Pengoperasian Penuh TPST Ditarget Akhir Juli 2023

Alasannya, karena masih dalam tahap penyempurnaan lantaran proses pengolahan sampah tersebut baru pertama kali dilakukan di Indonesia dan menjadi percontohan.

Hal itu diungkapkan Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Denpasar I Ketut Adi Wiguna, Jumat (7/7). Menurut dia, saat ini ketiga TPST di Kota Denpasar belum bisa mencapai 60 persen dari target pada Juni 2023. Hal itu menyebabkan proses pengoperasian penuh sesuai arahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di bulan Juni belum bisa terlaksana.

Menurut Adi Wiguna, proses di lapangan tidak bisa diprediksi karena berbagai masalah muncul. Apalagi, ini merupakan barang baru yang mesti dilakukan penyempurnaan. "Kami sudah terus dorong rekanan. Dan sekarang sudah dilakukan penyempurnaan, tidak bisa begitu saja karena pertama kalinya penerapan TPST. Tetapi, hal positif sudah kita lihat dari kapasitas yang diolah sudah meningkat," kata Adi Wiguna.

Saat ini untuk TPST di Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur sudah memasuki 40 persen dari target kapasitas. Sebanyak 200 ton sampah per hari sudah mampu diolah dari target 450 ton per hari. Di TPST Desa Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, dari target 120 ton per hari sudah bisa mengolah 75 ton per hari.

Akan tetapi, untuk di TPST Tahura, Denpasar Selatan yakni Tahura 2 yang mengolah potongan kayu menjadi pelet sudah 20 ton per hari. Sementara Tahura 1 yang sebelumnya khusus mengolah magot kini berpindah ke RDF. Akan tetapi khusus Tahura 1 belum ada alat pengolahan. "Itu masih dalam proses pemenuhan. Ini yang kami sebut masih penyempurnaan," ucap Adi Wiguna.

Dengan sudah meningkatnya pengolahan sampah, pada akhir Juli 2023 Adi Wiguna memastikan 60 persen sampah yang masuk keseluruhan di tiga TPST bisa tercapai. "Kami sedang kawal untuk lebih dipercepat lagi. Akhir tahun kami optimistis bisa masuk 60 persen sampah ke tiga TPST," tandasnya. 7 mis