nusabali

Lama Tinggal Wisatawan di Bali Menurun

  • www.nusabali.com-lama-tinggal-wisatawan-di-bali-menurun

Diperkirakan karena ‘gangguan’ pesaing, rata-rata lama tinggal atau menginap wisatawan di Bali menurun atau berkurang.

DENPASAR, NusaBali
Indikasi tersebut setidaknya  terbaca pada Juni lalu. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menunjukkan  rata-rata menginap wisatawan pada hotel berbintang 3,04 hari, turun 0,14 hari dibanding rata-rata menginap wisatawan di hotel berbintang pada Mei.

Kondisi serupa pada hotel non bintang. Lama tinggal wisatawan pada hotel non bintang pada  Juni rata-rata 2,72 hari. Turun 0,26 hari dibanding bulan Mei, kendati pada Juni ada peningkatan kunjungan  3,02 persen dibanding pada bulan Mei.

Berkurangnya masa tinggal wisatawan tersebut diakui pihak terkait. Di antaranya Dinas Pariwisata Provinsi Bali.  Kadis Pariwisata Bali Anak Agung Yuniarta Putra, mengatakan setidaknya ada dua faktor yang menjadi pemicu wisatawan mempersingkat masa tinggalnya di Bali. Yang pertama adalah promosi dan daya tarik dari para pesaing Bali. “Yakni sepuluh DTW yang ditetapkan pemerintah,”  ujar Agung Yuniarta Putra, Rabu (2/8).

Yuniarta menyebut salah satunya Gili Trawangan di Lombok  (NTB). Dalam sehari, sekitar 3.000 orang wisatawan yang pergi ke Gili Trawangan lewat Bali. Papar Agung  Yuniarta Putra, wisatawan tersebut hampir seluruhnya menyeberang dari Bali, untuk menikmati  Gili Trawangan. “Ini jelas mempengaruhi waktu tinggal mereka di Bali,” kata Agung Yuniarta Putra.

Faktor kedua menyangkut infastruktur pendukung,  yakni  jalanan dan layanan transportasi yang kerap krodit dan macet. “Bayangkan untuk ke Ubud dari Denpasar perlu waktu dua jam,” ungkap  Agung Yuniarta Putra.

Jalanan yang macet kata Agung Yuniarta Putra tentu mengganggu dan menyebabkan wisatawan tidak  nyaman. Keadaan ini tentu berpengaruh pada psikologi wisatawan, sehingga bukan tak mungkin mereka memilih tujuan wisata lain, yang mungkin dinilai lebih nyaman dan bebas macet. “Kenyataannya  macet itu memang merupakan keluhan klasik dari wisatawan,” tandas  Agung Yuniarta Putra.

Selama kondisi infrastruktur   memantik rasa tidak nyaman,  Agung Yuniarta Putra yakin tetap akan berpengaruh terhadap masa tinggal wisatawan, yakni mengurangi lama tinggalnya di Bali. “Saya kira itu,” kata Agung Yuniarta.

Sebelumnya kalangan pelaku pariwisata mengiyakan indikasi berkurangnya lama tinggal wisatawan di Bali. Diakuinya penurunan tersebut karena munculnya daya tarik wisata baru, yakni  10 DTW yang ditetapkan Pemerintah.  DTW- DTW tersebut seperti Gili Trawangan, Labuhan Bajo, Raja Ampat, Danau Toba, Wakatobi, Borobudur  dan lainnya terus berbenah serius, untuk menarik kunjungan wisatawan.

Meski demikian kalangan pelaku pariwisata mengaku tidak terlaku khawatir. “Karena Bali tetap merupakan magnet pariwisata Indonesia,” ujar Ketua PHRI Badung Anak Agung Rai Suryawijaya. Bagaimana pun AA Rai Suwirya, Bali tetap mendapat ‘porsi’ lebih dari wisatawan. Misalnya wisatawan Eropa, memanfaatkan 14 hari waktunya tinggal di Bali dan 2 hari di luar Bali, sebelum balik lagi ke Bali dan pulang ke negaranya. “Sehingga tak perlu khawatir, karena Bali tetap jadi barometer pariwisata Indonesia,”  kata AA Rai Suyawijaya yang juga Wakil Ketua Kadin Bali.  *k17

Komentar