nusabali

Pura Siwa - Budha Miliki Lingga Tertinggi, Pura Purohita di Desa Unggahan, Kecamatan Seririt, Buleleng

  • www.nusabali.com-pura-siwa-budha-miliki-lingga-tertinggi-pura-purohita-di-desa-unggahan-kecamatan-seririt-buleleng
  • www.nusabali.com-pura-siwa-budha-miliki-lingga-tertinggi-pura-purohita-di-desa-unggahan-kecamatan-seririt-buleleng
  • www.nusabali.com-pura-siwa-budha-miliki-lingga-tertinggi-pura-purohita-di-desa-unggahan-kecamatan-seririt-buleleng

SINGARAJA, NusaBali - Pura Purohita tergolong salah satu pura unik di Buleleng.  Pura kahyangan jagat ini berlokasi di Banjar Dinas Benyahe, Desa Unggahan, Kecamatan Seririt, Buleleng. Pura yang dibangun tahun 2011 ini memiliki palinggih lingga tertinggi di dunia, yakni 5,92 meter dan keliling 8,70 meter.

Lingga terbesar ini sempat dicatat Museum Rekor Indonesia (Muri) tahun 2015. Jero Mangku Gede Pura Purohita, Wayan Wirka mengatakan Pura Purohita menstanakan Dewa Siwa melalui palinggih lingganya. Selain itu, memiliki patung Dewi Kwan Im dan juga palinggih Ratu Subandar. Perpaduan ini pun membuat Pura Purohita dikenal sebagai Pura Siwa - Budha.

Di areal pura tampak bersih  dan asri. Ada pancoran dari delapan sumber mata air yang dipakai panglukatan (prosesi penyucian), sebelum tahap persembahyangan. Pancoran yang dinamai pnglukatan Sapta Gangga ini pun sangat disakralkan. Karena mata airnya dari pertemuan delapan sumber mata air. Sumber air di panglukatan ini dipercaya bertuah untuk umat dalam memperoleh kesucian, kesehatan, keharmonisan, dan kebahagiaan.


Posisi delapan sumber mata air ini melingkar dengan rasa berbeda. Mulai dari rasa manis, pahit, sepet dan lainnya. Hanya saja rasa air dari pancuran panglukatan ini hanya bisa dirasakan oleh orang orang tertentu saja.

“Para pamedek akan kami berikan informasi tentang tata cara dan tahapan-tahapan persembahyangan maupun proses malukat, palinggih - palinggih di kawasan pura, serta manfaat dari pemujaan yang dilakukan,” terang Mangku Wayan Wirka.

Menurutnya, pamedek yang datang kebanyakan melakukan ritual penglukatan. Namun beberapa juga datang untuk memohon kesejahteraan dan kemakmuran. Hal ini dibuktikan dengan distanakannya Ratu Subandar pada sebuah palinggih. Maka, Pura Purohita ini sendiri dikenal sebagai Pura Siwa - Budha.

Foto: Mangku Gede Pura Purohita Wayan Wirka. -IST

Ratu Subandar ini distanakan di atas palinggih berbentuk perahu dengan ornamen atau hiasan dengan corak budaya Cina Tionghoa. Area di tengah perkebunan dan dekat sungai, membuat pura ini sangat tenteram. Keasrian dan ketenangan situasi pura sangat cocok digunakan untuk meditasi dan beryoga semadi.

Mangku Wayan Wirka mengatakan, awal keberadaan Pura Purohita ini sebelumnya hanya terdiri dari palinggih bebaturan saja. Bebaturan stana Dewa Siwa ini pun disebut sebagai cikal bakal Pura Purohita. Piodalan di ini jatuh pada Saniscara Paing Wuku Ukir. Namun pelaksanaan piodalan hanya diambil sekali dalam setahun. Dalam piodalan di tengah tahun hanya matur piuning saja.7k23

Komentar