nusabali

Heboh, Adu Kesaktian Jro Mangku Widi Vs Jro Jepang

  • www.nusabali.com-heboh-adu-kesaktian-jro-mangku-widi-vs-jro-jepang

GIANYAR, NusaBali - Adu kesaktian antara Jro Mangku Widiana, 54, dengan Jro Jepang di Banjar Pekandelan, Kelurahan Abianbase, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, Rabu (30/8) malam membuat masyarakat heboh. Dua Penekun spiritual ini adu kesaktian men-downgrade-kan sukma (membuat seseorang tertidur) dan bisa menyadarkan kembali.

Kericuhan pun tak terhindarkan, sebab ketika Jro Mangku Widi sudah menunjukkan ilmu spiritualnya di hadapan masyarakat yang menonton, Jro Jepang yang dapat giliran menyadarkan orang tersebut tidak beraksi. Hal itu memicu emosi masyarakat, sebab kedatangan Jro Jepang untuk menantang Jro Mangku Widi yang dikenal bisa memasukkan roh dalam genggaman tangannya ini.

Jro Mangku Widi saat ditemui di kediamannya, Kamis (31/8) membenarkan kejadian tersebut.

Dijelaskannya, adu kesaktian itu bermula dari sebuah video di media sosial ketika Jro Mangku Widi menjadi tukang undang leak dalam pementasan calonarang sekitar 1,5 tahun silam. Video tersebut diunggah oleh orang lain, karena Jro Widi tak pernah mengupload aktivitasnya di medsos. Lalu, Jro Jepang mengomentari video tersebut dengan kalimat yang dinilai menyakitkan oleh anggota paguyuban Jro Mangku Widi. "Beliau (Jro Jepang) dalam unggahannya, menganggap semua yang saya lakukan itu palsu atau keliru," jelasnya.

Anggota paguyuban yang mengetahui hal itu pun menyampaikan kepada Jro Mangku Widi. Sehingga terjadi sebuah komunikasi bahwa dua penekun spiritual ini akan bertemu untuk saling mengklarifikasi kebenaran. Akhirnya disepakatilah, pertemuan itu pada, Rabu (30/8) pukul 18.30 Wita. "Awalnya maunya tanggal 29 Agustus, tapi karena saya ada kesibukan ngaben di Karangasem sehingga saya sanggupi kemarin malam (30 Agustus, red)," ujar Jro Mangku Widi.

Saat hari H, Jro Jepang datang sendirian. "Saat jam 6.30 sore, banyak pasien datang ke sini. Lalu, beliau (Jro Jepang) datang sampai pasien tak terlayani dengan baik. Beliau datang dengan bahasa, "saya ke sini ingin pembuktian. Saya wajib live, bener gak," jelas Jro Mangku Widi. Menurut Jro Mangku Widi, bahasa tantangan seperti itu tak sepantasnya diucapkan oleh seseorang yang menyebut dirinya Jro.

"Kalau itu bahasanya, etikanya di mana. Kalaupun saya bukan jro mangku, sepatutnya dia tetap ada etika. Apalagi saya yang sudah disucikan banjar," ujar Jro Mangku Widi. Meski demikian, Jro Mangku mengaku sebagai manusia biasa iapun tak luput dari emosi. Namun ia bersyukur masih bisa mengendalikan emosinya. Lalu dilakukanlah uji kesaktian. Saat itu, praktiknya dilakukan pada salah satu penonton yang datang, yang belakangan diketahui berasal dari Karangasem. Dalam adu kesaktian itu, Jro Widi mengawali dengan menidurkan orang tersebut dengan mengambil sukmanya.

Sementara tugas Jro Jepang menyadarkan orang tersebut. Menurut Jro Widi, jika Jro Jepang bisa membangunkan, maka Jro Jepang bisa dikatakan sakti. Namun dalam adu ilmu tersebut, Jro Jepang tak mau melakukannya. "Kalau beliau memang benar pintar dalam keilmuan, pasti bisa melakukan itu. Mohon maaf sekali, bukan saya mau merendahkan orang. Tapi, belajarlah dulu tatanan adab dan etika yang baik. Pak mangku sendiri sudah hampir 42 tahun belajar. Pak mangku menganggap diri Pak mangku masih bodoh sekali. Makanya Pak mangku tak pernah upload di media sosial. Apalagi, ilmu seperti ini kerahasiaannya perlu dijaga," ujarnya.

Foto: Potongan video kegaduhan di Banjar Pekandelan, Kelurahan Abianbase, Kecamatan Gianyar, Rabu (30/8) malam. -IST

Terkait alasan Jro Jepang hampir digebugi massa, Jro Widi tak tahu secara pasti. Namun diduga karena berbagai hal. Pertama, karena kontennya sama dengan melecehkan Banjar Pekandelan secara tak langsung. Kedua, pementasan calonarang, menurut versinya dia mungkin tak akan dianggap lagi karena dianggap pembohongan. Ketiga, banyak orang melihat perilakunya yang tak relevan. "Ini yang paling dibenci oleh masyarakat. Tak elok dipandang dan gak elok didengar. Itu yang membuat masyarakat geram," ujar Jro Widi.

