nusabali

Rai Mantra Terpancing Sentilan Arjaya

  • www.nusabali.com-rai-mantra-terpancing-sentilan-arjaya

Suasana panas juga terjadi saat Arjaya beber kasus ditolaknya pembangunan SLB di eks lahan Balitex pada era Walikota Rai Mantra.

DENPASAR, NusaBali
Suasana debat episode II pasangan Calon Walikota (Cawali)-Calon Wakil Walikota (Cawawali) Denpasar untguk Pilkada 2015 yang digelar di Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan, Jumat (16/10) kembali memanas. Seperti sesi debat episode I, 25 September 2015 lalu, aksi saling serang lagi-lagi terjadi antara IB Rai Dhar-mawijaya Mantra-IGN Jaya Negara vs I Made Arjaya-AA Ayu Rai Sunasri. Kali ini, Rai Mantra terpancing sentilan Made Arjaya.

Ketiga pasangan Cawali-Cawawali untuk Pilkada Denpasar 2015 ikut terlibat debat episode II, Jumat malam. Mereka masing-maisng Rai Mantra-Jaya Negara (pasangan nomor urut 1 yang notabene paket incumbent dari PDIP), Ketut Resmiyasa-IB Batuagung Antara (pasangan nomor urut 2 yang diusung Gerindra-Hanura), dan Made Arjaya-Rai Sunasri (pasangan nomor urut 3 yang diusung Koalisi Bali Mandara dengan dimotori Demokrat).

Ada lima akademisi yang ditampilkan sebagai panelis dalam debat Cawali-Cawawali tadi malam. Mereka masing-masing Dr I Nyoman Subanda MSi (bidang politik), Prof Dr I Made Subawa SH MS (bidang hukum), Dr IGP Suka Arjawa (bidang sosial), Drs Putu Sarjana MSi (bidang budaya), dan Drs Ida Bagus Anom MPd (bidang pendidikan).

Berbagai kasus diangkat dalam materi debat terbuka kandidat tadi malam, mulai soal pelayanan publik hingga pengangtakan pejabat Esleon II Pemkot Denpasar yang tanpa melalui persetujuan Gubernur Bali. Debat dengan tema ‘Peningkatan Pelayananan Publik dan Mencari Solusi Permasalahan di Kota Denpasar’ semalam dibagi beberapa sesi. Ada sesi penyampaian visi misi sesuai dengan tema debat, kemudian penajaman, dan sesi saling lempar pertanyaan antar kandidat. 

Saat sesi penyampaian visi misi, suasana debat masih berjalan adem ayem. Diawali penyampaian visi misi pasangan Resmi-Agung. Cawali Resmiyasa menyodorkan pelayanan sebagai tugas pokok pemerintah dan prinsip dasarnya adalah keadilan. “Pemerintah tidak boleh pilih kasih karena kedekatan hubungan tertentu, baik itu layanan barang dan jasa, kepentingan hak politik, maupun status kependudukan. Pemenuhan pelayanan memunculkan persoalan karena kurangnya sarana dan rendahnya mutu sumber daya manusia. Kami siap wujudkan pelayanan mantap, akurat, sarananya jelas, lengkap, dan PNS yang bermental satwika, bukan rajas dan tamas,” papar politisi Gerindra ini.

Kemudian, giliran Cawali Made Arjaya menyamnpaikan visi misinya. Si Udeng Poleng ini menyatakan siap wujudkan ‘Perubahan Denpasar’ melalui peningkatan pelayanan publik, mencari solusi-solusi buat mewujudkan ‘Denpasar sebagai Kota Taman yang Mandara, bercirikan bersih, tertib, aman, damai, sejahtera. 

“Misi kami menjadikan Denpasar yang bersih, nyaman, aman yang asri. Mewujudkan kesejahteraan, inovatif dardaya saing tinggi, pemerintahan yang clean governance dan good government. Meningkatkan administrasi kependudukan masyarakat, zona integritas untuk seluruh layanan publik demi Kota Denpasar. Prinsip kami, apa pun hasilnya, Pilkada Denpasar akan tetap kondusif, kami menitipkan diri kepada rakyat Denpasar,” ujar Arjaya.

Selanjutnya...

Komentar