nusabali

Guru Bahasa Bali 48 SMP Sepakat Buat Soal Bersama

  • www.nusabali.com-guru-bahasa-bali-48-smp-sepakat-buat-soal-bersama

AMLAPURA, NusaBali - Ketua MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) bahasa Bali Tingkat SMP Karangasem I Dewa Puspita Padmi memimpin pembuatan tes sumatif semester ganjil, melibatkan utusan dari 48 SMP. Tujuannya, agar secara kualitas pendidikan muatan lokal merata di Karangasem.

Materi soal yang disusun untuk kelas VII, kelas VIII dan kelas IX, untuk tes semester ganjl, November mendatang. Ketua MGMP I Dewa Puspita Padmi memaparkan hal itu kepada segenap guru bahasa Bali di SMPN 2 Amlapura, Jalan Sudirman Amlapura, Sabtu (9/9).

Perwakilan guru bahasa Bali yang hadir dari 32 SMP negeri, 11 SMP Negeri Satu Atap dan 5 SMP Terbuka se-Karangasem. “Secara teknis penyusunan materi soal tidak ada kendala, karena menggunakan bahasa yang standar,” jelas guru bahasa Bali SMPN 5 Amlapura itu.

Pembuatan tes bahasa Bali, katanya, dibagi tiga kelompok, yakni kelompok pembuat soal untuk kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Jelasnya, banyak hikmah dalam menyusun soal bersama. Dengan itu, kualitas pembelajaran bahasa Bali di Karangasem bisa merata, dan tata bahasanya bisa dimengerti siswa se-Karangasem.

“Bahasa yang dipakai dalam tes bahasa Bali ini, tetap mengacu sor singgih agar siswa memahami tata bahasa,” tambah penekun nyurat aksara Bali pada daun lontar tersebut.

Nantinya, kata dia, setelah tes tersusun akan berlanjut mencetak tes. Karena itu, nantinya mendapatkan materi tes berupa lembaran dan menjawab secara manual.

Materi soal nanti, lanjut I Desa Puspita Padmi, ada yang beraksara latin dan beraksara Bali. Siswa pun makin terbiasa mengenal aksara Bali, yang merupakan kebudayaan utama di Bali. Harapan ke depan, agar siswa terbiasa membaca dan menulis aksara Bali. Terlebih lagi, nama lembaga di pemerintahan dan lembaga swasta wajib tertulis gunakan dua aksara, aksara Bali dan aksara latin.

Selama ini, menurut I Dewa Puspita Padmi, pembelajaran bahasa Bali sempat terhambat, karena Covid-19, tahun 2020-2021 terutama untuk kelas VII dan kelas VIII, belajar  dalam jaringan. Padahal pembelajaran bahasa Bali, tidak bisa melalui daring, mesti tatap muka, mengingat ada bagian-bagian tertentu, agar siswa dapat penjelasan langsung. Apalagi menyangkut aksara Bali, guru mesti menerangkan secara khusus.

Guru mata pelajaran bahasa Bali SMPN 4 Amlapura I Nyoman Wati, mengatakan setelah belajar tatap muka, segala persoalan pembelajaran bahasa Bali teratasi. “Makanya saat buat soal bersama tidak ada kendala teknis,” jelas.7k16

Komentar