nusabali

Pura Taman Belatung Hancur, Palinggih Ganesha Selamat

  • www.nusabali.com-pura-taman-belatung-hancur-palinggih-ganesha-selamat

Versi Ida Mangku Anom, Ida Sesuhunan yang berstana di Palinggih Ganesha Pura Taman Belatung sengaja halau banjir, sehingga air bah berbelok arah dan pemukiman warga Desa Banyupoh terhindar dari petaka.

Keajaiban di Balik Bencana Banjir di Kawasan Kecamatan Gerokgak

SINGARAJA, NusaBali
Sederet keajaiban terjadi di balik bencana banjir bandang yang melanda sejumlah titik kawasan Kecamatan Gerokgak, Buleleng (Barat), Sabtu (23/1) sore. Salah satu keajabian itu adalah selamatnya Palinggih Ganesha di Pura Taman Belatung, Desa Pakraman Banyupoh, padahal seluruh bangunan suci (palinggih) lainnya amblas disapu air bah.

Pura Taman Belatung di Desa Pakraman Bayupoh, Kecamatan Gerogkak, Buleleng yang disapu banjr bandang merupakan salah satu pura tua yang termasuk Pesanakan Pura Pulaki. Sedangkan Pura Pulaki sendiri merupakan Pura Kahyangan Jagat yang disungsung umat Hindu bukan saja dari Bali, tapi juga luar Bali. 

Lokasi Pura Taman Belatung satu jalur dengan Pura Kertha Kawat, yakni kawasan hutan yang berada sekitar 1 kilometer arah selatan dari Pura Pulaki. Pura Taman Belatung selama ini digunakan sebagai tempat panglukatan (ritual membersihkan diri secara niskala). Pasalnya, di areal Pura Taman Belatung ini ada semubar air suci.

Di dalam Pura Taman Belatung terdapat sejumlah palinggih. Lima (5) palinggih berada di Utama Mandala Pura taman Belatung, yakni Palinggih Surya, Palinggih Parareman, Palinggih Gedong Mandala (sebagai stananya Ida Batari Dewa Ayu Taman selaku penguasa kawasan), Palinggih Gedong Kunci (untuk pesimpangan Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh), dan Palinggih Dewi Kwam In. Sedangkan di Madya Mandala Pura Taman Belatung terdapat Palinggih Ganesha. 

Ajaib, saat diporakporandakan banjir bandang, Palinggih Ganesha menjadi satu-satunya yang selamat dan tetap berdiri kokoh. Sedangkan palinggih lainnya semua hancur disapu air bah. 

Pamangku Pura Taman Belatung, Ida Mangku Anom, mengatakan saat bencana banjir menerjuang, Sabtu petang sekitar pukul 18.00 Wita, dirinya sedang ngaturang ayah tak jauh dari pura. Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh dari bagian atas perbukitan, yang ternyata terjangan air bah. 

Setelah diamati, itu air bah yang mengalir dari Sungai Banyupoh, yang berada sekitar 100 meter sebelah barat bangunan Pura Taman Belatung. Ida Mangku Anom menyaksikan bagaimana air bah menerjang. “Setelah hujan reda dan air agak surit, Pura Taman Belatung sudah hancur. Banyak potongan kayu yang ikut terbawa banjir,” tutur Ida Mangku Anom saat ditemui NusaBali di lokasi bencana Pura Taman Belatung, Desa Pakraman Bayupoh, Minggu (24/1).

Menurut Ida Mangku Anom, hampir semua bangunan suci di Pura Taman Belatung hancur. Ajaibnya, satu bangunan suci yakni Palinggih Ganesha yang berada di Madya Mandala Pura Taman Belatung, justru masih utuh dan berdiri tegak, tanpa kerusakan sedikit pun.

Bukan hanya itu, sangku (tempat tirta) yang yang berada di bagian depan Palinggih Ganesha juga masih dalam posisi semula. Padahal, logikanya sangku tersebut disapu air bah. “Begitu air bah surut, sangku tersebut masih di posisinya. Sangku dipenuhi air yang sangat bening, yang dipercaya sebagai tirta (air suci). Saya juga sempat trekagum-kagum dengan keagungan Ida Sesuhunan, sehingga sangku dan Palinggih Ganesha tetap pada posisinya. Ini sulit dicerna dengan akal sehat,” papar Ida Mangku Anom.

Ida Mangku Anom menyakini selamatnya Palinggih Ganesha berikut sangku di depannya akan membawa berkah dan pertolongan bagi krama Desa Pakraman Banyupoh. Menurut Ida Mangku Anom, kekuatan Ida Batara yang bermanifestasi sebagai Ganesha mampu menopang dan menghalau banjir bandang, sehingga bencana petang itu tidak sampai menerjang pemukiman warga. Padahal, desa-desa tetangga seperti Desa Penyabangan dan Desa Musi, mengalami kerusakan yang sangat parah akibat banjir bandang tersebut.
“Mungkin kalau bukan Ida Sesuhunan yang menghalau air bah dan membelokkannya ke areal sungai, Desa Banyupoh juga bisa disapu banjar bandang seperti desa-desa lainnya di Kecamatan Gerokgak,” kata Ida Mangku Anom.

Ida Mangku Anom menyebutkan, pasca banjir bandang yang memprokporandakan Pura Taman Belatung, namun ditandai keajaiban selamatnya Palinggih Ganesha,  pihaknya segera akan menggelar parumah (rapat adat) Desa Pakraman Banyupoh. “Paruman itu untuk menindaklanjuti kerusakan Pura Taman Belatung. Kami nanti pasti akan menggelar upacara pecaruan, sebelum Pura Taman Belatung dibangun kembali,’ ujarnya.

Pura Taman Belatung sendiri merupakan  salah satui pura tua Pesanakan Pura Pulaki, yang sudah ada sejak berabad-abad silam. Namun, mata air di areal Pura Taman Belatung baru ditemukan sekitar tahun 1950. Bahkan, ada 5 mata air yang ditemukan di bagian lembah (bawah) Pura Taman Belatung. 

Menurut Ida Mangku Anom, 5 mata air ini di lembah Pura Taman Belatung inilah yang jadi sarana ritual malukat bagi krama (umat Hindu) yang pedek tangkil. Mata air suci itu kemudian dbuatkan palinggih yang terkenal dengan nama Pura Taman Blatung. “Pura Taman Belatung ini bermula dari ditemukannya lima sumber mata air tahun 1950,’ kenang Ida Mangku Anom.

Sumber mata air itu kemudian difungsikan sebagai Tirta Panglukatan, Tirta Tamba, dan Tirta Wasupada. Sejak ditemukannya 5 mata air tersebut, Desa Pakraman Banyupoh lalu membuatkan palinggih. Namun, bangunan fisik Pura Taman Belatung baru dibangun secara permanen tahun 2012 lalu. 7 k23

Komentar