nusabali

Bupati Mas Sumatri Coba Mesin Tanam dan Panen

  • www.nusabali.com-bupati-mas-sumatri-coba-mesin-tanam-dan-panen

Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri turut membajak, menanam, dan panen padi menggunakan mesin di kegiatan gelar teknologi pertanian Festival Subak Karangasem 2017, di Subak Hyang Taluh, Banjar Sudah Karya, Desa/Kecamatan Sidemen, Karangasem, Jumat (15/9).

AMLAPURA, NusaBali
Didampingi Kadis Pertanian Karangasem I Wayan Supandi, Bupati Mas Sumatri memperagakan membajak lahan sawah, mulanya menggunakan sapi, kemudian menggunakan traktor, disusul menanam dan panen menggunakan mesin.

Terkait rangkaian Festival Subak Karangasem 2017, Dinas Pertanian Karangasem membangun demplot seluas 1,3 hektare milik warga Subak Hyang Taluh. Demplot tersebut ditanami hortikultura dan padi. Khusus untuk tanaman padi, disediakan lahan kosong 2 are untuk tata cara bertanam padi, dan 2 are telah ditanami padi siap panen.

Dalam demplot itu, di antaranya ditanami terong, melon, cabe, bawang merah, jagung, sayur kol, sayur hijau, pare, buncis, kacang panjang, mentimun, tomat, kedelai, dan sebagainya. Semuanya siap panen.

Dinas Pertanian menyewa lahan seluas 1,3 hektare untuk demplot sebesar Rp 40 juta. Pemilik lahan selain mendapat uang sewa, juga mendapat hasil panen demplot. Tercatat hanya demplot buah semangka yang gagal, karena saat pertumbuhan buah diguyur hujan, sehingga terjadi busuk batang.

Lahan yang digunakan demplot buah semangka seluas dua are, milik Made Darma dari Banjar Sidha Karya Desa/Kecamatan Sidemen. Agar lahan itu bisa menghasilkan, maka tanaman semangka diganti selada.

Mas Sumatri saat gelar teknologi pertanian, terjun langsung bertanam padi menggunakan mesin rice transplanter, lengkap dengan bibit yang telah disemaikan dalam tray. Disusul menggunakan mesin combine atau mesin panen. “Mesin ini sangat memudahkan petani, misalnya mesin panen, tinggal mengendalikan langsung keluar gabah. Sekarang petani tidak perlu repot memanen secara manual,” kata Mas Sumatri.

Kadis Pertanian I Wayan Supandi mengatakan, demplot dibuat untuk memberikan pelatihan langsung kepada petani. Namun dari beberapa jenis demplot, demplot semangka yang gagal. “Sebab, saat pertumbuhan buah, diguyur hujan. Akibat kelebihan air, batangnya busuk,” tuturnya.

Petani I Wayan Pugeg dari Banjar Guminten, Desa/Kecamatan Sidemen, I Gusti Bagus Rai dari Banjar Kikian, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, dan I Nengah Puji dari Banjar Sidha Karya, Desa/Kecamatan Sidemen, menyatakan berminat menggunakan teknologi mesin tanam dan panen. “Selama ini membajak sawah gunakan sapi, setelah ada traktor, mesin tanam, dan mesin panen, saya tertarik menggunakan teknologi itu,” kata Gusti Rai, yang lahannya 40 are digunakan demplot. *k16

Komentar