nusabali

Kisah Romantis yang Berliku Mampu Hipnotis Penonton

  • www.nusabali.com-kisah-romantis-yang-berliku-mampu-hipnotis-penonton

Sang Nyoman Gede Adhi Santika, mahasiswa jurusan Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar sukses menghipnotis penonton dengan kisah romantis yang berliku dalam karyanya pada tugas akhir (TA) periode semester genap tahun akademik 2016/2017. 

DENPASAR, NusaBali
Memadukan seni teater wayang dan teater manusia, garapan yang memvisualisasikan tokoh Sang Anom dalam babad Satria Taman Bali ini tampil paling pertama di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar, Senin (7/8) malam.

Beberapa adegan menurut penonton cukup menyita perhatian. Salah satunya, saat adegan mesra Sang Anom memadu kasih dengan I Dewa Ayu Mas, putri Raja Gelgel. Tapi, sekejap mata keadaan berubah jadi suram. Sang Anom ditangkap oleh prajurit kerajaan dengan dijerat tali di sekujur tubuhnya. Keadaan pun dramatis dan emosional.

Kisah asmara Sang Anom dengan I Dewa Ayu Mas berujung pada hukuman mati, karena Sang Anom berani menghamili Putri Raja Gelgel tersebut. Namun pada saat Sang Anom akan dibunuh, datang Dang Hyang Subali, kakak tertua Sang Raja Dalem Sekar Angsana untuk mengakui bahwa anak laki-laki yang sudah berani menghamili I Dewa Ayu Mas tiada lain adalah anaknya. Hingga akhirnya direstuilah pernikahan Sang Anom dengan I Dewa Ayu Mas.

Alasan memilih teater pakeliran, menurut sang penggarap, Adhi Santika, karena dari unsur teater dan pakeliran itu menggabungkan unsur drama dan unsur wayang. Kata dia, sangat cocok dipentaskan di dalam gedung. Dalam teater pakeliran itu, ada kelir yang merefleksikan bayangan wayang. Untuk menambah kreasi, dia mengaku menggabungkan beberapa dimensi yaitu tiga dimensi, dua dimensi, dan bayangan siluet.

“Struktur pertunjukan ini menggunakan alur maju mundur, yakni cerita yang sudah diceritakan namun kembali diceritakan. Jadi di awal di beberapa adegan cerita ada sepasang kakek nenek bercerita kepada cucunya tentang kisah asmara Sang Anom dan I Dewa Ayu Mas dalam Babad Ksatria Taman Bali, dan kemudian cerita itu dihadirkan di panggung,” ungkapnya.

Dalam garapan ini, Adhi Santika ingin menyampaikan tentang perdebatan kasta yang selama ini jadi masalah klasik dalam urusan cinta.  “Saya juga ingin menyampaikan saran dan kepada penonton dan masyarakat, bahwa nama itu bukan yang utama. Walaupun nama tinggi tapi perilaku tidak bagus, untuk apa? Jadi tentang pelurusan kasta ini saya letakkan di awal cerita,” tuturnya.

Dalam garapan berdurasi 45 menit dengan melibatkan 86 orang seniman, sang penggarap sendiri ikut menari, berdialog, bernyanyi sampai bermain alat musik. Penggarap ingin menonjolkan dirinya sendiri. “Iringannya di sini menggunakan iringan musik Jawa karena dalam cerita ini ada keturunan Jawanya yaitu Dang Hyang Dwijendra,” imbuhnya.

Sementara Rektor ISI Denpasar, Prof I Gede Arya Sugiartha SSKar MHum yang turut menyaksikan pementasan tugas akhir kemarin malam mengapresiasi karya anak didiknya di jurusan Pedalangan. Menurutnya, garapan total teaternya yang digarap, namun mampu menyeimbangkan antara teater dengan pedalangannya. “Biasanya penyampuran antara teater dan pedalangan, paling pedalangannya yang mendominasi. Kalau yang ini saya kira sudah mampu seimbang. Yang menarik juga, kelir yang dinamis bisa dibuka tutup. Saya rasa ini sudah dikonsep dengan baik dan kreatif,” komentarnya.

Menurutnya, tugas akhir merupakan awal dari tantangan yang lebih besar ketika nanti lepas dari ISI Denpasar dan terjun di masyarakat. Menjawab tantangan ini, berbagai teori tentang seni, penciptaan, ekspolarasi ide-ide kreatif ditekankan dalam pembelajaran akademik di ISI Denpasar. “Di masyarakat mereka akan ditantang lagi. Mereka mengawali dengan tugas akhir, mereka akan lebih matang ketika mendapat tantangan di masyarakat.Yang jelas bekal-bekal ilmu kreatif sudah kita berikan, sehingga nanti mereka jauh akan mengeksplorasi lebih luas saat sudah terjun di masyarakat,” tandasnya.

Selain Adhi Santika, ada 100 orang mahasiswa lainnya dari Fakultas Seni Pertunjukkan ISI Denpasar yang mengikuti ujian tugas akhir. 101 mahasiswa terdiri dari 63 karya dan 38 skripsi. Sebanyak 63 tugas akhir berbentuk karya penciptaan antara lain karya tari 16 orang, karawitan 36 orang, pedalangan 5 orang, serta dari prohram studi (prodi) seni musik 6 orang. Semantara 38 karya skripsi berasal dari prodi tari 5 orang, karawitan 4 orang, pedalangan 1 orang, sendratasik 27 orang, dan seni musik 1 orang. *in

Komentar