nusabali

Lagi, Bendungan Titab Diisukan Bocor

  • www.nusabali.com-lagi-bendungan-titab-diisukan-bocor

Pihak BWS Bali-Penida jamin Bendungan Titab aman, gambar yang beredar di FB adalah foto lama saat proses pembangunan.

Sampai saat ini, pintu intake sebagai pintu air ke saluran irigasi dari Bendungan Titab baru dibuka 60 persen, dengan mengalirkan air 2,8 meter kubik per detik. Peningkatan debit air yang keluar di saluran irigasi juga untuk mengimbangi banjir besar yang terjadi di hulu sungai (Tukad Saba). Besar kecilnya debit air yang mengalir di saluran irigasi sudah diatur oleh petugas yang menjaga dan memantau Bendungan Titab full 24 jam melalui instrumen-instrumen yang terpasang.

Bahkan, kara Jayada, Bendungan Titab sempat disidak Komisi Keamanan Bendungan (KKB) Kementrian Pekerjaan Umum (PU), 30 Januari 2016 lalu. Dari hasil pemantauan Komisi KKB, Bendungan Titab dinyatakan sangat aman. Maklum, dalam pembangunan sebuah bendungan, mulai dari perencanaan, tidaklah main-main. Semuanya sesuai dengan perhitungan yang jelas. 

Menurut Jayada, Bendungan Titab merupakan salah satu bendungan urugan kapasitas terbesar di Indonesia. Dalam pembangunannya, menggunakan material yang berasal dari kawasan sekitar Bendungan Titab, seperti batu, tanah, dan pasir. Nah, bendungan urugan umumnya memiliki lima zona. 

Pertama, Zona Inti yang dibuat dari tanah liat. Empoat zona berikutnya (di luar) masing-masing Zona Filter Halus, Zona Filter Kasar, Zona Random Halus, dan Zona Random Kasar yang terbuat dari campuran material seperti batu, pasir, dan tanah. Sedangkan disisi paling luar bendungan ada Reprat, terbuat dari batu-batu besar yang disusun sebagai pengaman bendungan.

Karena bendungan urugan, kata Jayada, menyebabkan struktur tanah yang ada di atas sepanjang jembatan tersebut mudah mengalami konsolidasi. Apalagi, saat ini adalah musim hujan. Air hujan yang jatuh, dinilai sangat mudah memecah urugan tanah dan membentuk aliran air baru. 

Jembatan di atas Bendungan Titab memang sengaja belum diaspal, karena masih dalam tahap perawatan dan pengujian. Jika terjadi konsolidasi, kata Jayada, maka pihaknya langsung menimbun kebali dan meratakan tanah yang mengalami retakan dan amblas. “Karena ini merupakan bendungan urugan, pasti ada konsolidasi. Selama masa perawatan, minimal satu tahun jika terjadi hal tersebut, kami kembali lakukan pengurgan dan perataan tanah. Setelah bendungan nantinya penuh dan pengujian bangunan selesai, barulah akan diaspal.”

Bendungan Titab sendiri berada di lokasi 6 desa dari 2 kecamatgan bertetangga di Buleleng Barat. Rinciannya, 4 desa di wilayah Kecamatan Busungbiu yakni Desa Titab, Desa Kekeran, Desa Busungbiu, dan Desa Telaga. Sedangkan 2 desa lagi masuk wilayah Kecamatan Seririt, masing-masing Desa Ularan dan Desa Ringdikit. 

Bendungan Titab yang luasnya mencapai 64 hektare dengan kedalaman 60 meter, ditargetkan mampu menampung 12 juta meter kubik air. Bendungan Titab diperkirakan akan terisi penuh 12 juta meter kubik air sekitar Maret 2016 mendatang. Proses pengisian air Bendungan Titab sudah dimulai sejak 13 Desember 2015 lalu. Sampai saat ini, Bendungan Titab baru terisi air 4 juta meter kubik air dengan tinggi 35 meter atau mencapai sepertiga dari kapasitas 12 juta meter kubik.

Sebulan lalu, tepatnya 16 Januari 2016, warga desa-desa dari dua kecamatan bertetangga di sekitar Bendungan Titab juga sempat resah. Kala itu pun mereka resah karena beredar isu Bendungan Titab jebol. Ditandai dengan bunyi ledakan sebanyak tiga kali. 7 k23

Komentar