nusabali

Dampak Gempa, Puluhan Bangunan Rusak

  • www.nusabali.com-dampak-gempa-puluhan-bangunan-rusak

Seorang Warga Patah Tulang Tangan Kiri

GIANYAR, NusaBali
Gempa berkekuatan 7,0 SR (skala richter) berpusat di Lombok, NTB, Minggu (5/8) malam, berdampak di Gianyar. Puluhan bangunan berupa pelinggih, candi bentar, tembok panyengker di Gianyar, rusak. Tidak ada korban jiwa.

Namun seorang warga, Cokorda Istri Rai,45, asal Banjar Cemadik, Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring, mengalami patah tulang tangan kiri. Dia dilarikan ke RSUD Sanjiwani Gianyar. Ditemui dalam perawatan di ruang Bima 412 RSUD Sanjiwani, Cok Istri Rai tampak masih syok. Tangan kirinya, baru saja selesai diambil tindakan operasi pada Senin (6/8) siang sekitar pukul 11.30 Wita. Dia ditunggui kakaknya, Cokorda Istri Anom, tampak termenung dan sedikit bicara. Menurut penuturan Cok Anom, adiknya ini jatuh terpleset saat gempa mengguncang pada Minggu sekitar pukul 18.48 Wita. “Saat itu, posisinya baru habis mandi, tiba-tiba ada gempa dia bergegas keluar menyelamatkan diri,” jelas Cok Anom. Pada saat keluar dalam kondisi tubuh masih basah, kaki Cok Rai terpeleset hingga jatuh. “Setelah jatuh itu tangannya langsung bengkak, langsung diajak ke rumah sakit,” terang Cok Anom. Setelah diperiksa dokter, tangan kiri Cok Rai dikatakan mengalami patah tulang. “Sejak kemarin sampai sekarang masih puasa, operasinya baru saja selesai. Mulai jam 10 masuk ruangan,” jelasnya. Kini, Cok Rai masih harus beberapa hari kedepan menjalani rawat inap di RSUD itu.

Gempa susulan kembali terjadi Senin (6/8), sekitar pukul 07.30 Wita. Para pelajar yang sedang asyik belajar sontak histeris. Akibatnya, salah seorang siswa SMAN 1 Blahbatuh mengalami luka robek di kepala. Kepala SMAN 1 Blahbatuh Ketut Sulatra menjelaskan siswanya tersebut kaget, lalu lari, terpeleset dan jatuh. “Mungkin pas jatuh, kepalanya benturan dengan anak tangga,” jelasnya. Siswanya tersebut ditangani petugas medis Puskesmas II Blahbatuh. “Ada dijarit sedikit, sekarang anak ini sudah bisa kembali beraktivitas, namun dia minta izin pulang duluan,” terangnya.

Dijelaskan, saat terjadi gempa 381 siswa dari 20 ruangan di lantai I, II dan III, panik. Mereka berdesak-desakan menuruni anak tangga yang sempit. “Mungkin anak-anak  trauma dengan gempa sebelumnya cukup keras,” jelasnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala BPBD Gianyar AA Gde Oka Digjaya mengaku cukup banyak mendapat laporan bangunan rusak terdampak gempa. Pihaknya pun bekerja ekstra untuk menangani. “Hampir di seluruh kecamatan ada kerusakan bangunan,” ujarnya. Pihaknya pun kini masih menginventarisir dampak kerusakan akibat gempa di Gianyar. Kata Digjaya, kerusakan akibat gempa terbanyak terjadi   

Kecamatan Tampaksiring dengan 17 item. Di antaranya jenis tembok penyengker, dapur roboh, gedong sanggah, sedan penglurah roboh, angkul angkul, pagar rumah, dan garase. Ada juga, mudra (mahkota) candi bentar roboh di Pura Puseh, Desa Manukaya. Musibah dengan item hampir sama juga terjadi di Kecamatan Gianyar, Blahbatuh, Sukawati, Ubud, Payangan, dan Tegallalang.*nvi

Komentar