nusabali

Coklit Pertama di Buleleng, KPU Sambangi Rumah KBS

  • www.nusabali.com-coklit-pertama-di-buleleng-kpu-sambangi-rumah-kbs

Calon Gubernur (Cagub) Bali pada Pilgub 2018, I Wayan Koster alias Koster Bali Satu (KBS) menjadi penduduk pertama yang didatangi KPU Buleleng bersama Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) dalam Coklit (pencocokan dan penelitian) serentak data pemilih Pilgub Bali 2018.

SINGARAJA, NusaBali

Koster didatangi di desa kelahirannya di Banjar Dukuh, Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Sabtu (20/1) pagi. Petugas Coklit dipimpin Ketua KPU Buleleng, Gede Suardana, tiba di kediaman Koster, sekitar pukul 09.00 Wita. Proses Coklit itu pun mendapat pengawasan langsung dari Ketua Bawaslu Bali, Ketut Rudia bersama Ketua Panwas Kabupaten Buleleng, Ketut Ariani.

Rombongan Coklit diterima langsung I Wayan Koster bersama istri Ni Luh Putu Putri Suastini. Dalam Coklit itu, petugas meminta Koster menunjukkan Kartu Keluarga (KK) dan KTP miliknya. Dari KK dan KTP yang ditunjukkan, Wayan Koster bersama keluarganya sudah pindah domisili sejak tahun 2017 lalu. Koster dan keluarganya semula tercatat berdomisili di Jakarta, namun kini sudah tercatat domisili di Desa Sembiran. Itu berarti Koster bersama keluarganya memiliki hak pilih di Pilgub Bali 2018.

“Dulu kan saya tinggalnya di Jakarta, jadi KK awal di Jakarta. Nah karena ada pilkada, jadi saya pindah. Sekarang KTP-nya sudah Bali. Pindah setahun lalu. Target saya, memang satu tahun sebelum Pilgub saya sudah pindah. Kalau gitu kan nggak bisa milih saya. Masak orang suruh milih, kita enggak milih,” ujarnya.

Koster mengapresiasi langkah KPU melalui program coklit ini untuk memastikan daftar pemilih riil di lapangan. Bahkan Koster juga meminta agar masyarakat proaktif melakukan perekaman e-KTP agar bisa menyalurkan hak pilihnya saat Pilgub Bali 2018 mendatang.

“Kami sebagai warga, Calon Gubernur dan sebagai anggota DPR RI aktif sangat mendukung program Coklit ini. Kami juga mengimbau masyarakat yang sudah cukup umur, punya hak pilih, namun belum perekaman, agar segera proaktif perekaman. Ini sangat penting, agar bisa menyalurkan hak pilih nanti,” katanya.

Di sisi lain, Wayan Koster juga mendorong pemerintah daerah agar mengambil langkah cepat dalam waktu singkat melakukan perekaman. Sehingga tidak ada lagi komplin dari masyarakat lantaran tidak bisa menyalurkan hak pilihnya akibat tidak terdata. Sementara Ketua KPU Buleleng, Gede Suardana mengatakan, proses coklit serentak yang digelar perdana memang menyasar opinion leader.

Tujuannya agar gerakan tersebut menjadi lebih besar lagi, sehingga masyarakat lebih proaktif saat didata oleh petugas PPDP. Sehingga, dengan imbauan dari opinion leader maka coklit yang digelar selama satu bulan sejak Sabtu (20/1) hingga 18 Februari 2018, ini bisa berjalan dengan baik.

“Gerakan coklit serentak ini menyasar opinion leader. Tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh. Kebetulan Pak Wayan Koster selaku pemilih dan juga selaku calon Gubernur, kami pilih sebagai opinion leader untuk di Buleleng, mengikuti proses coklit serentak. Tujuannya kalau sudah tokoh politik, calon kepala daerah mengikuti gerakan coklit di hari perdana tentu akan menjadi gerakan yang lebih besar lagi,” terangnya.

Suardana menyebut, dari coklit yang dilakukan oleh PPDP, Cagub I Wayan Koster nantinya akan menyalurkan hak pilihnya di TPS VI Dusun Dukuh, Desa Sembiran. Di TPS tersebut ada sebanyak 638 pemilih. “Pak Wayan Koster kita cek di AKWK memang tidak ada. Tetapi beliau sudah memiliki KTP elektronik, KK dan sudah melakukan perekaman, maka tercatat sebagai pemilih baru,” jelasnya. *k19

Komentar