nusabali

Pemkot Bakal Masifkan Uji Emisi untuk Tekan Polusi

  • www.nusabali.com-pemkot-bakal-masifkan-uji-emisi-untuk-tekan-polusi

DENPASAR, NusaBali - Pemkot Denpasar melalui Dinas Perhubungan (Dishub) melakukan uji emisi bagi kendaraan angkutan umum yang ada di Terminal Ubung, Denpasar Utara, Selasa (19/12).

Salah satu kendaraan yang diuji emisi adalah Bus Trans Metro Dewata. Pelaksanaan uji emisi akan dilakukan lebih masif untuk menurunkan polusi di Denpasar.

Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, uji emisi ini makin digencarkan juga berkaitan dengan bea balik nama yang akan diserahkan ke kabupaten/kota. Menurutnya tahun 2025, ada opsi pajak bea balik nama sebesar 66 persen diserahkan ke kabupaten/kota. Sehingga pihaknya akan melaksanakan uji emisi lebih masif lagi.

Arya Wibawa menambahkan, ada indikator tertentu untuk menyatakan kendaraan layak jalan. Jika melebihi ketentuan, maka mobil tersebut harus diberikan treatment tertentu. “Masing-masing kendaraan wajib melakukan itu. Ini juga untuk menjaga Kota Denpasar,” ucapnya..

Uji emisi ini dilakukan oleh Dinas Perhubungan bekerjasama dengan Dinas LHK. Untuk uji emisi awal akan menyasar kendaraan di Terminal Ubung dan di PO Bus AKAP. Selain itu, untuk menciptakan udara bersih juga menerapkan penggunaan kendaraan listrik.

Untuk uji coba Pemkot membagikan 142 unit motor listrik kepada Babinsa, Bhabinkamtibmas, perbekel dan lurah se-Kota Denpasar pada 12 Desember 2023 lalu. Penyerahan motor listrik ini berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Juga ada Perpres Nomor 7 tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (EV) sebagai Kendaraan Dinas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Anggaran untuk pengadaan motor listrik ini berasal dari APBD Perubahan Kota Denpasar tahun 2023.

Hal ini merupakan program kendaraan bermotor berbasis energi ramah lingkungan. “Kami uji coba dan fokuskan dulu untuk di desa dan kelurahan. Karena ini masih perlu transisi dan juga ketersediaan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum),” kata Arya Wibawa.

Dia menyebutkan, masih melihat apakah penerima bisa melakukan perawatan lantaran biaya perawatan yang masih cukup tinggi. Arya Wibawa menyebut, satu unit motor listrik ini seharga Rp 25 juta. Sementara untuk harga baterainya masih cukup tinggi yakni Rp 8 juta hingga Rp 9 juta. Pihaknya menambahkan, anggaran yang dikeluarkan untuk pengadaan motor listrik ini sekitar Rp 3,5 miliar. “Ini masih kami uji cobakan dulu, apakah mampu melaksanakan secara penuh,” tandasnya. 7 mis

Komentar