nusabali

Ogoh-Ogoh 'Amukti Kalki Awatara' Desa Sudaji Terbaik di Buleleng

  • www.nusabali.com-ogoh-ogoh-amukti-kalki-awatara-desa-sudaji-terbaik-di-buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Panitia lomba ogoh-ogoh Kabupaten Buleleng akhirnya menetapkan juara, setelah melakukan penilaian sejak 13-17 Maret lalu.

Ogoh-ogoh Amukti Kalki Awatara karya Sekaa Truna Tunas Teratai Tunjung Mekar Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Buleleng keluar sebagai juara di tingkat Kabupaten Buleleng. Pembina Sekaa Truna Tunas Teratai Tunjung Mekar Ketut Sudiasa dihubungi Kamis (23/3), mengaku berbangga ogoh-ogoh garapan yowana di Sudaji menjadi ogoh-ogoh terbaik di Buleleng. Dia menjelaskan memilih membuat ogoh-ogoh Amukti Kalki Awatara karena melihat situasi dan kondisi terkini.

Kalki Awatara dalam sastra Hindu merupakan awatara terakhir yang turun pada zaman Kaliyuga. Penanda zaman kaliyuga pun sudah terlihat dengan fenomena dan kejadian, peristiwa yang terjadi di masyarakat. Mulai dari korupsi, perampokan, pembunuhan, pelecehan seksual, aborsi, kekerasan dalam rumah tangga dan berbagai kejadian amoral lainnya yang menjadi gambaran sedang berada pada zaman Kaliyuga.

“Awatara ini jelmaan Dewa Wisnu yang musuhnya adalah manusia-manusia tidak berakhlak. Konsep ogoh-ogoh ini pun harapan kami setidaknya bisa mengingatkan dan menyadarkan kembali manusia bahwa sekarang bumi sedang tidak baik-baik saja,” terang Sudiasa.

Selama dua bulan lebih Sudiasa sebagai pencetus konsep dibantu rekannya Kadek Suma Dirgantara yang menghandle anatomi dan teknik gerak serta Gede Wirama yang menghandle tapel dan aksesoris.

“Pengerjaannya dua bulan penuh. Memang awal kami satukan dan bahas konsep dulu sebelum eksekusi. Kalau bahan tidak ada yang spesial, hanya ada teknik gerak di bagian kuda putih yang bergerak ke kanan dan ke kiri, gerakan cakra dan bumi memutar, manusianya juga semua bergerak total ada 5 gerakan dengan alat sederhana,” ungkap Sudiasa.

Sekaa Truna yang sebelumnya juga Juara III Kabupaten 2022 pada lomba yang sama mengaku nekat dengan modal awal Rp 5 juta membuat ogoh-ogoh. Namun beruntung ada dukungan penuh pemerintah desa dinas, desa adat dan juga warga Desa Sudaji yang memberikan dukungan material untuk menuntaskan ogoh-ogoh senilai Rp 35 juta ini.

Ogoh-ogoh Amukti Kalki Awatara ini pun diarak saat pangerupukan di Desa Sudaji sebagai sebuah kebanggan. Atas keberhasilan ini sekaa truna Tunas Teratai Tunjung Mekar Sudaji berhak atas hadiah uang tunai Rp 50 juta. Sudiasa menyebut hadiah tersebut akan sebagian akan dipakai syukuran dengan anggota sekaa truna, sebagian akan dipakai membeli peralatan pembuatan ogoh-ogoh tahun depan.

Sementara Kepala Bidang Adat dan Tradisi Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Angga Prasaja mengatakan dari proses lomba ogoh-ogoh tahun ini ada peningkatan dari jumlah peserta. Antusias yowana mengikuti lomba juga sangat tinggi, dilihat dari hasil kreativitas ogoh-ogoh.

“Penilaiannya sangat kompleks,  dari segi estetika, keunikan tema, konstruksi, anatomi, ekspresi dan kreativitas. Ada juga etika payasan itu nyambung atau tidak ogoh yang dibuat. Terakhir sumber sastra Hindu yang disampaikan dalam ogoh-ogoh,” terang Angga.

Dia berharap ke depannya peran serta yowana dalam melestarikan seni, adat dan budaya tidak hanya di bidang ogoh-ogoh. Pemerintah menginginkan peran serta pelestarian oleh yowana juga menyentuh hal-hal lainnya.

Di sisi lain hasil penilaian dewan juri  selain ogoh-ogoh Amukti Kalki Awatara sebagai juara I, juga ditetapkan Juara II dan III. Juara II diraih oleh  Sekaa Truna Giri Kusuma, Banjar Giri Loka, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng dengan karya ogoh-ogoh Sang Hyang Penyalin. Kemudian Juara III diraih Seka Truna Eka Stana dari Banjar Kubu Anyar, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Tiga juara tingkat kabupaten ini pun bersaing dengan 63 ogoh-ogoh lainnya di 9 kecamatan Buleleng. *k23

Komentar