nusabali

Cegah Kelahiran Berisiko, Penyuluh Bimbing Ibu Hamil

  • www.nusabali.com-cegah-kelahiran-berisiko-penyuluh-bimbing-ibu-hamil

AMLAPURA, NusaBali - Penyuluh Keluarga Berencana (KB) Desa Abang dan Desa Pidpid, Kecamatan Abang, Karangasem I Ketut Astawa, mengoptimalkan penyuluhan untuk membimbing ibu-ibu hamil. Penyuluhan ini guna mencegah risiko fatal saat melahirkan. Di samping itu, mencegah anak stunting.

"Ada dua sasaran pokok selama melakukan penyuluhan, menyasar ibu-ibu hamil, mencegah terjadinya risiko saat melahirkan, dan bayi yang lahir tidak stunting," jelas Astawa di sela-sela memberikan penyuluhan di Desa/Kecamatan Abang, Karangasem, Senin (4/9).

Di Desa Abang, Astawa membina 15 ibu hamil dan di Desa Pidpid delapan ibu hamil. Semua ibu hamil terus dipantau, terutama selama hamil agar kontinyu mengonsumsi zat besi, protein, kalsium dan asam folat.

Pentingnya mengonsumsi zat besi secara teratur,  lanjut Astawa, agar bayi yang lahir nanti tidak menderita anemia. Di samping itu, mencegah stunting sejak bayi dalam kehamilan.

Caranya, kata dia, dengan mengingatkan ibu-ibu hamil agar kebutuhan kalori dan nutrisi tercukupi. Selain itu, mengatur jadwal makan dan jenis makanan bergizi untuk pertumbuhan janin.

"Selama ini tidak ada ibu melahirkan mengalami risiko, semuanya melahirkan dengan kondisi sehat. Saya terus pantau ibu-ibu hamil, agar angka stunting bisa turun," tambahnya.

Astawa juga memberi pemahaman kepada ibu hamil terkait pascamelahirkan. Ibu-ibu juga penting penggunaan alat kontrasepsi yang cocok setelah masa nifas (pendarahan usai melahirkan).

Hanya saja, jelas dia, persoalannya yakni perhatian sang suami, pascapersalinan kurang optimal. Terutama memasuki program 1000 hari pertama kehidupan. Saat itu, balita harus dijaga secara penuh agar tetap tumbuh sehat. Bayi perlu dikasi protein dan  nutrisi berkelanjutan.

Koordinator Penyuluh Keluarga Berencana Kecamatan Bebandem I Nyoman Langkir, memaparkan penyuluhan untuk ibu-ibu hamil selama ini telah optimal berjalan, mengandalkan 141 kader TPK (tim pendamping keluarga) di delapan desa.  "Secara teknis selama ini tidak ada kendala, dalam mengoptimalkan penyuluhan menyasar ibu-ibu hamil di delapan desa," jelasnya.

Sebab, kata dia, petugas TPK telah menguasai teknis penyuluhan di lapangan. Tetap sasarannya mencegah terjadi stunting, dan mencegah terjadi risiko buat ibu saat melahirkan.

"Selama hamil, mendapatkan pendampingan dari TPK, menyarankan agar selalu makan makanan bergizi, berimbang dan beragam, dan selalu menjalani pemeriksaan ke pelayan kesehatan," katanya.

Kepada ibu pascapersalinan, tegasnya, bayi wajib dari ASI (air susu ibu), rajin ke posyandu memeriksa pertumbuhan berat badan dan perkembangan anak. Penting juga menjalani imunisasi secara rutin. 7k16

Komentar