nusabali

Takaran Bumbu Sesuai Jumlah 'Urip' Arah Mata Angin

'Rasayatra' by Pramana Experience yang Terinspirasi Naskah Bali Kuno Lontar Dharma Caruban

  • www.nusabali.com-takaran-bumbu-sesuai-jumlah-urip-arah-mata-angin

Tidak hanya Dharma Caruban, sejatinya ada beberapa lontar yang menyebutkan hal serupa, tetapi yang detail menyebutkan soal rasa adalah Dharma Caruban

GIANYAR, NusaBali - Naskah Bali Kuno Lontar Dharma Caruban menginspirasi Pramana Experience untuk mempersembahkan 'Rasayatra' yang dalam bahasa Sanskerta berarti perayaan rasa. Lontar yang berisi tata cara mengolah makanan untuk keperluan upacara keagamaan maupun konsumsi krama Bali ini diterjemahkan dalam beberapa menu appetizer (hidangan pembuka), main course (hidangan utama) dan dessert (hidangan penutup). Salah satunya, yakni Lawar Tabia Bun sebagai hidangan pembuka. 

Racikan Lawar Tabia Bun ini menggunakan takaran aneka bumbu sesuai jumlah 'urip' arah mata angin berdasarkan Lontar Dharma Caruban. CEO of Pramana Experience, I Wayan 'Leon' Suarsa mengatakan naskah lontar ini dipelajari langsung dari Samsara Living Museum. Naskah kuno Bali ini memberikan panduan rinci tentang paebatan (praktik kuliner tradisional Bali), menjelajahi teknik pengolahan makanan, rempah-rempah, sajen (persembahan), mantra, signifikansi komprehensif, dan fungsi makanan. Racikan ini diterjemahkan langsung oleh Chef Ida Bagus Alit Sugiarta dan I Komang Noviawan menjadi sebuah karya seni kuliner.

Lawar Tabia Bun menjadi salah satu menu pembuka yang diterjemahkan dari isi Lontar Dharma Caruban. –NOVI ANTARI

Dijelaskan Leon, Pramana Experience ingin mengajak semua tamu untuk merasakan dan merayakan cita rasa luar biasa melalui program ini. "Kami berkomitmen untuk terus bereksperimen dalam bidang kuliner melalui studi budaya yang merupakan pilar utama Pramana Experience," jelasnya saat peluncuran Rasayatra di The Hava Ubud A Pramana Experience, Rabu (8/5) malam.

Program ini akan berlangsung selama 3 bulan hingga 8 Agustus 2024 dengan beragam hidangan khas bumbu Bali. Para penggemar kuliner Bali  dapat menikmati Rasayatra di properti-properti di bawah Pramana Experience: Pramana Watu Kurung, Pramana Natura Nusa Penida, Pramana Giri Kusuma, Pramana Zahill Kintamani, Kuwarasan A Pramana Experience, The Alena A Pramana Experience, The Wakanda A Pramana Experience, Kawi Resort A Pramana Experience, Sanna Resort A Pramana Experience, The Hava Ubud A Pramana Experience, Swan Paradise A Pramana Experience, Kardia Resort A Pramana Experience, The Sankara Resort, The Sankara Suites and Villas, Sumitra Hotels & Resorts by Pramana, Tapa Tepi Kali, Echo Beach, dan Tapa Agung View, Besakih.

Chef saat mendemokan resep dari Lontar Dharma Caruban. -IST

Sementara itu, Ida Bagus Agung Gunarthawa dari Samsara Living Museum menyampaikan antusiasnya menjadi bagian dari Rasayatra karena prinsip yang sama untuk membumikan dan mengaktualisasi nilai-nilai lokal, nilai-nilai tua yang sudah teruji pada proses perjalanan panjang sampai pada simpulan-simpulan satu literasi yang berhubungan dengan kehidupan saat ini. Seperti halnya mengangkat lontar Bali dalam kesempatan ini.

Mengenai Lontar Dharma Caruban, memang tidak ditemukan tahun penulisannya. Namun demikian, pihaknya mengatakan ada sebuah keyakinan bahwa peradaban lontar ini sangat tinggi ketika berkuasanya Raja Udayana di Jawa Timur. "Diperkirakan ditulis pada periode itu sampai dengan Kerajaan Majapahit di Klungkung," jelasnya. Tidak hanya Dharma Caruban, sejatinya ada beberapa lontar yang menyebutkan hal serupa. Tetapi yang detail menyebutkan soal rasa, adalah Dharma Caruban. 

Di antaranya disebutkan bahwa rasa pedas bisa dapatkan dari jahe tempatnya di utara dengan urip 4. Rasa asin di timur dengan urip 5 diwakili oleh Kencur, rasa sepet dari isen atau lengkuas posisinya di selatan dengan urip 9, rasa pahit di sebelah barat dengan urip 7. "Kenapa penting, karena urip ini dipakai oleh orang Bali untuk menakar penggunaan bebungkilan. Misal menentukan berapa campuran jahe dan lengkuas. Dari uripnya 4:9, bisa diterjemahkan bahwa perbandingan komposisi Jahe itu setengah daripada Lengkuas," terangnya. 

Selaku chef, Ida Bagus Alit Sugiarta mengaku bangga karena bisa mengetahui resep Lontar Dharma Caruban yang sangat disakralkan. "Tentu kami merasa sangat beruntung mendapatkan kesempatan bisa mengadaptasi isi lontar," ungkap IB Alit Sugiarta yang memulai kariernya sebagai chef sejak tahun 1993 sekaligus merupakan keturunan Brahmana yang dalam kehidupannya dekat dengan lontar ini. 7 nvi

Komentar