nusabali

Terminal Ubung Sepi, Pedagang 'Menjerit'

  • www.nusabali.com-terminal-ubung-sepi-pedagang-menjerit

“Dari awal ada pengumuman Terminal Ubung tidak boleh lagi ada Bus AKAP, mertua saya langsung nangis memikirkan nasib dagangannya. Dan terbukti, sekarang hari pertama aturan itu, suasananya sangat sepi sekali”

Hari Pertama, Bus AKAP Dilarang Beroperasi


DENPASAR, NusaBali
Dilarangnya Bus Antar Kota dan Antar Provinsi (AKAP) beroperasi di Terminal Ubung, Denpasar sejak Senin (23/10) kemarin, membuat sejumlah pedagang di terminal ini menjerit. Untuk diketahui, Ditjen Perhubungan Darat menginstruksikan Bus AKAP agar menaik-turunkan penumpang di Terminal Mengwi (Tipe A), dan tidak lagi di Terminal Ubung yang kini sudah berubah status menjadi Tipe C.

Dari pantauan NusaBali, dilarangnya Bus AKAP beroperasi di Terminal Ubung sejak Senin (23/10) pukul 00.00 Wita, petugas Kepolisian bersama Dinas Perhubungan terlihat terus berjaga sepanjang hari agar tidak ada lagi bus yang masuk ke dalam terminal ini.

Hari pertama dilarang beroperasinya bus AKAP di Terminal Ubung ini membuat para pedagang mengalami kerugian lantaran sepinya pembeli yang sebelumnya selalu ramai, baik dari sopir bus, maupun penumpang yang datang dan pergi.

Salah satu pedagang yang berjualan di sebelah utara terminal, Putu Putri, 30, asal Jalan Bedahulu, Desa Dangin Puri Kaja, Denpasar Utara mengatakan, dengan pemindahan bus AKAP ke Terminal Mengwi berdampak besar dari penjualan yang dialaminya. Ia yang berjualan bersama mertuanya, Jawi, sudah sejak 50 tahun, baru kali ini merasakan Terminal Ubung sepi seperti ini.

"Dari awal ada pengumuman Terminal Ubung tidak boleh lagi ada Bus AKAP, mertua saya langsung nangis memikirkan nasib dagangannya. Dan terbukti, sekarang hari pertama aturan itu, suasananya sangat sepi sekali," keluh Putri.

Putri yang berjualan pakaian khas Bali, serta makanan ringan merasakan pengunjung yang berbelanja sangat sepi. “Tadi dari pagi baru satu orang saja yang berbelanja, biasanya sudah sampai puluhan orang,” ujarnya.

Selain pedagang, pindahnya pengoperasian Bus AKAP juga dikeluhkan oleh calon penumpang yang akan menuju ke luar Bali, salah satunya Erfan Taka, 26, asal Sumba yang akan berangkat ke Malang untuk kuliah. Menurut Erfan, ia baru mengetahui kalau Bus AKAP sudah dipindah ke Mengwi. Erfan mengeluhkan dengan pemindahan itu penumpang yang akan pergi ke Jawa harus dua kali naik bus yang mengharuskan merogoh kocek lebih lagi. Selain itu kata Erfan, juga menghabiskan waktu untuk menunggu bus yang harus berangkat tidak sesuai dengan jadwal. "Saya baru tahu ini, kenapa harus dipindah, kalau di sini (Terminal Ubung, red) kan bisa dekat, daripada di Mengwi,” keluhnya.

Sementara itu, Kepala UPT Terminal Ubung, AA Eka Putra, mengatakan, pihaknya hanya bisa menerapkan sistem yang disarankan oleh Kementerian Perhubungan yang menyatakan bahwa seluruh bus AKAP harus berada dibawah naungan pusat dan ditempatkan di Terminal Mengwi. Pemindahan tersebut, diakui Eka Putra, pasti berdampak pada para pedagang di Terminal Ubung. "Memang pasti berdampak, tapi mau apa lagi karena itu sudah ketentuan pusat. Jadi kita tunggu perkembangannya dan keputusan walikota nantinya terminal ini mau dipakai apa," katanya. *m

Komentar