nusabali

Peternak Babi Pilih Kosongkan Kandang

  • www.nusabali.com-peternak-babi-pilih-kosongkan-kandang

BANGLI, NusaBali - Munculnya kematian babi yang diduga karena penyakit African Swine Fever (ASF), membuat para peternak di Bangli ketar-ketir. Banyak peternak memilih mengosongkan kendang babinya.

Salah seorang peternak babi, Sang Oman mengaku sebelumnya memelihara beberapa ekor indukan babi dan bibit babi. Dari beberapa indukan babi yang dipelihara satu diantaranya tiba-tiba terserang penyakit dan mati. Takut babi yang lain mengalami hal yang sama  pihaknya memilih menjual seluruh babi. "Durasi waktu kematian dari bagi sakit sangatlah, singkat, gejala awal babi alami demam," ungkapnya, Jumat (29/3).

Peternak asal Kelurahan Cempaga ini masih berpikir untuk kembali memelihara babi. Karena kematian babi hampir merata terjadi di beberapa tempat yang diduga  akibat penyakit ASF. "Kami memilih kosongkan kandang dulu. Jika terserang ASF, butuh waktu lama mensterilkan kandang,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan peternak Putu Parsa. Pasca harga babi anjlok ditambah merebaknya isu ASF, dia memilih tidak lagi memelihara babi dan mengosongkan kendang babinya. "Sebelumnya kami memelihara puluhan ekor babi, karena  harga yang anjlok ditambah  isu ASF tentu kami berpkir ulang memelihara babi,” kata peternak asal Desa Peninjoan Kecamatan Tembuku ini.

Menurutnya, ASF sangat tahan akan perubahan lingkungan dan dapat tahan dalam kandang babi hingga sebulan. Minimal selama 2 bulan kandang harus dikosongkan. 

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Bangli I Wayan Sarma mengatakan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah penyakit babi salah satu nya ASF, Bupti Bangli telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor : 500.7.2.4/875/PKP. Dengan SE ini diimbau kepada masyarakat  dan peternak babi untuk lebih meningaktkan kewaspadaan dengan melakukan langkah- lakah. Diantaranya, menerapkan biosecurity yang ketat menjaga kebersihan dan sanitasi kandang  serta melakukan penyemprotan desinfektan, ternak babi yang mati harus dibukur serta tidak menambah populasi dengan mendatangkan bibit dari luar kabupaten. "Surat Edaran telah kami sampaikan  ke desa- desa melalaui pemerintah kecamatan," jelasnya.7esa

Komentar