nusabali

Sekolah Dirampok, 3 Karyawan Disekap

  • www.nusabali.com-sekolah-dirampok-3-karyawan-disekap

Satpam Nyoman Santa terluka di bagian kepala, karena dihantam perampok pakai linggis setelah nekat melawan.

Perampokan di Taman Rama School

DENPASAR, NusaBali
Aksi perampokan brutal terjadi di Taman Rama School, Jalan Cokroaminoto Nomor 382 Denpasar, Senin (22/2) dinihari. Kawanan rampok berjumlah 5 orang bukan hanya berusaha menjarah barang berharga sembari melakukan perusakan, tapi juga menganiaya dan sekap 3 karyawan sekolah yang kebagian jaga malam.

Perampokan berdarah di Taman Rama School, sekolah internasional yang bernaung di bawah Yayasan Taman Mahatma Gandhi di kawasan Ubung Kaja, Denpasar Utara ini terjadi Senin dinihari sekitar pukul 04.00 Wita. Informasi di lapangan, aksi perampokan berawal ketika dua petugas security dan satu petugas kebersihan Taman Rama School yang kebagian jaga malam sedang istirahat. 

Salah seorang petugas security, I Ketut Suprapta, 30, kala itu berada di bangku panjang depan pos, bersama petugas kebersihan sekolah, I Made Toya, 60. Sedangkan satu petugas security lagi, I Nyoman Santa, 54, berbaring di dalam pos jaga.

Di luar dugaan, tepat pukul 04.00 Wita, kawanan rampok yang diperkirakan berjumlah 5 orang menyelinap masuk melalui pagar samping yang terbuat dari besi. Tanpa ba bi bu, kawanan rampok langsung sekap dua petugas security dan seorang petugas kebersihan yang sedang jaga malam. Ketiga korban bukan hanya disekap dengan mulut tersumpal, serta kaki dan tangan terikat. Mereka juga dipukuli oleh kawanan rampok yang semuanya mengenakan penutup wajah (zebo).

Sebetulnya, korban Nyoman Santa, petugas security yang semua berbaring di dalam pos, langsung keluar saat mendengar kegaduhan. Dalam kondisi kaget melihat komplotan rampok, satpam bertubuh kekar ini berusaha melawan. Namun, dia tak bisa menghadapi kawanan rampok bersenjata berjumlah 5 orang. Demikian pula korban Ketut Suprapta (peugas security yang duduk di bangku depan pos) dan Made Toya (petugas kebersihan yang duduk di bangku depan pos), tidak mampu berbuat apa.

Korban Nyoman Santa sendiri kala itu dihantam kawanan rampok dengan senjata linggis, hingga kepalanya berdarah. Petugas security yang memiliki latar belakang bela diri ini tetap saja coba melawan. Namun, karena menghadapi kawanan rampok ber jumlah 5 orang, korban Nyoman Santa akhirnya roboh. Demikian pula dua korban lainnya. Ketiga korban kemudian disekap perampok di dalam pos jaga, dengan jondisi mulut disumpal, serta kaki dan tangan terikat.

Setelah melumpuhkan dua petugas security dan satu petugas kebersihan sekolah, kawanan rampok bersenjata tajam kemudian bergerak menuju lobi sekolah yang berjarak 50 meter arah timur pos jaga. Di sana, pelaku leluasa merusak kamera CCTV, lanjut mengobrak-abrik ATM Bank CIMB Niaga dan berusaha congkel brankas ATM. Namun, upayanya tidak berhasil. 

Gagal membobol ATM, kawanan rampok selanjutnya masuk ke dalam ruangan Book Store yang berada di sebelah ATM Bank CIMB. Pelaku mengobok-obok seisi ruangan, tapi tidak menemukan barang berharga. Selanjutnya, kawanan rampok masuk ke ruang kelas dan ruangan kepala sekolah yang berjarak 20 meter dari lokasi ATM. Di dalam ruangan kepala sekolah ini, komplotan rampok handa dapat uang tunai Rp 400.000, selain juga mengambil sebuah kamera poket. 

