nusabali

Ruko Pemkab Jembrana Ditempeli Bedeng

  • www.nusabali.com-ruko-pemkab-jembrana-ditempeli-bedeng

Satpol PP bersama pegawai Kelurahan Gilimanuk melakukan penertiban penduduk pendatang (duktang) yang menempati ruko Pemkab Jembrana di dekat Terminal Manuver Pelabuhan Gilimanuk, Kamis (22/10). 

NEGARA, NusaBali
Penertiban penghuni ruko menyusul terbongkarnya alih fungsi ruko menjadi tempat kos bagi duktang. Tim juga menemukan emper atau bedeng di luar bangunan utama yang dimanfaatkan untuk kamar mandi dan dapur. Satpol PP ancam bongkar paksa emper itu jika penghuninya tak mau membongkarnya. 

Batas waktu kembalikan ruko ke bentuk semula diberikan sampai akhir bulan Oktober ini. Para penghuni yang bukan pedagang diingatkan ‘angkat kaki’ dari ruko yang ditempati. Apalagi para penghuni itu membangun emper berupa bedeng untuk kamar mandi maupun dapur. Sejumlah penghuni berdalih, sengaja membuat bedeng karena sering kehilangan barang. 

Saat penertiban kemarin, penghuni ruko sempat melawan petugas karena menempati ruko secara legal dengan retribusi Rp 150.000 per bulan. Meski memakai tameng uang bulanan, mereka tetap diminta membongkar bangunan tambahan. Begitu juga bagi penghuni yang bukan pedagang diminta bergegas meninggalkan ruko yang rencananya diaktifkan kembali sebagai pasar seni itu. Diultimatum segera angkat kaki, para penghuni yang kebanyakan berasal dari Jawa itu pun menyanggupi.

Lurah Gilimanuk, I Gede Ngurah Widiada, mengakui adanya upaya penataan pasca terungkapnya penyewaan ruko tersebut. Namun untuk penyewaan tersebut, menurutnya, sudah merupakan warisan. Pengelolaan ruko diserahkan kepada pihak Kelurahan. “Kami hanya meneruskan. Untuk sekarang kami berusaha tata. Kami sudah kirim surat ke pemakai ruko untuk mempergunakan sesuai aturan. Karena ada juga yang merupakan ruko pribadi. Untuk yang pribadi, kami juga masih lakukan upaya pendekatan,” katanya.

Dari pendataan, ada tujuh unit ruko milik Pemkab Jembrana yang ditempati. Kemudian hanya dua penghuni yang memang bukan murni pedagang di ruko tersebut, melainkan pedagang keliling. Pihaknya masih menelusuri informasi buruh hingga cewek kafe yang menyewa ruko tersebut. “Sesuai kesepakatan yang terdahulu, sebenarnya kontribusi kami kembalikan ke bangunan itu, baik untuk perbaikan, kebersihan, dan petugas di sana. Saya hanya melanjutkan yang sudah ada. Tapi sekarang ini kami berusaha tata, biar kembali ke fungsi awal,” ujarnya.

Komentar