nusabali

Tari Teatrikal dan Musikalisasi Puisi Meriahkan Pesta Renjana di Museum Gunarsa

  • www.nusabali.com-tari-teatrikal-dan-musikalisasi-puisi-meriahkan-pesta-renjana-di-museum-gunarsa

SEMARAPURA, NusaBali - Seniman teater April Artison meluncurkan buku kumpulan puisi berjudul ‘Renjana’ di Museum Gunarsa, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Sabtu (9/9) malam.

Peluncuran buku ini ditandai dengan Pesta Renjana yang dimeriahkan oleh seniman teater Moch Satrio Welang, penyair Achmad Obe Marzuki, seniman musikalisasi puisi Heri Windi Anggara, seniman Kodo Guang, Komunitas Teater Sastra Lentera, dan lainnya.

Moch Satrio Welang menampilkan tari teatrikal yang merupakan tribute untuk maestro Nyoman Gunarsa. Tari teatrikal ini dengan aktor pendukung Reza Ramadhan diiringi musik Petrasalira yang menyayat besutan Artmoshcestra, seniman Malang. Satrio Welang membacakan dua puisi April Artison berjudul ‘Hilang’ dan ‘Tentang Penantian.’ Puisi yang kedua ini sengaja dipilihnya karena mengungkapkan kerinduan dan rasa kehilangan mendalam April Artison atas kepergian sosok maestro Nyoman Gunarsa yang berpulang pada tahun 2017 lalu. 

Penyair Achmad Obe Marzuki tampil membacakan puisi dengan gaya performing art poem berkolaborasi dengan April Artison. Mereka membawakan puisi berjudul ‘Takdir’ didukung para siswa dari komunitas Sastra Lentera dengan konsep pembacaan kolosal. Heri Windi Anggara tampil menawan bersama kelompok Sekali Pentas yang menyanyikan dua puisi April Artison berjudul ‘Belenggu Para Iblis’ dan ‘Rayuan Sang Iblis’. Kelompok Sekali Pentas beranggotakan Heri Windi Anggara, Yoga Anugraha, Colby Aria, dan Kadek Mani.  

Pesta Renjana dibuka dengan penampilan musikalisasi apik oleh komunitas Teater Sastra Lentera, dilanjutkan dengan sesi diskusi buku dengan moderator Wayan Jengki Sunarta. Diskusi hangat ini menghadirkan Dosen Filsafat Tommy F Awuy, seniman IBW Widiasa Keniten, dan kritikus sastra Dr Made Sujaya. Dalam puisi-puisi ‘Renjana’, April Artison mengungkapkan berbagai tema yang berangkat dari dirinya, seperti tubuh, rindu, kehidupan, cinta, kematian, dan pencarian jati diri. Puisi-puisinya sarat dengan metafora dan simbol yang memancarkan kedalaman emosi dan pemikirannya.   

“Saya bersyukur menemukan jalan di jalur puisi. Saya dapat menuntaskan dahaga akan susastra untuk terus menggali, memacu diri. Tidak hanya untuk menemukan jati diri, juga untuk mendengarkan alam raya,” ungkap April Artison. Acara peluncuran buku Renjana terbitan Pustaka Ekspresi ini berlangsung meriah.  Dipandu penyair Kadek Desi Nurani dan dihadiri para seniman Bali di antaranya Prof Dibia, IB Martinaya, Wayan Westa, Gde Aryantha Soetama, Mas Ruscitadewi, Mira MM Astra, Putrayasa, Ngakan Kasub Sidan, Arya Dimas, Wini Arthini, dan masih banyak lagi. 

Gede Artison Andarawata mewakili keluarga besar Nyoman Gunarsa mengucapkan terima kasih atas apresiasi kalangan seniman dalam beragam bidang seni yang tampil dan hadir dalam peluncuran buku Renjana di Museum Gunarsa. Museum Gunarsa dibangun pada tahun 1990 dan diresmikan pada tahun 1994 oleh Menteri Pariwisata dan Kebudayaan, Wardiman Djoyonegoro. Museum yang mengoleksi lukisan klasik Bali dan lukisan modern karya seniman Bali ini menyimpan lebih dari 250 karya. 7 k21

Komentar