nusabali

Ratusan Pemanah Bertarung di Denpasar

Kejuaraan Bali Jepun Tradisional Archery Cup

  • www.nusabali.com-ratusan-pemanah-bertarung-di-denpasar

Kejuaraan ini diikuti atlet dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Yogyakarta, Mojokerto, Klaten, Tangerang, Sukabumi, Pacitan, Pasuruan, Surabaya dan semua kabupaten/kota di Pulau Dewata.

DENPASAR, NusaBali
Sebanyak ratusan peserta dari berbagai daerah akan mengikuti kejuaraan Jepun Bali Tradisional Archery (JBTA) Cup di Denpasar, pada 17 Desember. Event tersebut mempertandingkan tiga kategori, yakni panahan tradisional, anak-anak, dan tulup (sumpit).

Pendiri Jepun Bali Tradisional Archery Clab, Ida Ayu Anom Purnamaningsih menerangkan event JBTA diikuti atlet dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Yogyakarta, Mojokerto, Klaten, Tangerang, Sukabumi, Pacitan, Pasuruan, Surabaya dan semua kabupaten/kota di Pulau Dewata. 

"Dari data pendaftaran sampai saat ini, sudah ada seratus peserta atlet panahan. Peserta diperkirakan masih akan terus bertambah karena pendaftaran masih berlangsung hingga 10 Desember," ungkap Ida Ayu Anom, Senin (4/12)

Menurut Ida Ayu Anom, ada tiga kategori yang ditampilkan dalam kejuaraan itu. Yakni, Panahan Tradisional yang diikuti peserta umum mulai dari pelajar SMP, SMA dan dewasa dengan jarak 30 meter untuk putra dan putri. 


Lalu kategori kedua, yakni panahan anak-anak SD (kelas 1-VI) untuk putra dan putri dengan jarak 15 meter. Sedangkan kategori ketiga, tulup/sumpitan dengan jumlah peserta 45 orang dengan katagori umum untuk putri jarak 10 meter dan putra jarak 15 meter. 

"Semua kategori sudah ada yang mendaftar. Jadi masih dirangkum hingga penutupan pendaftaran baru tahu total keseluruhannya," jelas Ida Ayu Anom.

Penyelenggaraan kejuaraan itu, kata Ida Ayu Anom, semata untuk mengembangkan olahraga tradisional di Indonesia. Selain itu, event kali ini juga bagian dari mempersiapkan para atlet panahan yang nantinya akan bertanding dalam Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (FORNAS) 2025 di Nusa Tenggara Barat. "Penggemarnya dari anak anak sampai dewasa cukup banyak. Makanya kita selenggarakan kejuaraan ini. Ya, nanti kalau sudah ada atletnya, akan dibina di masing-masing club' yang ada," kata Ida Ayu Anom.

Dia juga mendorong olahraga tradisional itu masuk dalam ekstrakurikuler sekolah negeri maupun swasta. Saat ini, kata Ida Ayu Anom, baru ada beberapa sekolah swasta yang ikut menggalakkan olahraga tersebut. Dia pun berharap di tahun ajaran baru bisa masuk dan memperkenalkan olahraga tersebut kepada pelajar. 

"Harapannya ini juga masuk pelajaran ekstra di sekolah yang ada di Bali. Kalau luar Bali, ini sudah banyak bahkan sampai perguruan tinggi, sehingga perkembangannya sangat pesat," kata Ida Ayu Anom Purnamaningsih. dar

Komentar