nusabali

DLHK Badung Bangun Patung Nakula Sadewa

  • www.nusabali.com-dlhk-badung-bangun-patung-nakula-sadewa

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung membangun patung Nakula Sadewa di Simpang Kali, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan. 

MANGUPURA, NusaBali
Pembangunan patung ini untuk meningkatkan estetika Badung sebagai daerah tujuan wisata dunia.Patung setinggi lima meter ini pembangunannya dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan pada tahun 2017 ini dan tahap dua pada tahun 2018. Pada tahap pertama Pemkab Badung mengeluarkan dana sebesar Rp 900 juta, dan tahap kedua sebesar Rp 2 miliar. Pada tahap pertama hanya membangun pedestal dan patung Nakula Sadewa. Sementara tahap kedua adalah pembangunan perlengkapan patung.

Kadis LHK Kabupaten Badung I Putu Eke Merthawan, mengungkapkan pembangunan ini sesuai dengan konsep pembangunan patung di Puspem dengan tema Mahabharata. Menurutnya, pembangunan patung ini sudah melalui proses komunikasi dengan pihak Desa Adat Jimbaran.

“Pembangunan patung ini bukan multi years, tetapi bertahap. Tahun ini fokus pembangunannya hanya patung dan pedestalnya. Tinggi patungnya lima meter dan pedestalnya 8 meter,” tutur Merthawan, Jumat (20/10).

Dalam perencanaannya, lanjut Merthawan, patung setinggi lima meter itu akan dilengkapi dengan kolam, lighting, air mancur, dan properti patung tambahan. Rencananya pembangunan seluruh patung itu rampung sebelum pertemuan IMF World Bank berlangsung pada November 2018.

Selain untuk meningkatkan estetika kota pariwisata, pembangunan ini juga untuk menyambut pertemuan IMF World Bank pada November 2018.  Pemilihan Jimbaran tempat mendirikan patung ini, karena di Jimbaran merupakan tempat kuliner internasional. Selain itu di Jimbaran juga terdapat hotel bintang lima dan Garuda Wisnu Kencana (GWK). DLHK fokus di sentral point dengan ikon-ikon yang berbeda.

Dikatakannya, pembangunan itu tak dilakukan satu tahap karena waktu yang digunakan untuk pembangunannya cukup lama. Karena selain untuk jangka panjang, pembangunan ini juga untuk kepentingan IMF tahun 2018. “Pembangunannya ribet. Pemindahan tiang listrik dan utilitas yang ada membutuhkan waktu lama. Sementara, itu harus selesai sebelum IMF,” kata Merthawan. *p

Komentar