nusabali

Rai Mantra Terpancing Sentilan Arjaya

  • www.nusabali.com-rai-mantra-terpancing-sentilan-arjaya

Suasana panas juga terjadi saat Arjaya beber kasus ditolaknya pembangunan SLB di eks lahan Balitex pada era Walikota Rai Mantra.

Si Udeng Poleng Arjaya juga menyiapkan 4 taman di Denpasar Selatan. Rinciannya, untuk kawasan Denpasar selatan ada di Pantai Mertasari Sanur sebagai taman wisata. Sedangkan di Denpasar Timur, ada Lapangan Kapten Japa yang akan dibuka sebagai Taman Kota dan kolam renang bertaraf internasisonal. Di Denpasar Utara, ada Taman Rekreasi. Di Denpasar Barat, Arjaya janjikan akan tata dan revitalisasi Lapangan Kapten Sujana. “Paginya taman, siang taman, malamnya ada food center. Di Lapangan Puputan Badung akan dibangun basement sebagai sentral parkir,” papar Arjaya.

Suhu debat sempat menurun ketika panajaman panelis Nyoman Subanda soal administrasi pemerintahan modern, layanan publik tidak lagi perizinan KTP, KK, tapi pemberdayaan masyarakat. Semua pasangan calon menjawabnya dengan tenang. Namun, saat panelis IB Anom menyodorkan pertanyaan tentang diskriminasi pendidikan terhadap anak penyandang kebutuhan khusus, Arjaya pertama angkat bicara. 

Arjaya membongkar kasus penolakan Sekolah Luar Biasa (SLB) di eks lahan Balitex, Denpasar Timur untuk penyandang cacat di era pemerintahan Walikota Rai Mantra. “Saat itu, saya Ketua Komisi I dan Panitia Anggaran DPRD Bali. Pemprov Bali mau membangun SLB untuk anak cacat di Denpasar Timur, tapi ditolak saat itu. Kalau kami terpilih, kami siap perjuangkan anggaran untuk anak-anak cacat ini,” ujar Arjaya.

Rai Mantra pun terpancing oleh sentilan Arjaya. “Kita tidak saling menjelekkan. Saya berterimakasih dan saya tidak diskriminasi. Waktu itu, masyarakat di sana menolak, Pak Arjaya tidak turun,” sodok Rai Mantra. Arjaya pun menegaskan bahwa dirinya terjun. Menurut Arjaya, kalau saja SLB itu tidak ditolak pemerintah, masyarakat tak menolak. “Saya turun saat itu. Kalau soal SLB itu, kalau Pemkot Denpasar tidak menolak, rakyat pasti menerima,” serang balik Arjaya.

Incumbent Rai Mantra juga terkesan emosi ketika Arjaya mengungkap berita di media massa soal adanya reklame dan hotel di jalur hijau. Apalagi, ada 2 pejabat Eselon II yang diangkat stanpa melalui prosedur verifikasi ke Gubernur Bali. Disodok Arjaya, Rai Mantra langsung ambil pengeras suara hingga sempat ditahan moderator, karena belum waktunya menjawab.

Begitu mendapatkan kesempatan, Rai Mantra langsung nyroscos. “Kami tugasnya sudah berakhir 11 Agustus 2015. Resume-resume atau temuan itu tidak berhak kami jawab sekarang. Karena, itu dokumen resmi daerah. Kalau komunikasi, kami dicurigai lagi nanti,”dalih Rai Mantra.

Seperti berupaya menghindar dari serangan Arjaya, Rai Mantra menegaskan di Denpasar ada sistem pengendalian pemerintahan. “Kalau ada temuan, resume belum ada publikasi. Bisanya ada klarifikasi, karena masalahnya teknis sekali. Karena kami ada di luar pemerintahan, mungkin perlu ada SKPD bersangkutan menjawab,” lempar Rai Mantra. 

Komentar