nusabali

Buleleng Diteror Surat Ancaman Bom

  • www.nusabali.com-buleleng-diteror-surat-ancaman-bom

Aksi teror melalui surat berisi ancaman bom bikin geger segenap pegawai Kantor Camat Buleleng di Singaraja.

SINGARAJA, NusaBali
Surat dari orang tak dikenal yang mengatasnamakan jaringan pelaku teror di Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, tersebut masuk ke Kantor Camat Buleleng, Senin (18/1) pagi pukul 08.30 Wita. Dalam surat ancaman teror tersebut, pelaku menyatakan sudah siap meledakkan diri.

Peristiwa ancaman teror bom melalui surat ini bermula saat sopir Camat Buleleng Dewa Made Ardika, yakni Ida Bagus Wismartha, 28, sedang menyiapkan mobil bagi atasannya yang akan hadiri rapat Forum Komunikasi Kepala Desa/Lurah di Lovina, Kecamatgan Seririt. Tiba-tiba, sopir asal Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Buleleng ini melihat seorang pria tak dikenal kelihatan bingung di depan Kantor Camat. Sang sopir camat pun menghampiri pria tersebut, dengan maksud membantu dan menanyakan ada keperluan apa?

Setelah bincang-bincang sejenak, pria tak dikenal yang kelihatan bingung itu kemudainn menyerahkan surat kepada sopir IB Wismartha. Saat berbincang, pria tak dikenal memiliki logat Jawa yang sangat kental tersebut mengaku sedang mencari Kantor Wilayah Kecamatan Buleleng untuk mengantarkan surat.

Lalu, Wismartha menyarankan yang bersangkutan untuk langsung membawa surat tersebut ke Front Office Kantor Camat Buleleng. Namun, pria tersebut justru menolak. Akhirnya, Wismartha sendiri yang menerima surat yang dikeluarkan pria tak dikenal tersebut dari tas plastik warna hitam. Surat tersebut berada di dalam amplop yang warna putih yang tidak berisi cap resmi, juga tanpa identitas dan alamat pengirim. 

Ketika Wismartha hendak menanyakan asal surat tersebut, pria tak dikenal dengan ciri-ciri pria berkulit sawo matang, kumis tipis, pakai helm KYT warna Ungu, jaket parasut hitam, dan celana Jeans warna biru gelap itu keburu kabur dengan sepeda motor Honda Supra 125 warna hitam-silver berplat AG. “Orang itu langsung kabur ke arah selatan,” tutur Wismartha.

Tanpa rasa curiga sedikit pun, Wismartha langsungf menyerahkan surat yang diterima dari pria tak dikenal tersebut ke pegawai Front Office Kantor Camat Buleleng. Kemudian, seorang pegawai, Kiki Yudiartama, membuka surat tersebut untuk dimasukkan ke dalam agenda. Ternyata, isi surat tersebut memebuat Kiki dan seluruh pegawai di Kantor Camat Buleleng tercengang. Sebab, isinya berupa ancaman bom bunuh diri yang siap meledak.

Surat tersebut diawali dengan tulisan Arab yang terbaca Allah’u Akbar. Kemudian, di baris kedua, pengirim menulis tujuan surat yang ditujukan kepada seluruh kepala wilayah kota. Sedangkan di baris berikutnya, pengirim surat menyatakan dirinya adalah anggota jaringan teror bom Sarinah yang sudah memasuki wilayah Bali, di antaranya di Denpasat dan Singaraja.

Sedangkan pada alenia kedua, disebutkan bahwa setelah melakukan pengeboman di Sarinah, mereka siap meledakkan kota yang disebutkan di atas (Denpasar dan Singaraja). Disebutkan, teror bom dan serangan akan dilakukan di pusat perbelanjaan, perkantoran, dan pusat wisata. Tak puas dengan ancaman dua alenia tersebut, di bagian bawah kembali dituliskan kata-kata ancaman bahwa mereka tidak main-main dan siap untuk meledakkan diri.

Setelah membaca surat berisi ancaman teror bom tersebut, pegawai bernama Kiki Yudiartama kemudian meneruskannya kepada Camat Buleleng, Dewa Made Ardika. Masalah surat ancaman ini pun langsung dilaporkan camat ke petinggi Polres Buleleng dan Kodim 1609/Buleleng, yang kebetulan hadir dalam rapat Forkomdeslu Buleleng di kawasan wisata Lovina.

Selanjutnya...

Komentar