Beruntung saat itu, masyarakat mau mendengarkan permintaan Mangku Widi untuk tak menghakimi Jro Jepang. "Saya sendiri begitu beliau tiba, sudah minta teman yang lain untuk tidak pernah menyentuh tamu saya (Jro jepang). Kalau ndak saya dampingi, mungkin akan beda kejadiannya. Terutama saat dia pulang, Pak mangku bersama polisi membuat dia aman, bahkan Pak Mangku doakan supaya dia selamat sampai di rumah," jelasnya.

Atas kegaduhan yang terjadi, Mangku Widi mengaku sudah melupakan hal tersebut. Terutama setelah Jro Jepang telah mengutarakan permohonan maaf. "Saya meminta semua orang melupakan hal ini. Saya tak ada dendam, dan tak akan melanjutkan apapun lagi soal hal tersebut," ujarnya. Pesan Mangku Widi hanya satu, agar siapapun bahwa ilmu spiritual itu tidak mudah dipelajari. "Jro Mangku Widi, tidak akan pernah merendahkan siapapun. Ada yang mau belajar saya hormati, maka belajar dulu supaya mengerti tatanan etika yang baik. Eda ngaden awak bise, depang anakne ngadanin," pesannya.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Kota Gianyar Kompol Gede Sudyatmaja mengatakan tidak sampai melakukan penahanan pihak yang terlibat kegaduhan. "Malam itu kita sudah atensi. Itu pembuat konten, kemudian endingnya Jro Sadeg (Jro Jepang) itu sudah minta maaf kepada warga," jelasnya. Namun demikian, kepolisian masih memberikan atensi terhadap kejadian ini. "Kita masih monitor perkembangan antisipasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan," ujarnya. Dari kejadian ini, Kapolsek mengimbau agar masyarakat lebih hati-hati dalam membuat konten. "Jangan sampai membuat masyarakat gaduh, kisruh," imbuhnya.

Terpisah, itu Jro Jepang mengatakan bahwa kedatangannya ke Banjar Pekandelan bukan untuk adu kesaktian. Melainkan menghadiri undangan untuk menyaksikan Mangku Widi yang disebut mampu memasukkan roh ke dalam kotak rokok. Ia mengaku heran sampai di sana justru diminta unjuk kemampuan menghipnotis orang.

"Sampai di sana bukan diajak melihat pembuktian, tapi saya dibilang orang sakti, nantang-nantang. Saya bukan orang sakti, saya orang berlogika," ujar Jero Jepang ditemui di kediamannya di Banjar Panti Gede, Desa Pemogan, Denpasar Selatan, Kamis (31/8) sore. Jro Jepang kemudian mencari secara acak orang di jalanan untuk mau menjadi objek unjuk kemampuan Mangku Widi, namun tidak berhasil membujuk satu orang pun. Sampai akhirnya ia menjadikan dirinya sebagai objek yang rohnya siap dipindahkan ke kotak rokok. Ia meyakinkan bahwa dirinya tidak merasakan apa-apa ketika mendapat perlakuan dari Mangku Widi.

"Dia tidak bisa mengambil roh saya, tertidur, terjatuh atau apa pun," ujar pria 34 tahun bernama asli Adi Winata Kusuma ini. Lebih lanjut diceritakannya, pihak Mangku Widi kemudian memilih satu orang yang kebetulan berada di sana dan berhasil membuat orang tersebut kehilangan kesadaran. "Dia yang pilih sendiri, dia yang menidurkan sendiri. Saya disuruh membangunkan, ya jelas saya nggak mau karena itu warganya dia," jelas Jro Jepang yang sempat 5 tahun bekerja di Jepang ini.

Singkat cerita pihak kepolisian kemudian datang ke lokasi dan meminta Jro Jepang untuk meninggalkan lokasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pihak Mangku Widi sempat menghalangi kepulangan Jro Jepang dan menuntut permintaan maaf karena telah melakukan penghinaan terhadap Mangku Widi. "Saya kemudian minta maaf atas kegaduhan yang terjadi," ucapnya sembari menambahkan hal itu juga atas saran polisi. Jro Jepang yang menyebut dirinya sebagai seorang spiritualis dan magician (pesulap) mengaku memiliki motivasi untuk meluruskan praktik-praktik spiritual yang menurutnya menyimpang dan membodohi masyarakat selama ini.

"Kalau masalah spiritual seperti memasukkan roh ke dalam kotak rokok itu kan sudah melebihi Tuhan namanya. Metode yang dipakai sejatinya adalah hipnotis. Banyak yang sudah berani membongkar tapi tidak semendobrak seperti saya," ujarnya. Ia mengatakan, apa yang dilakukannya bukan tanpa dasar. Sejak usia remaja (SMP) ia telah berguru di sejumlah perguruan sehingga mengetahui beberapa trik hipnotis dan sugesti yang digunakan dalam praktik-praktik 'spiritual'.

"Saya tidak pernah menyebut nama, yang saya (berikan) reaksi adalah apa yang dia lakukan," imbuh Jro Jepang. 7 nvi, cr78

Komentar