nusabali

Gunung Agung Keluarkan Asap Abu–abu

  • www.nusabali.com-gunung-agung-keluarkan-asap-abu-abu

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG menegaskan, warna asap Gunung Agung masih putih. Keluarnya asap abu-abu pada kawah akibat pantulan cahaya pada pagi hari.

143 Orang Pengungsi dari Desa Muncan Pulang Kampung

AMLAPURA, NusaBali
Gunung Agung yang berstatus awas, pada Sabtu (7/10) pagi, mengeluarkan asap berwarna abu–abu. Sementara intensitas gempa semakin naik. Suhu udara juga naik, hingga mencapai 23-26 derajat Celcius, lebih panas dari sebelumnya di kisaran 19-20 derajat Celcius.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Agung I Dewa Mertayasa mengungkapkan hal itu, Sabtu kemarin. Menurutnya, sebenarnya tidak terlalu beda jauh dengan kondisi sebelumnya. Namun kali ini, asap berupa uap air lebih tebal dan lebih tinggi. “Kenapa sekarang asap terbang lebih tinggi di atas kawah hingga mencapai 200 meter, itu tergantung arah angin,” kata Dewa Mertayasa di Banjar Rendang Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, Sabtu (7/10).

Sementara Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gede Suantika, mengatakan keluarnya asap (solfatara) berwarna abu-abu pada kawah Gunung Agung akibat pantulan cahaya pada pagi hari.

“Saya tegaskan warna asap yang keluar dari Gunung Agung masih berwarna putih dan belum berwarna abu-abu,” ujar Gede Suantika saat ditemui Antara di Pos Pengamatan Gunung Agung, Karangasem, Sabtu (7/10).

Dia mengatakan Gunung Agung yang berada pada ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut itu belum mengeluarkan abu vulkanik.

“Kami akan terus melakukan pemantauan dan sampai saat ini tidak ada perubahan warna asap,” tandasnya.

Hingga saat ini, status Gunung Agung masih berstatus awas atau level IV dan pihaknya tetap memberikan informasi kepada masyarakat agar tidak mendaki gunung dan masuk ke zona rawan.

“Kami imbau agar jangan masuk ke zona ini, karena Gunung Agung masih kritis. Saya mengharapkan masyarakat dan wisatawan tidak masuk ke dalam radius awas ini,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Devy Kamil Syahbana mengatakan asap yang keluar dari kawah Gunung Agung masih dominan berwarna putih.

“Keluarnya asap pada Gunung Agung menunjukkan bahwa gas yang keluar dari kawah sudah banyak. Apabila gas ini keluar terus biasanya tekanannya sedikit menurun. Tapi bukan habis, karena gempa yang terjadi masih cukup tinggi,” tuturnya.

Dia menjelaskan aktivitas kegempaan Gunung Agung belum mengalami penurunan, tercatat pada Jumat (6/10) aktivitas kegempaan terjadi hingga 700 lebih dengan rincian gempa vulkanik dalam terjadi sebanyak 601 kali, vulkanik dangkal (350 kali), tektonik lokal (72 kali), dan tektonik jauh dua kali.

Sementara itu, sebanyak 143 orang pengungsi asal Banjar Hyang Api, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem, yang mengungsi di posko pengungsian Banjar Lebah, Lingkungan Besang Kawan, Kelurahan Semarapura Kaja, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, memutuskan pulang ke kampung halamannya pada Sabtu (7/10) pagi.

Mereka memilih pulang karena berada di luar kawasan rawan bencana (KRB) bencana alam Gunung Agung. Kepulangan warga pengungsi asal Banjar Hyang Api tersebut diantar menggunakan dua unit bus, dan satu unit truk, sekitar pukul 10.00 Wita. Mereka didampingi oleh Camat Klungkung Komang Gede Wisnuadi, Polri/TNI, BPBD Klungkung, dan pihak terkait lainnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung I Putu Widiada, mengatakan warga pengungsi yang pulang tersebut memang atas permintaan pengungsi itu sendiri. Karena menyadari berada di wilayah luar KRB. “Adapun jumlah pengungsi yang diantar pulang 143 jiwa dari 41 kepala keluarga (KK),” ujar Widiada.

Setiba di kampung halamannya, mereka sudah ditunggu oleh aparat desa setempat. Pihaknya berharap agar masyarakat setempat bisa lebih tenang dan kembali beraktivitas seperti biasa, baik yang bekerja maupun siswa yang bersekolah. “Jangan pernah ada anggapan warga pengungsi kembali karena dipulangkan. Namun memang karena keinginan sendiri karena di luar KRB,” katanya.

Kata dia, apabila suatu saat nanti keadaan memaksa dan harus mengungsi lagi, maka Pemkab Klungkung siap menampung. “Mari ambil hikmah dari peristiwa ini, sebagai moment untuk mempererat rasa persaudaraan kita seperti apa yang disampaikan oleh Bapak Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta,” ujarnya. Sementara para pengungsi merasa senang bisa pulang ke kampung halamannya. *k16, wa

Komentar