Podgala: Ogoh-Ogoh Banjar Abian Kapas Tengah Berikan Pesan Moral untuk Pemimpin

DENPASAR, NusaBali.com - Ogoh-ogoh Banjar Abian Kapas Tengah, Desa Adat Sumerta yang berjudul ‘Podgala’ menarik perhatian dengan maknanya yang mendalam. Dibuat oleh Dwiaga Yogiswara (Aga), ogoh-ogoh ini terinspirasi dinamika tahun politik sekaligus memberikan pesan moral bagi pemimpin.

Proses pembuatan ogoh-ogoh ini tidaklah mudah. Aga dan timnya harus menghadapi berbagai kendala, seperti pengerjaan dilakukan di tanah kosong karena adanya piodalan di banjar. Lalu anggota ST menjadi petugas Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024. Belum lagi padatnya hari-hari rahinan.

Meskipun demikian, ogoh-ogoh salah satu banjar di Denpasar Timur ini dapat diselesaikan tepat waktu untuk penilaian pada tanggal 17 Februari.

Ogoh-ogoh Podgala menceritakan tentang prosesi mediksa atau penyucian diri dan pikiran yang dilakukan oleh seorang pemimpin.

Pesan yang ingin disampaikan adalah agar pemimpin dapat mengendalikan diri, menyucikan pikiran, dan tidak semena-mena dengan rakyatnya.

Ogoh-ogoh ini terdiri dari 6 karakter, dengan tokoh utama adalah angsa yang melambangkan kebijaksanaan.

Karakter lainnya, seperti raksasa berkepala angsa dengan dua badan (babi dan ayam), melambangkan tri guna: sattwam, rajas, dan tamas.

Pemimpin ideal haruslah bisa mengendalikan sifat sattwam (kebijaksanaan), rajas (cekatan), dan tamas (malas). Karena itulah seorang pemimpin harus bisa mengaplikasikan tiga sifat tersebut sesuai kebutuhannya.

Ogoh-ogoh ini mengingatkan pemimpin agar tidak terjerumus dalam sifat ego, malas, dan bodoh.

Ogoh-ogoh ini menonjolkan agem-agem (gerakan tubuh) tanpa mesin.

Simbol acintya (Tuhan) pada ogoh-ogoh ini mengingatkan pemimpin untuk selalu berpegang teguh pada ajaran agama.

Aga berharap seni ogoh-ogoh dapat dilestarikan dan dijaga.Ia juga mengimbau agar ogoh-ogoh tidak dirusak atau dibakar, dan mengajak semua pihak untuk saling menghargai.

Pada tahun 2023, Banjar Abian Kapas Tengah meraih juara 1 di tingkat Desa Sumerta dengan ogoh-ogoh berjudul ‘Kala Maya Tattwa’.