nusabali

BPBD Gagas ‘Perisai’ Badung

  • www.nusabali.com-bpbd-gagas-perisai-badung

MANGUPURA, NusaBali - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung menggelar Focus Group Discussion (FGD) Perlindungan Strategis Terintegrasi (Perisai) Kabupaten Badung di Ruang Rapat Kriya Gosana, Puspem Badung, Senin (28/8). FGD Perisai Badung bertujuan untuk memperluas kolaborasi serta partisipasi unsur pentahelix.

FGD dibuka oleh Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa. FGD Turut dihadiri Kalaksa BPBD Badung Wayan Darma, BPBD Provinsi Bali yang diwakili Plt Kabid Kedaruratan Wayan Gede Eka Saputra, Kadis Kominfo IGN Gede Jaya Saputra, Kadis Kesehatan dr Made Padma Puspita, perwakilan Forkompinda Badung, perwakilan OPD terkait lingkup Pemkab Badung dan Camat se-Kabupaten Badung, IWAPI Badung, media, dan undangan lainnya.

Kalaksa BPBD Wayan Darma menjelaskan FGD ini dilaksanakan dalam rangka Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XI Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali. Adapun terobosan yang akan diajukan dalam proyek perubahan yakni mengambil judul ‘Perisai’ yang berarti Perlindungan Strategis Terintegrasi.

Tujuan dari FGD ini, kata Darma, adalah untuk menyatukan persepsi ketika terjadi bencana yang selama ini belum bisa dilakukan secara bersama-sama sesuai apa yang disebut dengan Pentahelix. “Kami berharap Pentahelix ini betul-betul bisa diwujudkan agar memberi rasa aman kepada masyarakat, apapun bentuk dan jenis bencana yang terjadi. Selama ini belum bisa lakukan berkolaborasi secara penuh,” katanya.

Sementara itu Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa mengapresiasi kegiatan FGD ini, karena bagaimanapun kegiatan ini diharapkan akan menghasilkan suatu produk atau rekomendasi kepada pemerintah. Terutama dalam rangka menyikapi layanan-layanan kegawatdaruratan di Badung. Layanan yang bersifat kegawatdaruratan, kebencanaan ini penting karena akan memberikan suatu dorongan bagi wisatawan untuk berkunjung ke Badung.

“Mudah-mudahan dengan adanya FGD ini kita akan bisa merubah mindset dan paradigma kita, tidak boleh layanan bersifat konvensional, namun kita harus melaju ke arah transformasi digital, sehingga orang akan lebih cepat dan lebih mudah dalam mengakses terhadap apa yang mereka butuhkan terhadap pelayanan publik yang ada di Badung,” kata Adi Arnawa. 7 ind

Komentar