pengobatan, sebelum akhirnya dikeler ke Mapolsek Kubu buat pemeriksaan lebih lanjut. *k16

Komentar