nusabali

Membeludak Pencari Kartu KIA

  • www.nusabali.com-membeludak-pencari-kartu-kia

Agar tidak kehabisan nomor antrean, warga bahkan ada yang mengantre dari subuh pukul 05.00 Wita, padahal nomor antrean yang disediakan untuk pengurusan surat-surat sebanyak 400 setiap harinya.

Warga Antre Loket Buka dengan Jejerin Sandal

DENPASAR, NusaBali
Uniknya warga Denpasar saat mengantre pengambilan nomor antrean di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Denpasar, pada Jumat (22/12). Mereka mengantre sebelum jam loket buka pada pukul 08.00 Wita untuk mendapatkan nomor antrean mencari Kartu Identitas Anak (KIA). Agar tidak didahului warga lain, mereka pun menjejerkan sendal mereka sesuai urutan antrean depan loket Disdukcapil.

Kabid Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan Disdukcapil Kota Denpasar I Gusti Ngurah Agung saat dikonfirmasi mengatakan, warga yang datang merupakan penunggu nomor antrean yang akan mencari KIA. Pihaknya tidak bisa melarang warga mengantre sejak pagi di Disdukcapil. Karena menurut Ngurah Agung, pihaknya membuka loket pengambilan nomor antrean sesuai ketentuan yakni pada pukul 08.00 Wita. Untuk antrean mereka memilih jam sendiri bahkan ada yang dari pukul 05.00 Wita, ada juga dari pukul 06.00 Wita.

Padahal kata Ngurah Agung, nomor antrean yang tersedia sebanyak 400 nomor. Namun, antusiasme warga mencari KIA untuk anak mereka sangat tinggi. "Mereka mengantre sendiri, kami tidak pernah menyarankan ataupun mengumumkan untuk ngantre jam segitu. Karena, mereka mencari KIA untuk anaknya, kami juga kaget dengan warga yang antre saat itu," kata Agung.

Menurut Ngurah Agung, pihaknya membenarkan bahwa warga saat menunggu loket buka memakai sandal atau sepatu mereka untuk susunan antrean agar tidak didahului oleh warga yang datang belakangan. Karena kemungkinan mereka kecapean karena ngantre lama mereka memilih untuk menata sendal mereka dan meninggalkan duduk di kursi hingga loket buka. "Mereka mungkin kecapean dari jam subuh, soalnya kan antrenya sampai jam 08.00 Wita," ungkapnya.

Padahal untuk saat ini, kata Ngurah Agung, pihaknya masih memiliki kesediaan blangko yang cukup untuk pembuatan KIA. Saat ini hingga akhir Desember masih ada 16 ribu blangko yang didanai oleh APBD khusus pembuatan KIA. Namun, antusiasme warga tidak bisa dibatasi. “KIA ini kan tergolong baru, dengan antusiasme seperti ini sangat baik sekali kedepannya. Kendati, kartu KIA ini belum berfungsi dengan baik seperti Surakarta yang sudah bisa digunakan untuk penerapan lainnya," ujarnya.

Sementara Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, Ni Luh Lely Sriadi, menambahkan, untuk pelayanan KIA saat ini pihaknya masih membatasi untuk kelas VI SD dan kelas IX SMP. Karena, kata Lely, kartu tersebut belum bisa diterapkan seperti Surakarta, dimana KIA tersebut bisa digunakan untuk belanja diskon. "Tapi kita belum penerapannya, namun sudah mengarah kesana. Sehingga kami batasi dulu, kedepannya untuk mengantisipasi antrean itu kita akan lempar ke kantor-kantor camat dan jemput bola bekerjasama dengan Disdikpora," ungkapnya.

Dikatakan Lely, untuk saat ini pihaknya memiliki kuota KIA untuk 13 ribu anak. Namun, pihaknya masih harus menerapkan strategi mengantisipasi lonjakan yang terjadi. Untuk saat ini kata Lely, pihaknya menggunakan dua mesin di kantor induk Disdukcapil Denpasar. Bahkan, pihaknya sudah melakukan pengadaan dua mesin cetak lagi yang nantinya akan ditempatkan pada dua kecamatan di tahun 2018 yakni kecamatan Denpasar Timur dan Selatan. "Sementara di tahun 2018 nanti kita akan terapkan jemput bola dan melakukan pelayanan pada dua kecamatan dulu. Dengan total blangko yang disediakan sebanyak 38 ribu blangko. Sehingga tidak perlu lagi ada antrean seperti sekarang ini," jelasnya. *m

Komentar