nusabali

Wisawatan Enggan Pakai Pelampung

  • www.nusabali.com-wisawatan-enggan-pakai-pelampung

Pasca-erupsi Gunung Agung, aktivitas penyeberangan dari Dermaga Kedisan ke Desa Trunyan turun drastis.

BANGLI, NUSABALI

Sejumlah wisatawan asing yang hendak menyeberang dari Dermaga Kedisan menuju Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, enggan menggunakan jaket pelampung. Mereka menolak memakai pelampung dengan alasan sudah mahir berenang. Meski membandel, penyedia layanan boat tetap sediakan jaket pelampung sesuai jumlah penumpang.

Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Penyeberangan Danau Batur, I Ketut Nasta, menegaskan sudah ada standar baku penumpang boat wajib mengenakan  pelampung. “Wisatawan asing kebanyakan menolak menggunakan pelampung,” ungkap Nasta, Minggu (14/1). Dijelaskan, sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2015 tentang standar keselamatan transpoRtasi sungai, danau, dan penyeberangan, armada boat yang melayani peenyeberangan wajib menyediakan jaket pelampung dan sebelum menyebrang para penumpang boat wajib menggunakan jaket pelampung.

Nastra menegaskan, wisatawan asing yang menolak kenakan jaket pelampung beralasan sudah bisa berenang. Ada pula yang beralasan jarak tempuh tidaklah jauh. Terhadap penumpang yang membandel, petugas tidak bisa berbuat banyak. Namun tetap menyediakan jaket pelampung disesuaikan dengan jumlah penumpang boat. “Kami wajib menjaga keselamatan penumpang. Meski tidak digunakan, kami tetap sedikan jaket pelampung di boat yang mengangkutnya,” terang Nasta.

Nasta mengakui pasca-erupsi Gunung Agung, aktivitas penyeberangan dari Dermaga Kedisan ke Desa Trunyan mengalami penurunan. Pada situasi normal saat liburan tahun baru tahun 2017, jumlah boat yang menyeberang 25-30 unit. Sedangkan tahun 2018 hanya 7 boat yang menyeberang. Pada hari-hari biasa, 1 sampai 2 boat yang menyeberang mengangkut wisatawan. Bahkan pada tanggal 12 Januari nihil penyeberangan. “Penurunan aktivitas penyeberangan cukup drastis,” imbuhnya. *e

Komentar