nusabali

Cuaca Ekstrem, Nelayan Takut Melaut

  • www.nusabali.com-cuaca-ekstrem-nelayan-takut-melaut

SINGARAJA, NusaBali - Angin kencang dan ombak tinggi yang melanda pesisir Buleleng belakangan ini memaksa sejumlah nelayan menurunkan aktivitas melaut.

Hal itu bahkan berlangsung sejak bulan Juni lalu. Kondisi ini membuat pendapatan mereka menurun drastis. Sebagian nelayan yang masih melaut pun membatasi diri.

Salah seorang nelayan asal Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Kiki Wahyudi mengaku tak melaut karena angin kencang dan ombak tinggi. Kondisi ini sudah terjadi sejak bulan Juni lalu.

"Saya sendiri lebih sering di darat belakangan. Biasanya tiap hari (melaut), sekarang kadang-kadang saja lihat kondisi cuaca," ungkapnya, Kamis (6/5) siang.

Untuk mengisi waktu luang, Wahyu pun memilih memperbaiki kapal dan jaring. Cuaca ekstrem yang memaksa dirinya tak melaut pun berdampak pada pendapatan. Ia biasanya mendapat uang hingga Rp 300 ribu tiap kali berlayar dalam satu hari, namun saat ini tak ada pemasukan yang bisa didapatkan. Ia harus memutar otak untuk bertahan hidup, sembari menunggu cuaca kembali bersahabat.

Berdasar pengalaman para nelayan, lanjut dia, cuaca ekstrem diperkirakan berlangsung hingga bulan Agustus nanti. Menurutnya, kalau pun ada nelayan yang masih melaut, hanya sebagian kecil saja.

"Terutama nelayan yang memiliki kapal dengan ukuran besar. Tapi tidak banyak. Kami berharapnya cuaca ekstrem tahun ini tidak berlangsung lama," katanya.

Nelayan lainnya di Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Andik Prasetya mengungkapkan ia dan beberapa rekannya tetap memberanikan diri melaut. Namun mereka tetap membatasi diri untuk mengantisipasi cuaca ekstrem. Nelayan yang biasa mencari tangkapan di wilayah pesisir ini menyebut, jika cuaca lebih bersahabat dia bisa mendapatkan ikan lebih banyak karena durasi melaut bisa lebih lama.

Untuk saat ini, ia tidak berani sampai bermalam di tengah laut. "Belum berani bermalam karena cuacanya masih tidak menentu. Paling melaut hanya sebentar. Berangkat habis subuh, siangan sedikit sudah balik. Biasanya bisa bawa tangkapan ikan sampai sekitar 10 kilogram, sekarang sedapatnya saja," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho menyampaikan peringatan dini tinggi gelombang laut di perairan Bali.

"Masyarakat umum, nelayan, dan pelaku wisata bahari mewaspadai potensi peningkatan kecepatan angin serta tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di perairan utara dan selatan Bali," katanya. 7mzk

Komentar