nusabali

Teknisi PDAM Empat Kali Gagal

  • www.nusabali.com-teknisi-pdam-empat-kali-gagal

Medan yang ditempuh untuk memperbaiki pipa tersebut juga curam ditambah kerap diguyur hujan, sehingga berbahaya.

SEMARAPURA, NusaBali

Petugas teknik Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Klungkung, kewalahan memperbaiki pipa gravitasi yang putus di Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, akibat diterjang lahar dingin erupsi Gunung Agung pada Senin (27/11/2017) lalu. Sampai saat ini petugas PDAM sudah empat kali melakukan upaya perbaikan, namun sampai sekarang belum berhasil.

Karena begitu pipa gravitasi diperbaiki tak lama kemudian kembali diterjang banjir lumpur akibat erupsi Gunung Agung. Bahkan sebuah pipa PDAM yang baru dipasang sampai hanyut dan ditemukan di bantaran Tukad Unda Klungkung. Kejadian ini diakui oleh Direktur PDAM Klungkung, I Nyoman Renin Suyasa. “Kami sudah empat kali turun melakukan perbaikian, begitu perbaikan hampir selesai kembali diterjang banjir lumpur,” ujarnya, kepada NusaBali, Rabu (3/1).

Kata Suyasa, di samping itu medan yang ditempuh untuk memperbaiki pipa tersebut juga curam ditambah kerap diguyur hujan, sehingga berbahaya. Oleh karena itu, pihaknya segera mencari solusi agar tidak terus berlarut-larut, yakni dengan pengadaan tiga unit mesin pompa dari kas PDAM sendiri sebesar Rp 600 juta lebih.

Di antaranya, dua unit mesin pompa masing-masing berkapasitas 37 KW dipasang di mata air Kecamatan Rendang dan satu unit mesin pompa berkapisitas 22 KW dipasang di mata air Desa Akah, Kecamatan Klungkung, sejak tiga minggu lalu. “Dengan pemasangan ketiga mesin pompa itu mampu menghasilkan debit air 120 liter/detik, sama halnya saat mesin gravitasi di Rendang masih beroperasi,” katanya.

Setelah kondisi Gunung Agung kembali stabil dan banjir lumpur tidak mengalir lagi, pihaknya baru memperbaiki mesin tersebut. Selanjutnya mesin pompa akan diistirahatkan (off), mengingat biaya cukup tinggi karena ada peningkatan daya listrik untuk menghidupkan pompa. Karena biaya yang dihabiskan untuk mengoperasikan poma mencapai daya listrik 141 VA, sedangkan menggunakan gravitasi hanya 137 VA. “Saat mesin gravitasi mengalami ganguan maka mesin pompa yang kita gunakan, begitupula sebaliknya,” ujarnya. Kalau mengandalkan satu sistem saja yakni gravitasi maka selama pipa dalam tahap perbaikan, masyarakat tidak mendapatkan pasokan air. Saat pipa gravitasi ini rusah setidaknya 15.000 pelanggan di Kota Semarapura terkena dampak dan sempat diterapkan sistim bergilir. “Kini masyarakat sudah bisa mendapatkan distribusi air,” ujarnya.

Sebelumnya, untuk mengantisipasi krisis saat terjadinya bencana Gunung Agung. Pemerintah sudah menyiapkan sejumlah sumur bor yang tersebar di Kabupaten Klungkung yakni, di areal Pura Kentel Gumi kapasitas 5 liter/detik (Kecamatan Banjarangakan), Dusun Koripan kapasitas 5 liter/detik. (Kecamatan Banjarangkan), Desa Akah kapasitas 20 liter/detik (Kecamatan Klungkung) dan Lapangan Puputan Klungkung kapisitas 10 liter/detik (Kecamatan Banjarangkan) dan lainnya.

Untuk kapasitas mata air di Kecamatan Rendang 120 liter per/detik,namun dengan keberadaan sumber sumur bor yang 40 liter per detik pastikan kurang. Jadi nanti sistem kami dengan sistem bergilir. 24 jam di daerah hilir, 24 jam di daerah hulu, sehingga nanti kami minta kepada masyarakat untuk menampung air pada saat tertentu.*wan

Komentar