nusabali

Penting Pahami Kasuksmaan Warisan Budaya

Dari Seminar Kajian WBTB 2023 di Semarapura

  • www.nusabali.com-penting-pahami-kasuksmaan-warisan-budaya

SEMARAPURA, NusaBali - Masyarakat khususnya umat Hindu Bali amat kaya dengan praktik budaya, terutama tradisi ritual. Hanya saja, tradisi tak cukup dipraktikkan secara hafalan. Semua itu harus diperkuat dengan pemahaman kasuksmaan yang terkandung di dalamnya.

Saran itu dilontarkan Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Klungkung I Ketut Suadnyana, saat menutup seminar hari kedua hasil kajian Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) 2023, di Museum Semarajaya, Kota Semarapura, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, Rabu (15/11).

Atas saran itu, Suadnyana menyambut penting hasil penelitian dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana (Unud), Denpasar, tentang tradisi budaya di Klungkung yang akan diusulkan jadi WBTB. Penelitian ini tak hanya mengungkap bentuk, formulasi, dan struktur, sebuah budaya. Namun juga membeber fungsi, faktor kondisi, serta makna yang terkandung dalam WBTB.

Menurutnya, kesuksmaan dimaksud adalah upaya masyarakat selaku pelaku tradisi budaya, terlebih ritual, untuk meresapi secara mendalam tentang apa yang dilakukan. Pemahamnan tak sekadar paham fungsi atau manfaat sebuah kebudayaan, namun jauh dari itu. Masyarakat mesti mampu memaknai hakikat atas inti sari dalam kandungan kebudayaan itu.

‘’Dengan pemahaman hakikat, orang akan penuh energi melakoni budayanya. Maka tak jarang disebut mataksu. Risikonya, tak ada praktik untung - rugi, apalagi diukur dengan timbangan komoditas atau barang dagangan,‘’ jelas mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Klungkung ini.

Suadnyana menambahkan, pemahaman kasuksmaan akan menjadi peta jalan utama bagi Dinas Kebudayaan, bersama masyarakat dan kaum peduli budaya lainnya dalam pemajuan kebudayaan. Hal itu juga sebagai rambu utama untuk melangkah nyata dalam merestorasi, melestarikan, dan merevitalisasi sebuah kebudayaan. ‘’Biasanya, hal terberat adalah merevitalisasi nilai-nilai yang tertanam dalam praktik kebudayaan. Soal bentuk dan fungsi ini sering toleran, meskipun harus dipertahankan,’’ jelasnya.

Untuk diketahui, sejak Selasa (14/11), seminar hasil kajian (WBTB) 2023 yang dihadiri Tim WBTB Kabupaten Klungkung, tokoh masyarakat dan undangan, itu juga mengkaji tentang Tradisi Lukat Gni di Puri Satria Kawan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Kesenian Gambang dari Desa Adat Tangkas, Desa Tangkas, Kecamatan Klungkung, Kesenian Gandrung di Desa Adat Batukandik, Desa Batukandik, Kecamatan Nusa Penida, dan Tradisi Meprani di Desa Adat Banjarangkan, Desa Banjarangkan Kecamatan Banjarangkan.

Senada Suadnyana, Ketua Tim WBTB Prof Dr AA Bagus Wiraawan SU, mengingatkan masyarakat wajib memahami apa yang terkandung di balik budaya yang dipraktikkan. ‘’Ada apa di balik tradisi atau sebuah benda yang dijadikan sarana ritual,’’ ujar guru besar Sejarah asal Desa Gelgel, Klungkung ini.

Tentang penggalian kasuksmaan di balik bentuk dan praktik budaya itu, dirinya menyarankan agar masyarakat bisa menggali. Antara lain, mencari tahu dan meresapi  apa makna mitologi yang terkandung dalam praktik budaya. ‘’Misalnya dengan pendekatan interpretatif, penelitian ini juga menggali apa yang belum terpikirkan oleh Masyarakat. Karena bentuknya ritual, misalnya, maka kasuksmaannya harus diutamakan,’’ jelasnya.7lsa

Komentar