nusabali

Cucu Soekarno Berparas Bule Bersihkan Sungai Kotor Bali, Kiran Seegers Kembali ke Tanah Leluhur

  • www.nusabali.com-cucu-soekarno-berparas-bule-bersihkan-sungai-kotor-bali-kiran-seegers-kembali-ke-tanah-leluhur

GIANYAR, NusaBali.com - Cucu Presiden Soekarno, Frederik Kiran Soekarno Seegers datang ke tanah leluhurnya, Bali. Selama di Bali, ia magang di Sungai Watch dan terlibat aktif membersihkan sungai berplastik di Pulau Dewata.

Siswa SMA berusia 16 tahun dari Sevenoaks School di Kent, Inggris ini datang ke Bali dengan sahabat karibnya, Floris Brocklebank. Sama seperti Kiran, Floris juga masih duduk di bangku SMA di Eton College yang berlokasi di Windsor, Inggris.

"Kebetulan Gary Bencheghib (salah satu pendiri Sungai Watch) adalah sahabat saya," kata Kiran kepada NusaBali.com saat dijumpai di Desa Sayan, Ubud dalam sebuah acara pada Minggu (23/7/2023) lalu.

Sungai Watch adalah lembaga nirlaba yang didirikan oleh tiga bersaudara asal Amerika Serikat, Gary, Kelly, dan Sam Bencheghib pada tahun 2020 silam. Misi utama yayasan di bidang lingkungan ini adalah mereduksi sampah plastik yang masuk ke wilayah maritim.

Menurut Sungai Watch, cara paling efektif menghentikan sampah plastik berakhir di laut adalah membebaskan sungai dari belenggu sampah plastik. Sebab, setiap sungai di Pulau Dewata pasti akan bermuara ke wilayah pesisir.

Memasuki akhir Juli ini hingga akhir Agustus, sekolah-sekolah di Inggris tengah menikmati liburan musim panas. Di mana, biasanya diisi kegiatan outdoor dan pengembangan diri. Beberapa juga memilih terlibat dalam gerakan aktivisme lingkungan seperti Kiran.

"Ya saya turun langsung ke sungai yang kotor (dengan sampah plastik). Kesannya ya... bau," ujar Kiran ketika ditanya bagaimana kesannya menecelupkan badan hampir sepaha ke sungai kotor di Bali.

Meskipun begitu, Kiran mengaku sangat senang bisa melakukan hal baru dan mengenal orang-orang lokal yang jadi bagian tim Sungai Watch. Apalagi, cucu dari Soekarno bersama Naoko Nemoto alias Ratna Sari Dewi Soekarno ini sedang berusaha belajar Bahasa Indonesia.

"Sangat senang rasanya bisa bertemu orang Indonesia dan mengenal mereka lebih jauh. Saya memang kelihatan bule tapi bagaimana pun saya juga orang Indonesia," beber Kiran.

Lanjut putra semata wayang Kartika Soekarno bersama almarhum Frits Frederik Seegers ini, sangat berkesan baginya bisa berdampak bagi tanah leluhurnya. Meskipun bukan merupakan usaha yang besar, tapi dampak kecil yang dihasilkan juga akan sangat bermanfaat.

Aksi turun ke sungai berplastik ini dijalani Kiran selama tiga hari pada 19-23 Juli lalu. Kegiatan dimulai dari pemasangan blokade ampung untuk mencegat sampah plastik. Setelah mulai menumpuk pada blokade, sampah-sampah itu dibersihkan secara manual.

Selain terlibat di Sungai Watch, Kiran juga mendukung kegiatan amal ibunya di Songan, Kintamani, Bangli lewat Kartika Soekarno Foundation. Yayasan ini dirikan sang ibu pada tahun 1998 silam dan aktif menyasar kaum ibu hamil dan bayi.

Di Songan, Kiran ditemani Floris ambil bagian mengajarkan Bahasa Inggris kepada anak-anak sekolah dasar. Kegiatan ini jadi salah satu bagian dari misi yayasan yang didirikan Kartika untuk merevitalisasi posyandu di wilayah Songan.

Sementara itu, Kiran juga tahu betul bahwa Pulau Dewata bukanlah tempat asing baginya secara historis dan psikologis. Kakeknya, Presiden Soekarno, merupakan keturunan Jawa-Bali. Darah Bali masih mengalir pada dirinya dari ibu sang kakek, Ida Ayu Nyoman Rai dari Buleleng. *rat

Komentar