nusabali

Tiga Terlapor Penebas Genit Diamankan

  • www.nusabali.com-tiga-terlapor-penebas-genit-diamankan

Nyoman Aria Sukartana alis Genit, 33, terbaring tidak berdaya di ruang Sahadewa, rumah sakit Kertha Usada setelah mengalami sejumlah luka tebas di sekujur tubuhnya.

SINGARAJA, NusaBali
Ia yang merupakan warga Lingkungan Kayubuntil Barat, Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan/Buleleng, dikeroyok satu keluarga tetangga yang terdiri dari ayah dan dua anak kembarnya, pada Minggu (11/6) pukul 17.30 Wita. Kejadian tersebut dipicu masalah pribadi yang sering terjadi antara dua tetangga ini.

Dari peristiwa tersebut Polres Buleleng pun mengamankan tiga orang terlapor satu keluarga yakni Gede P, 45, serta dua anak kembarnya Nengah AW, 24, dan Komang AW, 34, warga Lingkungan Kayubuntil Barat, Kampung Anyar, Buleleng. Dari keterangan awal hasil pemeriksaan pengeroyokan yang berujung penebasan itu diawali saat korban Genit dalam kondisi mabuk.

Saat itu korban disebut menantang siapa saja yang ada di dekatnya termasuk tiga orang anggota keluarga terlapor yang tinggal bersebelahan dengannya. Ketiga terlapor yang kemudian terpancing dan emosi langsung menghampiri korban dan mengeroyoknya. Satu di antaranya membawa sebilah pedang perukuran 60 cm.

Korban pun mulai tersungkur saat badannya mulai mengucurkan darah dari sejumlah luka. Warga setempat dan keluarganya yang menyaksikan langsung kejadian itu tidak dapat berbuat apa, karena terlapor memegang senjata tajam. Kaur Bin Ops (KBO) Satuan Reskrim Polres Buleleng IPTU Abdul Aziz ditemui Senin (13/6) di ruangannya seizin Kapolres Buleleng AKBP I Made Sukawijaya membenarkan telah mengamankan tiga orang terlapor.
 
Namun sampai saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap tiga terlapor. Pihaknya pun mengaku belum menaikkan status terlapor menjadi tersangka karena masih dalam proses penyelidikan. Kejadiannya pun belum jelas, meski polisi sudah mengamankan barang bukti, pihaknya belum mengetahui siapa pemegang pedang dalam peristiwa penebasan itu.

“Sampai saat ini kami masih dalami apa motif sebenarnya penebasan itu dan apakah ada unsur pengeroyokan atau tidak. Sementara ketiganya sudah kami amankan sejak Minggu malam dan dijemput langsung dirumahnya,” ujar dia.

Sementara itu korban dan keluarganya yang ditemui di rumah sakit, Senin (12/6) siang kemarin masih trauma. Bahkan Genit baru saja siuman dari efek bius pasca operasi penanganan luka tebas yang dialaminya di sekujur tubuh. Luka tebas yang dideritanya cukup parah, seperti yang tampak di bawah ketiak kiri, perut, dada, hingga tangannya. Bahkan wajahnya luka lebam akibat terkena pukulan.

Dari pengakuannya Genit mengaku saat itu sedang mengkonsumsi alkohol. Hanya kejadian menantang terlapor ia lakukan karena sudah tidak kuat dengan keluarga terlapor yang dianggapnya sering memainkan emosi dirinya. Genit pun mengatakan dirinya sempat dua kali keluar masuk penjara, karena sebelumnya ditantang keluarga terlapor sehingga ia tidak kontrol diri dan memukul terlapor. 

Dari pengakuan Genit, ia sering kali tersinggung karena keluarga terlapor membuang air kotor bahkan mengencingi tembok belakang rumahnya sehingga mendatangkan bau tidak sedap. “Saya dua kali masuk penjara gara-gara pukul dia. saya ditantang dan emosi. Kemarin saya memang tantang si Lembong (pelaku,red), tapi anak-anaknya ikut keroyok saya” katanya yang masih terbaring di tempat tidur.

Genit yang saat itu mengaku masih dalam kondisi sadar melihat salah satu anak kembar terlapor membawa sebilah pedang. Hanya saja dia tidak dapat mengenali karena mereka kembar identik yang memiliki wajah yang sama. Bahkan anak korban AG, yang baru berusia 11 tahun, yang tidak kuat melihat ayahnya ditebas korban, berupaya memberikan perlawanan kepada keluarga terlapor yang sedang memukuli ayahnya.

Namun karena tubuhnya yang kecil, ia tidak sanggup menangkis pukulan yang diberikan oleh salah satu anak kembar terlapor yang tidak membawa pedang. AG pun mengalami luka bengkak tangan kanan dan kaki yang sempat diinjak oleh terlapor. Sedangkan Putu Dariani, 29, istri korban yang melihat suami dan anaknya terlibat pengeroyokan itu hanya bisa berteriak.
 
“Saya teriak liat suami saya dipukuli dan ditebas pakai pedang, banyak yang lihat di sana tetapi tidak ada yang berani menolong,” ungkapnya sedih mengenang kejadian itu. Warga pun baru bisa menolong dan membawa korban ke rumah sakit setelah terlapor meninggalkan TKP. *k23

Komentar