nusabali

698 Jemaah Calon Haji asal Provinsi Bali Diberangkatkan Menuju Embarkasi Surabaya

Juhrawiyah, Jemaah Tertua Usia 103 Tahun dari Kampung Kodok Tabanan

  • www.nusabali.com-698-jemaah-calon-haji-asal-provinsi-bali-diberangkatkan-menuju-embarkasi-surabaya

Juhrawiyah menarik perhatian, sebab walau usianya 103 tahun, namun kondisi fisiknya masih prima, bahkan dia ikut prosesi pelepasan simbolis jemaah calon haji.

TABANAN, NusaBali
Akhirnya Juhrawiyah, jemaah calon haji berusia 103 tahun dari Bali memulai perjalanannya ke tanah suci. Bersama 43 jemaah lainnya dari Kabupaten Tabanan, Juhrawiyah diberangkatkan menggunakan dua bus yang dilepas di Rindam Tabanan pada, Kamis (8/6) malam.

Jemaah asal Kampung Kodok, Banjar Tegal Belodan, Desa Dauh Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan ini menuju embarkasi Surabaya, Jawa Timur dan bergabung bersama jemaah calon haji dari Bali yang keseluruhannya berjumlah 698 orang. Para jemaah dari Bali yang terbagi dalam dua kloter (kelompok terbang) pada, Sabtu (10/6) sore.

Sosok Juhrawiyah sendiri cukup menarik perhatian. Pasalnya usianya sudah 103 tahun, namun kondisi fisiknya masih terlihat prima. Bahkan Juhrawiyah ikut dalam prosesi pelepasan perwakilan jemaah calon haji Provinsi Bali di B Hotel Bali & Spa Denpasar pada, Jumat (2/6) lalu.

Dalam kesempatan yang sama, Juhrawiyah yang menjadi jemaah calon haji tertua berumur 103 tahun itu pun terlihat bahagia. Senyumnya pun terlihat mengembang ketika dirinya dipanggil maju ke atas panggung saat pelepasan jemaah haji secara simbolis. “Perasaan saya sangat bahagia sekali mau naik haji,” ungkapnya sembari tersenyum.

Juhrawiyah membeberkan, untuk berangkat ke Tanah Suci, ia harus menunggu antrean sejak tahun 2014 silam. Disinggung soal keberangkatannya pun, Juhrawiyah menerangkan jika keponakan dari adik kandungnya yang memberangkatkannya naik haji. “Saya berangkat sendiri, tidak didampingi keluarga. Tetapi keponakan dari adik kandung saya yang memberangkatkan saya haji,” ungkapnya lirih.

Juhrawiyah pun menerangkan dirinya sangat antusias untuk berkunjung ke tanah suci. Ia menerangkan, segala persiapan sudah ia lakukan. Meski sudah berada di usia senja, ia selalu memerhatikan kesehatan dirinya dengan melakukan pemeriksaan ke dokter sejak dua bulan yang lalu. “Persiapannya sudah mendapat rujukan, sudah periksa ke dokter dalam sejak dua bulan lalu,” ujarnya.

Sementara itu keponakan Juhrawiyah, Haji Muhamad Safi'i,51, ditemui di Kampung Kodok pada, Minggu (4/6) lalu mengungkapkan jika Juhrawiyah didaftarkan haji tahun 2017. Karena tak punya suami, maka keponakan  yang mendaftarkannya. "Karena usia lebih dari 100 tahun, maka lolos berangkat haji tahun sekarang. Yang lainnya daftar tahun yang sama belum berangkat, karena usianya masih muda. Memang tahun sekarang diprioritaskan yang sudah lanjut usia," kata Haji Safi'i. 

Kesehariannya Juhrawiyah tidak memiliki pekerjaan tetap. Hanya membantu keponakannya, Sabri, menjual baju obral alias OB di wilayah Kampung Kodok. "Tidak punya pekerjaan, tetapi hanya bantu-bantu ponakan," ujarnya. 

Foto: Jemaah laki-laki termuda berumur 19 tahun asal Denpasar, Aprizal Yafi Burdah (kiri) dan jemaah haji tertua berumur 103 tahun, Juhrawiyah (kanan). -RIKHA SETYA

Juhrawiyah yang kelahiran 1919 ini disebut berasal dari Sumenep, Madura.  Pada awal 1990-an, Juhrawiyah mulai hijrah ke Bali dan tinggal serta berdagang di kawasan Kuta, Kabupaten Badung. "Baru sekitar tahun 2000-an ke Tabanan. Dia (Juhrawiyah) juga sering bantu ibu-bapak saya jualan tempe. Banyak punya ponakan," kata Haji Safi'i. 