Setelah beraksi selama sekitar 1 jam tanpa hasil memuaskan, komplotan rampok akhirnya kabur dari Taman Rama School, Senin subuh pukul 05.00 Wita. Mereka meninggalkan ketiga korban yang masih disekap di dalam pos jaga. Sebelum kabur, komplotan rampok masih sempat mengambil alat penyimpan rekaman kamera CCTV, dengan tujuan untuk hilangkan jejak. 

Sementara, para para korban yang disekap kawanan rampok baru berhasil terbebas sekitar pukul 05.15 Wita atau 15 menit setelah pelaku kabur. Itu pun, mereka ditolong warga, setelah salah satu korban berhasil teriak minta tolong pasca sumpal mulutnya terlepas. Para korban yang terluka kemudian dibawa ke RS Kasih Ibu Denpasar untuk mendapatkan perawatan. 

Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, korban Ketut Suprapta mengalami luka lebam di wajah. Begitu pula korban Nyoman Santa, mengalami luka di bagian kepala akibat dihantam linggis saat coba melawan perampik. Tidak hanya itu, telapak tangan kiri pria berbadan tegap ini juga menderita luka gores. Hanya korban Made Toya yang tidak mengalami luka berarti, meskipun sempat disekap. Setelah mendapatkan perawatan, ketiga korban kemarin telah dibolehkan pulang dari rumah sakit.

Menurut Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Reinhard Habonaran Nainggoan, petugas kepolisian baru terjun ke lokasi TKP di Taman Rama School, Jalan Cokroaminoto 382 Denpasar, Senin pagi pukul 07.00 Wita, sesaat setelah mendapat laporan adanya aksi perampokan. Jajaran Polresta Denpasar terjun bersama petugas Polda Bali dan Polsek Denpasar Barat.

Kompol Reinhard Habonaran sendiri ikut terjun ke lokasi TKP. Saat mendatangi lokasi, petugas gabungan memasang police line dan olah TKP. Menurut Reinhard, polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk tiga korban petugas security dan kebersihan sekolah yang disekap perampok.

Berdasarkan hasil penyelidikan dan keterangan saksi korban, kata Reinhard, disimpulkan kawanan rampok berjumlah 5 orang. Pelaku juga mengetahui seluk beluk ruangan dan posisi kamera CCTV, hingga aksinya berjalan mulus. “Sebelum kabur, pelaku masih sempat mengambil penyimpan rekaman CCTV untuk hilangkan jejak,” jelas Reinhard.

Sejauh ini, kata Reinhard, pihaknya belum mengantongi identitas kelima pelaku perampokan berdarah di Taman Rama School. Namun demikian, jajaran kepolisian berusaha mengejar pelaku agar secepatnya bisa ditangkap. Bahkan, Polresta Denpasar juga berkoordinasi dengan petugas kepolisian yang bertugas di berbagai pintu keluar Bali, seperti Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana), Pelabuhan Padangbai (Karangasem), dan Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban (Badung). Ini untuk mengantisipsi kawanan rampok kabur keluar Bali.

“Semua sudah kami koordinasikan. Saat ini kami masih terus mendeteksi para pelaku. Kesulitannya mungkin dalam menganalisis wajah perlaku. Soalnya, para pelaku beraksi dengan menggunakan penutup wajah,” tandas Reinhard. 

Sementara itu, meski sempat terjadi aksi perampokan berdarah, proses belajar mengajar di Taman Rama Scholl, sekolah internasional dari jenjang TK, SD, SMP hingga SMA ini tetap berjalan normal, Senin kemarin. "Proses belajar sama seperti biasa. Saat ini sedang berlangsung ujian sekolah. Semuanya berjalan normal," ujar pejabat dari Bagian Umum Yayasan Taman Mahatma Gandhi, Made Mariana, saat dikonfirmasi terpisah, Senin kemarin.

Terkait penanganan medis ketiga petugas security dan kebersihan yang korban perampokan, menurut Mariana, nantinya akan ditanggung penuh oleh pihak yayasan. "Urusan obat-obatan para korban ini ditanggung penuh oleh yayasan. Itu kebijakan kami," tegas Mariana. 7 da

Komentar