nusabali

Bupati Tabanan Atensi Balita Gizi Buruk di Pandak Gede

  • www.nusabali.com-bupati-tabanan-atensi-balita-gizi-buruk-di-pandak-gede

TABANAN, NusaBali - Balita Kadek Dwi Edi Pramana, 9, asal Banjar Panti Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, menjadi perhatian Pemkab Tabanan.

Putra kedua dari pasangan suami istri I Putu Suartawan dan Ni Komang Rinayanti masuk kategori keluarga kurang mampu serta menderita penyakit mikrosefali (perkembangan otak tidak normal). Kondisi ini pun menyebabkan Kadek Dwi mengalami gizi buruk.

Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengatakan, penanganan kasus stunting dan gizi buruk menjadi atensi penting. Untuk itu Kadek Dwi Edi Pramana mendapat perhatian serius. "Kita harus berkolaborasi untuk penanganan gizi buruk dan stunting. Selain bantuan sosial penderita gizi buruk juga harus mendapatkan pengobatan yang intensif. Saya minta seluruh jajaran terkait agar cepat dan tanggap,” pintanya.
 
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tabanan Nyoman Gunawan, menerangkan, keluarga I Putu Suartawan telah menerima bantuan sosial PKH (Program Keluarga Harapan) dan penanganan kesehatan gratis. PKH dari tahun 2020 sebesar Rp 1.125.000 per tahapnya. Dimana di tahun 2023 ini telah mendapatkan 2 kali tahapan. “Untuk 2023 keluarga Putu Suartawan telah menerima dua kali tahapan, dimana tahap 3 dan 4 karena komponen berubah, kemungkinan besaran bantuan akan berubah juga,” jelasnya.


Disebutkan, Dinas Sosial Kabupaten Tabanan juga telah melakukan pendampingan PKH yang dilaksanakan sejak tahun 2020. Kadek Dwi juga telah mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan bantuan pengobatan serta bantuan sembako bekerjasama dengan Yayasan terkait. “Selain bantuan sosial PKH kami bekerjasama dengan Yayasan terkait juga memberikan bantuan sembako kepada keluarga ini. Kami berharap bantuan ini bisa meringankan beban keluarga dan ke depan akan tetap mendapatkan bantuan sosial yang seharusnya memang mereka dapatkan,” imbuhnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan dr Ida Bagus Surya Wira Andi mengungkapkan, balita atas nama Kadek Dwi Edi Pramana menderita penyakit mikrosefali (perkembangan otak tidak normal). Anak lahir dengan berat badan yang kurang dan di umur 1 bulan mengeluh sesak nafas. Menurutnya pemerintah telah melakukan beberapa penanganan seperti Puskesmas Kediri III melalui Bidan Desa Pandak Gede melakukan kunjungan rumah untuk memantau perkembangan pasien.


Selain itu sebut dia, Puskesmas juga memfasilitasi rujukan ke Rumah Sakit agar rutin mendapat pengobatan untuk mengendalikan gejala kejang dan hiperaktif serta edukasi dan konseling kepada orangtua. “Kondisi balita ini telah bermasalah sejak dari dalam kandungan, karena keadaan ibu yang kurang baik saat mengandung sehingga Kadek Dwi lahir dalam kondisi kelainan pada otak. Kami akan tetap berupaya meringankan beban keluarga dengan mengalihkan pengobatan ke RSUD Tabanan mengingat jarak ke RSUP Sanglah yang lumayan jauh, sehingga kami bisa memantau nutrisi makanan yang dikonsumsi,” ungkapnya.

Dia merinci, mikrosefali adalah kelainan yang dipengaruhi oleh faktor genetik, karenanya tidak bisa dicegah sepenuhnya. Namun konseling genetik tetap bisa dilakukan, terlebih bagi pasangan yang sedang merencanakan program kehamilan, hal ini untuk mengurangi risiko terjadinya mikrosefali pada keturunan. “Kami berharap kasus mikrosefali bisa diminimalisir, caranya dengan mengkonsumsi makanan sehat bergizi lengkap dan seimbang saat kehamilan. Dan yang terpenting hindari paparan asap rokok saat hamil,” pesannya. 7des

Komentar