nusabali

Perdosni Denpasar dan Baparwa Peringati Hari Parkinson Sedunia 2024

  • www.nusabali.com-perdosni-denpasar-dan-baparwa-peringati-hari-parkinson-sedunia-2024
  • www.nusabali.com-perdosni-denpasar-dan-baparwa-peringati-hari-parkinson-sedunia-2024

MANGUPURA, NusaBali.com - Hari Parkinson Sedunia yang diperingati setiap tanggal 11 April menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran global tentang penyakit neurodegeneratif ini.

Di Bali, Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni) Cabang Denpasar bersama Parkinson Bali Warrior (Pabarwa) menggelar acara peringatan World Parkinson’s Day (WPD/Hari Parkinson Sedunia) tahun 2024 dengan tema ‘Unite for Parkinson's: Awareness, Support, And Progress’ pada Minggu (21/4/2024).

Prof Dr dr DPG Purwa Samatra SpN (K), Ketua Pokdi Movement Disorders sekaligus Ketua Panitia, menjelaskan bahwa penyakit Parkinson akan semakin bertambah banyak, terutama pada lansia berusia 60 tahun ke atas.

Meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan Parkinson, obat-obatan hingga alat bantu seperti tongkat dapat membantu mengontrol penyakit dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Sekretaris WPD, dr Yenni Trisnawati GS M Biomed SpN (K), mengungkapkan bahwa peringatan Hari Parkinson Sedunia ini juga menjadi momen untuk menyambut HUT ke-1 Baparwa yang didirikan pada 16 April 2023.

Prof Dr dr DPG Purwa Samatra SpN (K) dan dr Yenni Trisnawati GS M Biomed SpN (K).

Berbagai kegiatan dilakukan, seperti pelayanan kesehatan untuk pasien Parkinson, seminar tentang stres dan depresi pada pasien parkinson, dan sesi olahraga bagi pasien. Edukasi soal Parkinson juga dikenalkan kepada masyarakat awam.

Pada kesempatan ini Prof Dr dr I Made Oka Adnyana Sp S(K), Ketua Departemen Neurologi FK Universitas Udayana, menekankan pentingnya pencegahan dan pengobatan dini penyakit Parkinson.

Beberapa faktor disebut sebagai pemicu Parkinson. Selain faktor usia,  stroke dan gangguan kardiovaskular bisa menjadi penyebab. Bahkan penggunaan pestisida juga dinilai berisiko pada mereka yang terpapar langsung.

Prof Anyana mengingatkan gejala awal Parkinson harus diperhatikan, di antaranya gerak lambat, kaku, mimik wajah yang seperti topeng, hingga tremor.

“Gejala ini sering diabaikan. Oleh karena itu, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala tersebut,” pesannya.

Prof Dr dr I Made Oka Adnyana Sp S(K).

Peringatan Hari Parkinson Sedunia yang dilaksanakan di Padi Club and Restaurant, Canggu, diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai kabupaten. Bahkan peserta dari Karangasem juga ada yang antusias datang di retoran milik I Made Yeskhiel L A Parwata tersebut.

Melansir situs National Day Calendar, sejarah Hari Parkinson Sedunia pertama kali ditetapkan sejak tahun 1997 silam. Ketika Asosiasi Penyakit Parkinson Eropa (EPDA) dan Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan Hari Parkinson Sedunia pada 11 April 1997.

Tanggal 11 April adalah hari ulang tahun dr James Parkinson. Dia adalah dokter pertama yang mengenali Parkinson sebagai kondisi medis. Dia menerbitkan sebuah esai pada tahun 1817 berjudul, ‘An Essay on the Shaking Palsy.’

Hari Parkinson Sedunia menjadi pengingat bahwa kita perlu bersatu dalam melawan penyakit neurodegeneratif ini.

Dengan meningkatkan kesadaran, memberikan dukungan kepada pasien, dan mendorong penelitian untuk menemukan obat yang lebih efektif, kita dapat memberikan harapan bagi jutaan orang yang hidup dengan Parkinson di seluruh dunia.

Komentar