Mengenai keberangkatan nanti Juhrawiyah akan berangkat sendiri. Meskipun diminta pendamping, namun tidak bisa mengantar. Lagi pula, lanjut Haji Safi'i, sudah ada koordinator yang akan mendampingi, serta kenalan dari Desa Bajera (Kecamatan Selemadeg). Sementara itu Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali, Nurkhamid menerangkan para jemaah haji lansia akan mendapatkan pendampingan khusus oleh tim kesehatan atau petugas haji. ”Jemaah haji yang tidak boleh berangkat sesuai dengan Istithaah Kesehatan Jemaah Haji, yakni jemaah yang hamil, gagal ginjal yang harus transfusi darah, termasuk juga jemaah yang terkena TBC tidak boleh berangkat,” tuturnya.

Nurkhamid menambahkan dari 698 jemaah haji asal Provinsi Bali tersebut, usia 65 tahun atau lansia sebanyak 159 orang, sedangkan yang jemaah haji yang menggunakan kursi roda sebanyak 19 orang. Namun, dari jumlah itu, pihaknya telah melakukan berbagai cara agar para jemaah lansia bisa menunaikan ibadah haji terutama rukun dan wajib pelaksanaan haji dengan baik, nyaman, dan bisa menjalankan seluruh syariat haji.

“Namun yang sunnah-sunnah kalau situasi memungkinkan kami bolehkan. Tetapi kalau tidak, kami fokuskan ke yang rukun dan wajib,” bebernya.
Soal penanganan khusus bagi para jemaah lansia, Nurkhamid mengatakan saat proses pendaftaran terdapat prioritas bagi para lansia untuk mendaftar haji. Namun sebelum itu, mereka harus melalui proses pemeriksaan kesehatan untuk selanjutnya melakukan proses Manasik Haji.

Ia juga membeberkan, untuk tahun ini sudah dilengkapi dengan buku panduan ibadah haji khusus lansia, sehingga secara hukum agama menurut para ulama diperbolehkan.

“Contohnya saat lempar jumrah itu pulang pergi berjalan kaki sekitar 14 kilometer, kalau jemaah lansia yang tidak mampu, boleh dibatalkan dan dari segi ibadah nanti diberikan manasik oleh petugas khusus di setiap sektor manajemen pelayanan haji di Arab. Setiap sektor ada 8 petugas khusus yang melayani lansia,” terangnya.

Sementara itu dari Bali, Aprizal Yafi Burdah menjadi jemaah termuda di usia 19 tahun. Ia menggantikan ayahnya yang telah meninggal dunia. Mahasiswa semester 2, Jurusan Agribisnis, Universitas Udayana itu berangkat ke tanah suci mendampingi ibunya. Disebutkan jika orangtuanya telah melakukan pendaftaran sebagai jemaah haji di tahun 2012 lalu ketika ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Namun, ia mengaku dirinya baru mengetahui jika orangtuanya mendaftar sebagai jemaah haji saat ia duduk di bangku SMA.

Rombongan jemaah haji asal Provinsi Bali ini menuju embarkasi Surabaya, Jawa Timur melalui dua Kloter, yakni Kloter 45 SUB dan 46 SUB. Pemberangkatan Kloter 45 akan masuk asrama embarkasi pada Jumat (9/6) pukul 16.00 WIB dan akan diberangkatkan ke Arab Saudi pada Sabtu (10/6) pukul 16.25 WIB.

Sedangkan pemberangkatan Kloter 46 masuk asrama embarkasi pada Jumat (9/6) pukul 17.00 WIB dan akan diberangkatkan ke Arab Saudi pada Sabtu (10/6) pukul 18.25 WIB. Jemaah Kloter 45 akan tiba di Jeddah pada Sabtu (10/6) pada pukul 22.25 WAS, sedangkan Jemaah Kloter 45 akan tiba di Jeddah pada Minggu (11/6) pada pukul 00.25 WAS. Mereka diterbangkan menggunakan pesawat Saudi Airlines SV-5089 (Kloter 45) dan Saudi Airlines SV-5071 (Kloter 46). 7 ol3, des

Komentar