nusabali

Liga 1 Harus Pakai VAR, Kesalahan Wasit Tak Bisa Dibiarkan Lagi

  • www.nusabali.com-liga-1-harus-pakai-var-kesalahan-wasit-tak-bisa-dibiarkan-lagi

Harus pakai VAR dalam Liga 1. Dalam pekan ini, kami melihat banyak kesalahan. VAR akan banyak bantu wasit agar membuat keputusan benar dalam laga-laga Liga 1.

SURABAYA, NusaBali
Kesalahan wasit di lapangan dalam beberapa laga Liga 1 tak bisa dibiarkan lagi. Keluhan beberapa tim, seperti Bali United, Persebaya Surabaya, Persib Bandung, Madura United, dan lainnya, wajib didengar oleh otoritas sepakbola nasional, yakni PSSI maupun PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator Liga 1.  

Tengoklah laga, wasit Thoriq Alkatiri yang memimpin laga Persebaya Surabaya vs Barito Putera misalnya, memilih mengabaikan pelanggaran Bagas Kaffa di kotak terlarang. Padahal jersei Song Ui-yong jelas-jelas ditarik dari belakang hingga terjatuh.

Laga Borneo FC Samarinda dan Bali United juga tak luput dari kesalahan. Elias Dolah terkapar terkena tendangan Siverio dan wasit Abdul Aziz sama sekali tak memberikan hukuman baik kartu merah atau tendangan penalti.

Beberapa laga di pekan kedua juga tak luput dari kesalahan perangkat pertandingan. Paling parah saat gol Dendy Sulistyawan dianulir hakim garis karena dianggao offside dalam laga Bhayangkara FC vs RANS Nusantara FC.

Pelatih Madura United asal Brasil Maurico Souza menilai sudah saatnya sepak bola Indonesia menggunakan video assistant referee (VAR). Dengan bantuan teknologi, wasit dapat meninjau kembali keputusannya yang aneh.

"Untuk bisa lebih besar lagi, kami harus pakai VAR dalam Liga ini. Dalam pekan ini, kami melihat banyak kesalahan. VAR akan banyak bantu wasit agar membuat keputusan benar dalam laga," ujar mantan pemain Botafogo itu, kepada bola.com.

Souza juga menyebut pertandingan berakhir setelah wasit meniupkan peluit panjang. Kontroversi apapun di dalam lapangan tak akan mengubah hasil pertandingan. Itu sebabnya, Souza tak akan mau memaafkan wasit yang bermasalah. Hukuman yang diberikan kepada mereka tak berarti apapun bagi klub.

Sebelumnya, Ketum PSSI Erick Thohir menyebut penggunaan VAR akan bisa digunakan di putaran kedua musim ini. Beberapa persiapan pun terus dimatangkan sebelum teknologi ini diaplikasikan.

Baru-baru ini, PT LIB selamu operator kompetisi, telah menggelar VAR Education. Sebanyak 42 wasit menerima materi pengenalan teknologi tersebut. Beberapa materi dalam agenda tersebut yakni VAR Protocol Basics, Var New Way to Decide, VAR Line, Intervention Challenges, Intervention Hand Ball, hingga Intervention Fouls.

Di tempat terpisah, Persebaya menunggu keputusan PSSI soal sanksi kepada keputusan kontroversi wasit.  Video rekaman ulang insiden ini juga telah beredar di media sosial. Banyak pecinta sepak bola nasional yang mempertanyakan keputusan Thoriq Alkatiri yang tidak memberi hadiah penalti.

Manajer Persebaya, Yahya Alkatiri, ingin segera ada respons agar hal serupa tidak terjadi lagi. Manajemen klub juga telah mengadukan hal ini kepada Erick Thohir yang juga menjabat sebagai Ketum PSSI sekaligus Ketua Komite Wasit.

Apalagi PSSI sudah mencanangkan program perbaikan wasit yang kerap menjadi permasalahan sepak bola Indonesia. Persebaya berharap ada hukuman yang memberikan efek jera. Lantas, hukuman seperti apa yang ideal?

“Masak wasit FIFA seperti itu? Mungkin dilarang memimpin pertandingan dalam jangka waktu tertentu. Biar jadi pelajaran,” kata Yahya Alkatiri.

CEO Persebaya, Azrul Ananda, masuk ke ruang jumpa pers dan menyampaikan keresahannya di hadapan awak media. Azrul mengaku langsung menghubungi Erick Thohir setelah melihat keputusan kontroversial wasit itu. *

Komentar