nusabali

Pangempon Pura Gelar Caru Marerebu

Wisman Berswafoto Mesum di Pura Lempuyang

  • www.nusabali.com-pangempon-pura-gelar-caru-marerebu
  • www.nusabali.com-pangempon-pura-gelar-caru-marerebu

Sepasang wisatawan itu mulanya berhadap-hadapan mirip pengantin. Yang laki jongkok dan wanita berdiri, selanjutnya mereka berdiri dan berciuman.

AMLAPURA, NusaBali
Desa Adat Purwayu, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, menggelar upacara Marerebu untuk pembersihan secara niskala, di Pura Penataran Sad Kahyangan Lempuyang, Banjar/Desa Adat Purwayu, Wraspati Wage Sungsang, Kamis (27/7). Upacara ini menyusul terjadinya kasus wisman mancanegara berswafoto dengan adegan mesum.

Upacara tersebut dilaksanakan manut dresta atau sesuai tradisi di Desa Adat Purwayu. Tujuannya, agar kawasan suci Pura Sad Kahyangan Lempuyang tidak cuntaka atau leteh (kotor) secara niskala. Kasus wisatawan berswafoto itu terjadi di jaba tengah atau madya mandala pura, tepatnya di candi bentar Pura Sad Kahyangan Lempuyang, Senin (24/7). Saat  itu, wisatawan mengambil foto berlatar belakang candi bentar dan Gunung Agung atau lebih lazim disebut Objek Wisata Pintu Surga.

Prosesi upacara pembersihan menghadirkan tiga pamangku. Jro Mangku Nyoman Pasek yang muput persembahyangan. Sedangkan, prosesi pembersihan saat ngayab Banten Prayascita, Durmanggala dan Biakala oleh dua pamangku. Mereka yakni Jro Mangku Nyoman Roma dan Jro Mangku Ketut Cara.


Bendesa Adat Purwayu I Nyoman Jati yang memimpin jalannya upacara pembersihan. Sesuai dresta Desa Adat Purwayu, paling lambat tiga hari sejak kasus itu terjadi, wajib menggelar upacara pembersihan. Upacara itu, selain menggunakan banten pembersihan Prayascita, Durmanggaal dan Beakala, juga menggunakan Pejati, Tapakan, Sapulara Gering Meraradan, Ayunan, dan Segehan Agung. "Seluruh biaya upacara itu, dari Desa Adat Purwayu yang menanggung, habis sekitar Rp 5 juta," jelas I Nyoman Jati.

Turut mendampingi I Nyoman Jati, Kelian Banjar Purwayu I Gede Genti, Juru Raksa Desa Adat Purwayu I Made Puja, dan tokoh masyarakat.

Kepada NusaBali I Nyoman Jati menerangkan, Senin (24/7), seperti biasa wisatawan berdatangan ke Objek Wisata Pintu Surga untuk berswafoto di jaba tengah Pura Sad Kahyangan Lempuyang.

Sebenanrya lanjut I Nyoman Jati, sejak wisatawan naik settle bus dari Terminal Kemuda menuju Pos Pemandu Wisata jaba Pura Sad Kahyangan Lempuyang, wisatawan telah dapat pemberitahuan, agar tidak bertingkah macam-macam, dan tidak ngomong sembarangan. Ada juga pemberitahuan berupa pamflet berbahasa Inggris dan Indonesia.

Larangan untuk wisatawan ke Pura Sad Kahyangan Lempuyang, yakni tidak boleh mengajak balita umur di bawah tiga bulan, masuk objek wajib pakai kain, bagi wisatawan wanita yang sedang haid dilarang memasuki objek, sebelum memasuki objek ada petugas melukat setiap wisatawan kemudian dapat nomor antrean, dan sebagainya.


Ternyata, saat giliran wisatawan hendak menjalani sesi swafoto, Senin (24/7) pukul 08.00 Wita, petugas pemandu foto yang mengambil gambar di Objek Wisata Pintu Surga I Wayan Umarjaya, seperti biasa memberikan pelayanan. Sepasang wisatawan itu mulanya berhadap-hadapan mirip pengantin. Yang laki jongkok dan wanita berdiri, selanjutnya mereka berdiri dan berciuman.

Saat adegan mesum itu, pemandu foto I Wayan Umarjaya melarangnya dan menghentikan pengambilan foto. Ternyata secara diam-diam, dari belakang pemandu foto itu, wisatawan tersebut mengajak kameramen melakukan rekaman video. Hasil rekaman dari kameramen wisatawan itu yang beredar.

"Tujuannya menyebarkan video itu untuk apa? Ini yang saya tidak tahu. makanya kami telah melakukan pembersihan secara niskala, agar tidak cuntaka lagi," tambahnya. Hadir untuk menyaksikan upacara, Kasi Trantib Camat Abang I Ketut Agus Surya Darma, dan anggota Bhabinkamtibmas Desa Tribuana Aipda Made Mangku Yasa.7k16

Komentar