nusabali

Harga Sawi Hijau Naik 200%, Tomat Ogah Turun

  • www.nusabali.com-harga-sawi-hijau-naik-200-tomat-ogah-turun

DENPASAR, NusaBali - Memasuki musim libur Lebaran, harga komoditas sayuran di Kota Denpasar mengalami kenaikan drastis. Salah satu yang paling mencolok adalah sawi hijau. Sawi hijau mengalami kenaikan hingga 200 persen.

Pantauan di Pasar Badung, Jumat (12/4), harga sawi hijau kini mencapai Rp30.000 per kilogram. Sehari sebelumnya, sayur hijau ini masih di angka Rp 24.000 per kg. Padahal sebelum Lebaran, harga pasaran masih Rp10.000 per kg. Kenaikan ini terjadi secara bertahap dan mencapai puncaknya setelah Lebaran.

Made, 60, pedagang di Pasar Badung menjelaskan, kenaikan harga sawi hijau disebabkan oleh ketersediaan yang terbatas selama libur Lebaran. Banyak pedagang sayur yang libur, sehingga stok berkurang dan berdampak pada harga. 

"Kalau masa normal, ketersediaan sayur melimpah karena ada banyak pedagang dari luar daerah. Tapi setiap Lebaran, mereka libur," kata Made. Kenaikan harga ini sedikit memengaruhi omzet Made, karena pembeli yang berbelanja untuk kebutuhan rumah tangga cenderung membeli dalam jumlah kecil.

Selain sawi hijau, tomat juga masih menjadi komoditas mahal dibanding harga normal. Di Pasar Cokroaminoto, harga tomat kembali dibanderol Rp40.000 per kg setelah sempat beberapa saat turun menjadi Rp 30.000. Sebelum Hari Raya Nyepi, harga tomat masih Rp25.000 per kg. Harga ini pun sudah melesat dari harga ‘normal’ yang berada di kisaran Rp 14.000 -16.000 per kg.

Kenaikan harga tomat, ungkap seorang pedagang,  disebabkan oleh gagal panen di tingkat petani. Pohon tomat di lahan pertanian banyak yang rusak akibat angin, sehingga stok berkurang."Harga tomat naik karena gagal panen di petani. Di lahan pertanian banyak pohon yang rusak akibat angin," kata Kadek, pedagang di Pasar Cokroaminoto, Jumat (12/4) sore.

Kadek menambahkan, harga tomat yang masih relatif tinggi ini tentu mendatangkan banyak komplain dari masyarakat yang berbelanja. Tapi karena kebutuhan, mereka pun tetap membeli, walaupun dalam jumlah yang sedikit. 

“Bisanya tidak sampai satu kilogram yang dibeli, hanya sekitar setengah kilo atau yang dijual per biji saja yang mampu dibeli oleh masyarakat,” ungkapnya. 7 ol4

Komentar