nusabali

Ramai Piodalan di Sasih Kapat, Begini Penjelasannya

  • www.nusabali.com-ramai-piodalan-di-sasih-kapat-begini-penjelasannya

MANGUPURA, NusaBali.com - Pada sasih kapat (bulan keempat dalam penanggalan Bali) menjadi masa di mana upacara keagamaan atau piodalan banyak digelar. Ternyata adalah alasan tersendiri mengapa sasih kapat dinilai baik untuk pelaksanaan ritual.

Hindu di Bali memiliki sistem penanggalan tersendiri. Salah satu komponennya adalah sasih yang terdiri dari perputaran satu masa purnama (pananggal) dan satu masa bulan baru (tilem) atau pangelong.

Tahun ini, sasih kapat berputar sekitar 15 September-14 Oktober 2023. Pada masa ini cukup banyak ritual dan piodalan yang diselenggarakan baik di tingkat sanggah merajan rumah tangga hingga pura umum.

Kelihan Adat Kapal I Ketut Sudarsana yang juga penekun sastra Bali membeberkan energi yang dibawa sasih kapat. Di mana, secara sakala dan niskala, sasih kapat ini membawa energi kesuburan.

"Kalau dilihat dari etika (tattwa) agama Hindu, pada sasih kapat ini bebungaan itu tumbuh dengan baik," ujar Sudarsana, dijumpai di Pura Desa lan Puseh Desa Adat Kapal, Mengwi, Badung, Jumat (29/9/2023).

Sasih kapat
dinilai sebagai 'musim semi' apabila ditelisik dari kesusastraan Hindu Bali. Untuk itu, secara sakala, sasih kapat mendukung ketersediaan sarana upacara seperti bunga, daun, buah, dan air.

Lebih jauh lagi, 'musim semi' ini membawa filosofi bahwa ritual yang dilakukan mampu memberikan anugerah bagi umat. Sebab, bunga yang mekar melambangkan umat yang berkembang secara pemikiran atau pengetahuan.

"Bunga yang tumbuh dengan mekar ini diasosiasikan bahwa bisa tumbuh ide-ide yang brilian dari pelaksanaan ritual itu sendiri," imbuh Sudarsana yang juga tokoh penggubah lontar Kabupaten Badung.

Di samping itu, akar ajaran Hindu yakni Weda tidak lain merupakan ilmu pengetahuan (wid). Segala upaya pelaksanaan ritual akan bermuara pada pencarian pengetahuan atau pencerahan pikiran. *rat

Komentar