nusabali

Seni Wayang Kulit Tampil Perdana di PAS

  • www.nusabali.com-seni-wayang-kulit-tampil-perdana-di-pas

SINGARAJA, NusaBali - Komunitas Pedalangan Kercen Mas, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, dengan dalang mudanya Komang Wahya Saputra, mendapatkan kesempatan tampil di Pekan Apresiasi Seni (PAS). Dalang Wahya mencatat sejarah penampilan seni klasik Wayang Kulit perdana di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno, Sabtu (13/1) malam.

Dalang Wahya yang baru berusia 20 tahun ini tampil memukau dengan cerita yang dibawakan tentang Sayembara Dewa Indra. Cerita ini membawakan kisah saat Dewa Indra membuat sayembara kepada para desa di surga saat kondisi mulai terdesak oleh serangan Dewata Kwaca. Pementasan seni klasik Wayang Kulit ini pun diberi sentuhan modern dari tata lampu dan panggungnya.
 
“Komunitas Pedalangan Kercen Mas ini berdiri dari tahun 2021. Saya berada di bawah naungan wayang cengblonk, sehingga kemarin juga peralatan pementasan dibantu,” ucap Dalang Wahya.
 
Pemuda asal Banjar Dinas Kelod Kauh, Desa Tamblang ini mengaku menekuni dunia pedalangan sejak duduk di bangku SMA. Dia yang tertarik pada seni klasik memutuskan melanjutkan sekolah di SMKN 3 Sukawati mengambil jurusan pedalangan. Sejak tamat mengenyam sekolah sempat mengisi pertunjukan untuk upacara tiga bulanan maupun pementasan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
 
“Kemarin saya minta jadwal pentas di PAS banyak juga permintaan masyarakat, karena kangen juga sempat lama vakum karena saya bekerja di Denpasar,” terangnya.
 
Namun kesibukannya sehari-hari sebagai barista, tidak membuatnya melupakan seni yang ditekuni sejak belia. Sebagai salah satu dalang muda, dia mengaku lebih memprioritaskan pementasan dengan sentuhan inovatif. Sehingga pementasannya bisa menggaet penonton dari semua kalangan termasuk remaja dan pemuda yang selama ini cenderung anti dengan pertunjukan seni klasik.
 
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng I Nyoman Wisandika dikonfirmasi terpisah, mengatakan sejak diputuskan PAS tetap berlangsung di tahun 2024, jadwal pementasan sudah penuh di bulan Januari. Khusus untuk pertunjukan wayang kulit yang tampil perdana di PAS, disebutnya sebagai satu upaya memberikan kesempatan merata pada pelaku seni tradisional maupun modern.
 
“Kami membuka peluang sebesar-besarnya, tidak hanya untuk seni tari tabuh saja. Tahun lalu kan juga ramai kesenian teater dari seni modern. Semakin banyak yang mau tampil semakin bagus dan beragam kesenian kita di Buleleng. Artinya tujuan PAS untuk pelestarian seni budaya sudah menunjukkan hasil,” ucap Wisandika.

Selain 4 komunitas yang sudah mendapatkan jadwal pementasan, ada 107 sanggar seni, kelompok seni maupun sebunan di Buleleng yang siap mengisi PAS selama tahun 2024 ini.7 k23

Komentar