nusabali

Dua Teknologi Inovasi Ciptaan Civitas INSTIKI Jadi Daya Tarik DTIK Festival 2023

  • www.nusabali.com-dua-teknologi-inovasi-ciptaan-civitas-instiki-jadi-daya-tarik-dtik-festival-2023

DENPASAR, NusaBali.com – Menjadi salah satu Kampus IT Desain dan Bisnis di Bali, Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) lagi-lagi buat kagum banyak orang dalam gelaran Denpasar Teknologi Informasi dan Komunikasi (DTIK) Festival 2023 di Dharmanegara Alaya (DNA) Denpasar pada Senin (27/2/2023) siang.

Pasalnya, INSTIKI mampu unjuk gigi dengan memamerkan teknologi ciptaannya yang sempat menyita perhatian Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara untuk mencoba langsung inovasi tersebut.

Direktur Inkubator Bisnis Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI), Ida Bagus Ary Indra Iswara mengatakan pihaknya membawa Inovasi unggulan pada kegiatan DTIK Festival 2023 kali ini. Inovasi pertama yakni SciYoga yaitu sebuah inovasi civitas INSTIKI yang mampu membaca gelombang otak dan mengetahui tingkat stres serta tingkat konsentrasi seseorang.

“Ketika sudah mengetahui data itu, maka kami bisa memberi treatment yang tepat untuk orang tersebut. Ini juga salah satu inovasi yang sempat dicoba oleh Walikota Denpasar,” ujar Indra.

Tak hanya itu, kata Indra melalui Pusat Studi Digitalisasi Budaya Bali, INSTIKI Menampilkan salah satu karya terbaru yakni pengembangan 3D Prasasti Baturan hingga Virtual Tour Bersejarah.

“Tujuan untuk dapat melestarikan budaya Bali dalam bentuk digital. Karena di Bali memiliki banyak pura tetapi belum memiliki dokumentasi lengkap seperti apa, sehingga jika ada bencana alam atau pemugaran kami tidak pernah tahu histori sebelumnya seperti apa,” tuturnya.


Foto: Direktur Inkubator Bisnis Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI), Ida Bagus Ary Indra Iswara. -NGURAH EBI

Saat ini pihaknya sedang melakukan observasi di 4 kabupaten di Bali diantaranya Kabupaten Bangli, Gianyar, Denpasar dan Badung untuk membuat projek 3D dari pura yang ada di lokasi tersebut.

Adapun tim yang mereka ajak dalam proses ini melibatkan mahasiswa INSTIKI, Fakultas Kebudayaan Universitas Udayana, stakeholders lain, dosen INSTIKI, atau dari Bandesa Adat di lokasi tujuan.

Memiliki inovasi yang sangat berguna dan berbasis kearifan lokal Bali, Indra menerangkan pihaknya mengalami sebuah kendala atau tantangan. Tantangan tersebut didapatkan dari pola pikir masyarakat soal digitalisasi, sehingga ada banyak persepsi yang muncul soal inovasinya. Namun, Indra dengan tegas pihaknya tidak akan menyerah karena inovasinya merupakan bentuk upaya pelestarian budaya Bali. Ia juga berharapan ke depan pihaknya ingin membuat metaverse atau niskala Bali yang akan diciptakan yakni niskala digital.

“Dengan adanya digitalisasi budaya Bali ini bisa mencegah orang yang sedang haid atau berhalangan pergi ke pura. Sehingga pengalamannya kami rubah, mereka tetap bisa berkunjung ke pura namun dengan pengalaman yang berbeda yakni lewat digital,” pungkasnya. *ris




Komentar