nusabali

Pura Longsor, 1 Tewas, 2 Luka

  • www.nusabali.com-pura-longsor-1-tewas-2-luka

Evakuasi jasad korban I Wayan Suaska berjalan alot selama 2,5 jam, karena tubuhnya tertimbun material beton

Petaka Saat Gotong Royong di Pura Bukit Sari, Kelurahan Bitera


GIANYAR, NusaBali
Musibah maut terjadi di areal Pura Bukit Sari, Lingkungan Roban, Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar, Senin (5/2) sore. Senderan di jaba Pura Bukit Sari mendadak longsor saat berlangsung kegiatan gotong royong. Musibah ini menyebabkan satu nyawa melayang dan dua korban lainnya terluka.

Korban tewas dalam bencana longsornya senderan Pura Bukit Sari, Senin sore sekitar pukul 15.00 Wita, adalah I Wayan Suaska, 48. Korban langsung tewas mengenaskan di lokasi TKP, karena tertimbun material longsor berupa beton. Sedangkan korban terluka adalah I Made Runda, 51, dan I Ketut Ruta. Korban Made Runda kemarin sore la-ngsung dilarikan ke RSUD Sanjiwani Gianyar, sementara Ketut Ruta tidak sampai harus dirawat.

Informasi yang dihimpun NusaBali, saat bencana terjadi kemarin sore pukul 15.00 Wita, krama pangempon Pura Bukit Sari tengah memadati areal pura. Mereka gotong royong mengerjakan senderan di sebelah utara Pura Bukit Sari, sejak pagi. “Banyak yang ikut gotong royong. Ada yang angkat batu hingga menyiapkan materil lainnya. Pas sebelum kejadian, saya kebetulan berada di bawah untuk mengecek dasar senderan," ungkap I Ketut Ruta, salah satu korban yang selamat dari maut.

Menurut Ketut Ruta, pengerjaan dilakukan dengan membuat senderan baru tepat di sebelah utara senderan lama. Saat penggalian pondasi untuk senderan baru, posisi Ketut Ruta ada di sebelah barat korban Wayan Suaska dan Made Runda. Nah, sekitar pukul 15.00 Wita, tiba-tiba senderan lama amblas ke arah utara. “Tidak ada tanda-tanda apa pun, tiba-tiba saja senderan lama amblas,” kenang Ketut Ruta.

Akibat petaka sore itu, bagian kanan tubuh Ketut Ruta sempat terjepit beton. Ketut Ruta pun terluka, namun lukanya tidak serius. "Sebenarnya saya mau menarik teman yang di sebelah, tapi tidak kesampaian, hingga saya juga terjepit betun," katanya.

Begitu musibah terjadi, krama lainya yang ikut ngayah di septuaran lokasi langsung bergegas melakukan evakuasi. Sebagian dari mereka menarik tubuh Ketut Ruta. Untungnya, Ketut Ruta selamat dari maut tanpa ada luka serius. Sedangkan korban Wayan Suaska dan Made Runda tertimbun material. Bahkan, korban Wayan Suaska langsung tewas di lokasi TKP. Korban tewas dan terluka kemudian dievakuasi petugas BPBD Gianyar, dengan dibantu krama setempat.

Korban luka Wayan Runda berhasil diselamatkan dan dievakuasi dari timbungan longsor, Senin sore pukul 15.15 Wita. Ketika dievakuasi, darah segar tampak mengucur dari kepala kiri pria berusia 51 tahun itu. Korban asal Lingkungan Roban, Kelurahan Bitera ini kemudian dilarikan ke RSUD Sanjiwani Gianyar. Korban mendapatkan jahitan cukup panjang di jidat kiri hingga pipi atas.

Sementara, upaya evakuasi korban tewas Wayan Suaska berlangsung alot dan menelan waktu lama. Masalahnya, korban tewas tertimbun material longsor berupa beton. Selain itu, posisi korban yang tertimbun juga menyulitkan petugas BPBD Gianyar, karena mepet dengan bagian selatan bangunan saka enam di jaba Pura Bukit Sari. Pantauan NusaBali, mobil derek didatangkan untuk mengangkat beton yang menimpa korban. Petugas juga melakukan pengeboran beton.

Kepala BPBD Gianyar, Anak Agung Oka Digjaya, menyatakan posisi korban Wayan Suaska cukup menyulitkan untuk dievakuasi. Masalahnya, korban berada di bawah galian. Kemudian, jasadnya tertimbun di antara senderan dan bale saka enam (bale dengan enam tiang). “Posisinya di bawah sekali, petugas harus mengambil bebatuan yang menimbunnya terlebih dulu, kemudian menyisihkan tanah, barulah mengangkat korban,” papar Oka Digjaya.

Setelah berjibaku selama 2 jam, jenazah korban Wayan Suaska akhirnya berhasil ditemukan petugas BPBD Gianyar, Senin sore pukul 17.00 Wita. Namun, ketika akan diangkat dan menyisihkan bebatuan, ternyata senderan di atasnya kembali longsor. Saat evakuasi secara manual dilakukan, tubuh korban justru kembali tertimbun.

Ratusan warga yang menyaksikan proses evakuasi pun gelisah lantaran lamanya proses evakuasi. “Alat berat sulit masuk kemari, karena posisinya sulit,” jelas Oka Digjaya. Akhirnya, evakuasi korban Wayan Suaska baru tuntas sore sekitar pukul 17.30 Wita. Jasad korban yang mengenakan baju merah kemudian dibawa ke RSUD Sanjiwani Gianyar untuk dibersihkan.

Senderan tebing Pura Bukit Sari yang ambruk saat dikerjakan ini tingginya mencapai 10 meter. Senderan mendadak ambruk saat krama pengempun Pura Bukit Sari sedang melakukan kegiatan gotong royong. Rencana awal, bagian dasar senderan akan dipasangkan cakar ayam, Selasa (6/2) ini.

Menurut Wakil Ketua Panitia Pembangunan Pura Bukit Sari, Wayan Sukerta, saat gotong rotong membangun senderan tebing baru, Senin kemarin, sebetulnya sudah ada tanda-tanda aneh berupa angin kencang yang menerpa areal pura. “Saya sudah sarankan berhenti kerja dulu, istirahat. Kita lanjutkan merancang besi untuk beton cor,” jelas Wayan Sukerta di sela evakuasi jasad korban, Senin sore.

Rangkaian besi untuk mencor berada di areal wantilan sisi utara pura. Kemudian, krama lainnya ada yang istirahat. Sisanya, beberapa orang masih tampak menggali bagian bawah senderan yang terbuat dari beton. Kebetulan, posisi mereka menggali di antara senderan dan bale saka enam.

“Tanpa diduga, tiba-tiba saja senderan yang di atas ambruk, lalu menimpa mereka,” ujar Wayan Sukerta yang masih kerabat korban Wayan Suaskai. Saat bekerja, lanjut dia, ada tiga warga yang tertimpa runtuhan. “Korban Ketut Ruta berhasil ditarik sama teman kami. Jadi, hanya bagian bahu kanannya yang mengalami luka,” katanya.

Sukerta menjelaskan, kejadian maut sore kemarin memang di luar dugaan. Kepada NusaBali, Sukerta mengakui proses pengerjaan senderan sudah sesuai dengan rencana. “Senderan yang di bagian timur sudah jadi, cara pengerjaannya sama seperti ini, di bawah senderan kami gali dulu baru buat beton,” papar Sukerta. *nvi

Komentar