nusabali

Sekaa Barong Merana saat Pandemi, Kini Bisa Menari hingga 35 Kali Sebulan

  • www.nusabali.com-sekaa-barong-merana-saat-pandemi-kini-bisa-menari-hingga-35-kali-sebulan

DENPASAR,NusaBali
Membaiknya pariwisata Bali bisa dikenali dengan jelas dari tontonan wisata. Salah satunya pertunjukan barong.

Seni pertunjukan tersebut kini tak lagi sepi penonton. Seperti yang dialami Sekaa Barong Putra Barong yang beralamat di Jalan Raya Celuk, Sukawati, Gianyar.  Sekaa barong ini kini hampir tiap hari pentas. Bahkan bisa lebih dari sekali dalam sehari. “Umur bulan itu 30 hari, kami sekarang bisa pentas sampai 35 kali lebih. Atau lebih dari sekali dalamsehari,” ungkap I Made Wija, Kelian Sekaa Barong Putra Barong,  Rabu (8/2).

Kata dia semua itu karena pariwisata Bali sudah membaik. Wisatawan manca negara dan wisatawan nusantara  semakin banyak  berwisata ke Bali.

 “Kalau di kami (Putra Barong) dominan wisatawan domestik, yakni grup-grup seperti kalangan  pelajar, mahasiswa maupun komunitas,” terangnya.

Penari maupun penabuh yang dulu sempat vakum, pada masa pandemi Covid-19, kini punya kegiatan tetap,  menari menghibur wisatawan. “Senang jika melihat wisatawan ramai,” ungkap Wija.

Aktifnya kembali pertunjukkan barong, tentu berdampak terhadap pendapatan para penari. Dalam sebulan  anggota sekaa memperoleh honor sekitar 1 juta.

 “Memang belum sesuai dengan yang kami harapkan,” ujarnya. Dia sebenarnya berharap setiap anggota sekaa dapat Rp 1,2 juta. Hanya saja belum tercapai. Namun demikian, dia dan anggota sekaanya bersyukur karena sudah mulai ada pentas, dari sebelumnya sepi pada saat pandemi. Dia juga mengaku honor saat ini bertambah, dibanding sebelum pandemi.

Dituturkan Wija, ketika itu  mereka memperoleh honor antara Rp 700 ribu sampai Rp 800 ribu dalam sebulan masa pentas.

Tidak saja anggota sekaa tari barong, para pedagang souvenir juga merasakan dampak membaiknya pariwisata.  “Sekarang sudah mulai bisa berjualan,” ujar I Nyoman Suarta, salah seorang pedagang souvernir. Sebelum  Suarta menuturkan hampir 3 tahun berhenti berjualan, karena tidak ada turis. “Syukur sekarang wisatawan sudah ada,” ucapnya. Dia mengaku senang, walaupun harus ke sana-kemari, datang ke DTW, apakah sekaa  pertunjukan atau taman satwa dan DTW lainnya, menawarkan souvernir. “Ada pekerjaan  tambahan, selain bantu istri berjualan di rumah,” ungkap Suarta. *K17

Komentar